16

3.9K 468 28
                                    

Nara sedang duduk di rooftop sekolahnya, menikmati angin yang menyegarkan hatinya, menikmati angin yang sedikit membuat pikirannya lebih tenang.

Jujur Nara sangat menderita sekarang, dia harus terus terusan berpura pura tidak tahu akan apa yang di lakukan kekasih dan kembaran nya.

Kalau boleh memilih, Nara lebih baik tidak tahu sama sekali soal semua ini, dari pada dia harus mengetahuinya dan berakhir berpura pura tidak tahu.

Nara bener bener gak siap kalau nanti Jaemin pergi ninggalin dia dan lebih milih Naya, biar nanti Jaemin memilih Naya setelah dirinya pergi, biarkan Jaemin berada di samping Nara sampai Nara benar benar pergi.

"Tunggu ya, Na. Gak lama kok, kamu bakal bebas sama Naya terus tanpa ada nya aku." Lirih Nara.

Tanpa terasa air mata Nara mulai mengalir, sakit rasanya di khianati oleh dua orang yang sangat berharga untuk nya.

Naya adalah sebagian dari hidup Nara, dan Jaemin adalah bagian yang bermakna di hidup Nara. Keduanya sama sama penting dan berharga, tapi keduanya tega melukai hati Nara.

"Nar..."

Nara nengok ke sumber suara, udah ada Jeno yang duduk di samping dia.

"Lo nangis lagi?" Tanya Jeno.

Nara buru buru ngehapus air matanya terus geleng geleng sambil berusaha senyum.

Tapi Jeno tahu, dia tahu betul apa yang di rasakan oleh wanita yang ada di sampingnya sekarang.

Dengan cepat Jeno menarik Nara kedalam pelukannya, dan karena itu Nara mulai menangis kembali.

Menumpahkan semua rasa sakit di dada nya, menyalurkan rasa sedih nya pada Jeno.

"Jennn..." Lirih Nara.

"Iya gapapa, nangis aja."

Jeno mengelus punggung Nara lembut, berusaha memberikan sedikit ketenangan untuk Nara.

"Kenapa lo gak minta putus aja sih, Nar. Lo berhak bahagia, dan biarin Jaemin nyesel karena udah menyianyiakan wanita sebaik lo."

Nara hanya diam, dia tak mungkin menjelaskan semuanya pada Jeno sekarang.

Sampai tiba tiba, lagi lagi rasa sakit di dada nya muncul, akibat tangis nya yang terlalu kuat.

"Akh, Jen. Sakit."

"Lagi?" Tanya Jeno panik.

"Jenoooo."

"Obatnya bawa?"

Nara mengangguk lemas, tangan kanan nya meremas bagian dada nya kuat, dan tangan kirinya berusaha mencari obat di saku nya.

Dengan cepat Jeno membantu Nara mengambil obat itu di saku nya.

Setelah dapat, Jeno langsung memberikan obat itu ke Nara, berbagai macam obat yang cukup banyak, Nara teguk tanpa bantuan air.

Setelah Nara cukup tenang, Jeno langsung memberikan pertanyaan yang cukup serius pada Nara, dia tidak bisa terus terusan di hantui rasa penasarannya, dia yakin kalau ada hal buruk yang terjadi pada Nara.

"Nar, jujur sama gue. Lo kenapa?!" Tanya Jeno tegas.

"Gak—"

"Kalau lo masih gak mau jujur sama gue, gue bakal bilang sekarang juga ke semua orang termasuk Abang lo, kalau Jaemin udah khianatin lo dengan bermain di belakang sama Naya!" Ancam Jeno.

Jeno muak, benar benar muak dengan Nara yang selalu mengatakan bahwa dirinya baik baik saja, padahal dengan jelas Jeno tahu kalu Nara sedang tidak baik baik aja.

Gak ada jawaban apapun dari Nara, Jeno berniat buat bangkit dari duduk nya, namun di urungkan karena Nara yang tiba tiba memeluknya sambil menangis.

"Jangan, Jen. Gue mohon, jangan."

Jeno diam, dia tidak tega melihat Nara menangis seperti ini, tapi dia lebih tidak tega kalau Nara harus menahan beban sendiri, dia ingin Nara menjadikan dia sebagai pundak untuk menyurahkan keluh kesah dan apa yang dia rasakan.

Walau dia tahu, dia hanya tempat Nara untuk singgah, di hati Nara, tetap hanya Jaemin yang menetap.

Jeno membalas pelukan Nara, "Gue gak mau lo nahan beban sendiri, Nar. Kalau sesuatu terjadi di diri lo, datang ke gue, gue bakal selalu ada buat lo."

"Jen, gue sakit." Lirih Nara.

"S-sakit?"

"Gue mengidap penyakit kelainan jantung dari lahir."

Mata Jeno melotot sempurna, pergerakan tangannya di punggung Nara pun langsung terhenti.

Jeno sama sekali gak nyangka kalau penyakit Nara separah ini.

Beberapa menit Jeno berdiam diri, berusaha menerima kenyataan yang rasanya sulit untuk ia terima.

Nara gadis cantik dan lugu, gadis yang sangat baik dan ramah pada siapapun ini, mengidap penyakit yang cukup serius?

Jeno benar benar tidak menyangka semuanya terjadi.

"Ini sebab nya lo gak suka ikut pelajaran olahraga dan jarang ikut upacara? Dan ini juga sebab nya lo kadang gak masuk sekolah karena alasan sakit?" Tanya Jeno.

Nara mengangguk lemah, "Dan ini juga  sebab nya kenapa Jaemin berpaling ke Naya, Jen. Selama ini yang Jaemin tau gue sibuk belajar, padahal selama ini, saat gue menghilang dari dia, gue lagi berobat, Jen."

"Jadi Jaemin gak tau soal ini?"

"Gak ada yang tau, selain keluarga gue, dan lo sekarang."

"Kalau Jaemin tau semua ini, dia pasti bakal semakin nyesel karena udah tega buat wanita sebaik lo menderita, Nar. Lo lagi berusaha ngelawan penyakit lo, di saat seperti ini harusnya lo butuh dukungan dia, tapi apa yang dia lakuin?!"

Jeno mulai tersulut emosinya, bayangan Jaemin yang tega menyakiti Nara dan keadaan Nara yang sekarang benar benar membuat nya semakin marah pada Jaemin.

"Kehadiran Jaemin udah cukup jadi penyemangat hidup gue, Jen. Karena hadirnya Jaemin di hidup dan hati gue, gue bisa bertahan sejauh ini."

Jeno langsung melepaskan pelukan Nara, dia menangkup kedua pipi Nara agar mata mereka saling bertemu.

"Lo harus bertahan, sampai kapan pun, gue yakin lo bakal sembuh, dan gue yakin lo kuat."

"Dan ada gue disini yang bakal nemenin lo buat ngelewatin itu semua, ya?"

Jeno menghapus sisa air mata di pipi Nara, dan Jeno memberikan senyuman manis nya untuk Nara, memberikan semangat pada Nara kalau semua akan baik baik saja, dan meyakinkan Nara kalau dia akan selalu ada di sampingnya.

"Kalau ada apa apa, bilang sama gue ya? Gue bakal jadi orang pertama yang bantu dan lindungi lo, sekali pun itu dari Jaemin."

"Janji bakal bertahan dan gak pergi ninggalin gue ya, Nar?" Tanya Jeno tulus.

Mata Nara berkaca kaca kembali, dia tidak menyangka kalau Jeno sebaik ini, dia tak mengira kalau Jeno orang yang malah tahu tentang kondisi nya, bukan Jaemin yang status nya kekasih dari nya.

"Makasih, Jen. Makasih banyak."

"Gue ada disini untuk jadi sayap pelidung lo, Nar."

Kinaraya| Na Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang