SD 3

864 68 20
                                    

Kakak - Adik

" Dady!!" teriak Rhea seraya berlari masuk ke dalam ruang kerja Elios.

Elios yang tengah sibuk membaca dokumen. Mendongak menatap sang putri dari bingkai kacamata yang tersemat di wajahnya.

" Ya manis?"

" Rexa!! Dia hampir menunjukkan identitasnya sama murid-murid sekolah." jelas Rhea

Alis Elios berkerut hampir menyatu.

" Dad. Jangan dengarkan dia." kini malah Rexa yang muncul dari balik pintu. Seragam sekolahnya nampak urak-urakan.

" Aku hanya sedikit memberikan kejutan."

" Oh ya? Kejutan?" ungkap Rheana seraya melipat tangan.

" Gigi taringmu hampir terlihat. Kau lupa dengan pesan Mom? Jangan menunjukkan identitas asli kalian pada manusia."

" Ck. Dasar cerewat. Bilang saja kau iri."

" Aku tidak iri, Monster!!"

" Kau iri. Karena hanya kau yang terlahir sebagai manusia biasa. Beda denganku dan Rasi."

Wajah Rheana memerah. Matanya mulai terasa perih.

" Aku tidak seperti itu!! Aku mensyukuri apa yang ada dalam diriku. Aku mewarisi darah Mommy. Dan aku tidak keberatan. Tentang itu."

" Omong kosong. Kau itu iri Rheana Vlaneal Adenza. Iri. I. R. I. Oke?"

Rheana mulai termakan api percikan Rexa. Tangannya mulai mengepal. Siap ingin menghajar wajah mulus sang abang.

" Jangan mimpi, Rhea." menatap tangan Rhea. " Kau tidak akan bisa memukulku."

" REXA!!"

Elios sudah tidak tahan melihat sikap putra pertamanya ini. Sedari kecil Elios sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan.

Tidak di habis pikir. Bagaimana bisa Rexa memiliki sifat seperti ini. Padahal baik dia dan Inesh tidak seperti itu.

" Berhati-hati dengan dunia manusia." tegur Elios " Atau kau akan ku kirim ke Pennslyvania bersama Ella."

Air muka Rexa bereaksi. Dia tidak ingin pulang kampung. Pennslyvania itu membosankan. Dan ia lebih menyukai Aiden.

" Kau hanya perlu menunjukkan dirimu pada gadis yang tepat." seru Elios mengingatkan.

Rexa hanya mengiyakan dengan rasa malas.

" Rexa!!" tegur Elios

" Baik Dad." dia tertunduk merasa bersalah.

" Mana Rasi?"

Kepala Rheana dan Rexa serempak menoleh ke ambang pintu. Kosong, tak ada Rasi yang berdiri di belakang.

" Dia tadi di belakang." komentar Rexa

" Mungkin abang Rasi udah balik kamar." sahut Rhea

" Nah. Kalian perlu mencontoh Rasi. Dia lebih tenang dan kalem dari pada kalian berdua."

Rexa memutar bola mata malas.

" Dad. Manusia setengah jadi itu. Hanya pencitraan. Percayalah padaku."

" Huh? Bukannya kau juga sama?" cibir Rhea dengan ekor mata.

" Jangan menyamakan diriku dengan si Rasi bintang itu. Aku dan dia beda!!"

" Hahaha." Rhea tertawa congkak " Otak mesum kalian juga sama."

" Rheana!!" tegur Elios dengan tajam

" Berhenti mengganggu abangmu!!"

" Baik, Dad." tertunduk lesu.

" Sekarang kembali ke kamar kalian masing-masing."

Rheana dan Rexa mengganguk. Lalu menurut ke luar kamar.

" Aku lupa bilang sesuatu sama Dad." ungkap Rexa di luar kamar.

" Apa? Abang ingin melaporkanku pada Dady lagi?"

" Bukan! Aku cuma mau bilang. Si Axel dan Sydney mau ngajakin liburan ke Maldive."

" Aku ikut!!!"

" Apa?" Rexa menatap sang adik dengan tatapan tak percaya.

" Jangan mimpi" menekan kening Rheana dengan telunjuk.

" Ini pesta lelaki. Kau tinggal jaga rumah, Princess. Hahaha."

Rexa berjalan pergi. Meninggalkan Rheana dengan wajah kesal.

" Dasar abang ngeselin!!!"

_________

SIDE STORY
HALOWEEN LOVE SECRET
THE END
.
.
.
.

(●'∀`●)

Yeaayyyyyyyyyyyy
.
.
.

Jika kalian jeli.
Kalian akan menemukan sesuatu
.
.
.
(>y<)
.
.
Bye Bye
.

Terima Kasih
.
Telah Mengikuti
.
HLS
.
Hingga sejauh ini
.
Love you guyss
.
( ˘ ³˘)( ˘ ³˘)♥

Halloween Love Secret ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang