Chapter 15

870 78 16
                                    

Sebelum Membaca Chapter ini.
Gue pengen bilang.
.
.
Sengaja di Bold
.
.
Apapun Dampak Yang Terjadi setelah membaca Chapter ini.
.
Penulis tidak bertanggung jawab. Pada Efek Samping Yang Di hasilkan
.
.
.
.
(」゚ロ゚)」
.
.
Oke, Mengerti?
.
.
Lanjut
.
(」゚ロ゚)」

Chapter 15
Sebuah Ciuman

Aku tahu dengan apa yang ku lakukan saat ini. Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi dan Well... Aku sendiri yang melakukannya.

Aku tidak mahir dalam hal seperti ini. Tapi tetap saja ku lakukan. Aku tidak mengerti dengan kinerja otakku sekarang. Tapi sekarang, aku tidak bisa memunafikan hal ini.

Pupil mata Elios membulat besar. Aku tahu ia pasti terkejut dengan kecupan mendadak ini. Baru saja aku ingin menarik bibirku menjauh darinya.

Elios menahan tengkukku dengan kuat. Ia tak ingin melepaskan serangan mendadak yang ku lakukan.

Tubuhku terasa sedikit terangkat dan sedetik kemudian. Elios memutar tubuhku hingga aku bisa merasakan punggungku menyentuh dinding.

Ini mungkin ciuman kedua kami. Well... Setelah acara pernikahan kami beberapa waktu lalu. Aku bisa merasakan sebuah ciuman yang menuntut dan mendamba dari yang di lakukan oleh Elios.

Dan sialnya. Aku sendiri seolah ingin merasakannya lebih lama. Lagi dan lagi. Bukan sebuah ciuman yang kasar dan memaksa seperti yang sebelumnya.

Tapi lebih ke perasaan yang tidak tersampaikan selama beberapa waktu. Sangat jelas ku kurasa bahwa Elios melumat bibirku dan mengecapnya beberapa kali. Seolah dia sedang mengulum sebuah permen dengan nikmat.

Bahkan hal diluar dugaan terjadi. Aku bisa merasakan tangan Elios yang lain perlahan-lahan menyusup kedalam bajuku. Ciuman Elios semakin memanas.

Bibirnya bak senjata yang menerkam bibirku, menggoda, dan memanggut. Secara mengejutkan aku bisa merasakan sebuah sengatan bahagia yang sama-samar dalam dadaku.

Yang mana membuatku terus memegang erat-erat tubuh maskulin yang ada dihadapanku ini. Aku mencoba membalasnya namun tak cukup pandai untuk mengikuti iramanya.

" Sungguh?" manik mataku menatap Irish gelap mata Elios. Tatapan yang menuntut kebenaran.

" Apa?" jawabku asal. Perasaan itu masih mengalir dan masih terasa hangat didada.

" Kau sudah mulai mencintaiku? Sungguh? Dengan semua kelebihan dan kekurangan ku?"

" Oh... Apa barusan aku mengatakan hal itu?" berpura-pura bersikap bodoh.

" Jika kau bersikap bodoh sekali lagi." Sepertinya ia tahu, aku sedang berkilah.

" Bibirmu akan ku lahap sekali lagi."

Mungkin aku tidak akan menolaknya dan pipiku terasa seperti disengat oleh listrik, panas.

" Oke. Kau setuju untuk membantu Arkey dan Kaya." sahutku cepat.

Buru-buru aku ingin menjauh dari Elios. Tapi dadanya yang kekar menahan jalan keluar ku.

" Inesh." Dagu-ku tertarik ke atas. Irish hitamnya menatapku dalam.

Halloween Love Secret ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang