Part 10

53 4 0
                                    

Beri waktu sebentar untuk merasakan
dalam relung hatimu dipenuhi oleh nama siapa.

~Imam Penyempurna Agamaku~

🌹🌹🌹

Sonia memilih untuk tidak membangunkan Aneska. Hatinya berkata kalau Aneska belum siap menyampaikan hal ini kepadanya, maka dari itu putrinya belajar lagi tentang islam diam-diam. Ia menyelimuti Aneska kembali, lalu berjalan ke arah jendela untuk membuka tirai yang tak jauh dari ranjang Aneska..

Sebelum Aneska menyadari kehadirannya, Sonia bergegas keluar. Tak lama selepas Sonia keluar, mata Aneska mengerjap. Tubuhnya menggeliat dan matanya menyipit, silau dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendelanya.

Ia terbangun dan meraih gelas berisi air di atas nakasnya.

Waktu makan siang yang terdengar hanya suara dentingan sendok dan piring. Baik Zara, Aneska maupun Sonia tidak bicara sama sekali.

Saat Aneska ingin beranjak dari kursinya, Sonia menahan pergelangan tangannya lembut. "Ada yang mau kamu sampaikan gak sama Mama?"

Kening Aneska mengerut. "Maksud Mama? Anes gak paham."

Sonia pikir dengan memancing pertanyaan akan membuat Aneska membeberkan keinginannya untuk masuk Islam. "Barangkali ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan atau ceritakan sama Mama, gitu."

Zara merasa heran dengan Sonia yang seperti orang memaksa dan Aneska seperti orang linglung. "Sesuatu apa sih, Ma?"

"Ya justru itu Mama nanya sama Anes, barangkali ada yang mau disampaikan."

Aneska menggaruk rambutnya. "Anes gak mau ngomong atau ceritain apapun kok. Yang ada Anes malah bingung Mama tiba-tiba ngomong gitu."

Sonia melepaskan cekalannya pada tangan Aneska, lalu menumpuk piring kotor. "Ya, barangkali Aneska pengen barang atau pengen apa gitu cuma canggung ngomongnya."

Zara dan Aneska semakin tidak paham dengan tingkah Sonia. "Mama aneh banget tau hari ini," ucap keduanya.

Ia terdiam sejenak, mencari topik pembicaraan yang tepat sebagai pengalihan. "Oh, iya. Ra kamu jangan lupa temenin Mama belanja nanti sore."

"Belanja sayuran sama bumbu dapur buat besok, Ma?"

"Bukan, Sayang. Dua hari lagi mau ada acara Maulidan di rumah. Rencananya Mama mau catering aja buat dibawa pulang. Kalau untuk makanan yang nantinya disuguhkan Mama mau belanja bahan mentahnya aja. Rencananya sih buat bikin risoles, brownies, sama goreng pisang."

Aneska membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.

🌹🌹🌹

"Ummi, dari awal Abbasy udah bilang jangan terlalu capek ngurusin rumah, kan ada Natasha, Ridwan sama Salsa. Terus juga Ummi tenang aja soal masalah Jihan. Insyaallah sebentar lagi dia sembuh."

"Tenang gimana maksud kamu? Ummi selalu kepikiran, Ummi ini kan Ibunya."

"Iya, Abbas tau. Cuma kalau kepikiran terus kan jadinya pusing sendiri."

"Ummi pasti pegal. Biar Abbasy pijitin," sambungnya lagi.

Ridwan memangku betis Umminya dengan senyuman. Ia mengambil krim pereda nyeri dan dioleskannya perlahan pada permukaan kulit Umminya.

Imam Penyempurna Agamaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang