Vote and Comment!
©©©
"Makan yang bener! Gak usah banyak ngeluh. Kamu sakit gini juga gara-gara diri kamu sendiri kan? Udah tau gak bisa makan pedes malah sok jagoan. Biar apa? Biar cewek itu kagum sama kamu gitu? Papa gak pernah ngajarin kamu ngebucin sampai membahayakan diri sendiri yah, Sam."
Begitulah David, anak sakit bukannya dimanja malah dimarahi terus-menerus sejak bangun tadi pagi. Setelah Samudera menceritakan tentang dirinya yang sok jagoan menukar makanannya dengan Biru, David langsung menceramahinya. Ayahnya ini memang sangat cerewet jika putra tunggalnya sakit. Dia akan terus mengomel sepanjang hari jika Samudera susah untuk diatur makannya. Ditambah lagi, Samudera itu sangat sulit untuk disuruh meminum obat. Dia akan beralasan banyak hal agar obat itu tidak masuk ke dalam mulutnya.
"Papa, anaknya sakit malah ngomel mulu." Gumam Samudera melihat David tengah menyiapkan makanan dari Rumah Sakit untuk dia sarapan.
"Papa ngomel gini tapi bener apa gak? Kamu kalau dibilangin ada aja bantahannya." Ujar David sambil meletakan meja kecil di atas ranjang Samudera bubur dan beberapa sayur berkuah.
"Sam gak suka makan bubur di sini, hambar. Gak enak."
"Tuh! Baru Papa kasih tau udah ngelanggar lagi. Kamu mau cepet sembuh gak? Pengen cepet pulang kan? Makan sekarang, habis itu minum obatnya." Ujar David berkacak pinggang.
Samudera hanya mengerucutkan bibirnya lalu dengan terpaksa memakan bubur itu. Walau dia terus mendapatkan omelan dari Ayahnya, tapi Samudera tahu kalau itu semata-mata hanya karena David menyayanginya. Lelaki paruh baya yang masih bugar itu tidak mau melihat anaknya kesakitan. Sudahkah Samudera mengatakan kalau Ayahnya ini adalah orang tua yang hebat?
Disaat seperti ini, David rela ijin dari kantornya hanya untuk merawat putranya. Lelaki itu sangat mengerti bagaimana rewelnya Samudera saat sedang sakit. Sebenarnya sifat yang dimiliki oleh anaknya itu sangat mirip dengan Ibu kandung Samudera. Hati penuh kelembutan, manja, dan keras kepala. Sebab itu juga, setiap melihat perkembangan putra semata wayangnya yang beranjak remaja, justru semakin mengingatkannya pada Haniya Puspitasari, istrinya.
"Oma kapan kesini, Pa?"
"Nanti siangan, Oma harus nemenin Opa buat check up kesehatan rutinnya."
"Mintain Oma bawa makanan dong, Pa."
"Kamu itu beneran sakit gak sih? Semalem aja masih guling-guling, sekarang malah minta dibeliin makanan."
Samudera mengeluarkan cengirannya, "Samudera udah bilang kan, gak perlu ke Rumah Sakit. Papa aja yang gak mau dengerin Samudera."
"Gak usah nyengir! Habisin tuh buburnya!" Ujar David mendengus melihat putranya.
Samudera kembali menyuapkan beberapa sendok ke dalam mulutnya. Beberapa saat kemudian, dia berhenti lagi dan menatap Ayahnya yang tengah duduk di kursi samping ranjang sambil menonton televisi.
"Pa?"
"Hm?"
"Papa gak mau nikah lagi?"
David menolehkan kepalanya mengerutkan kening. "Ngapain kamu tanya kayak gitu ke Papa?"
"Ya gapapa, siapa tau Papa mau nikah lagi gitu. Samudera restuin kok."
"Gak usah ngomong aneh-aneh kamu."
"Emang Papa gak kesepian? Mama meninggal kan waktu aku SD, dan Papa juga masih cukup muda waktu itu. Kenapa Papa gak pernah cari pengganti Mama?"
"Sam, ini bukan soal Papa kesepian atau gak. Kalau kamu tanya tentang itu, jawaban Papa mungkin iya, Papa kesepian. Tapi sayangnya ini bukan cuma soal itu doang." Jawab David menghela nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera (JUPITER SERIES #2) [TERBIT]
Teen Fiction#1 in wattpad2020 10/07/2020 #3 in humor 26/07/2020 #1 in ceritaremaja 15/08/2020 #1 in sekolah 05/08/2020 Samudera Ranggalawan, siswa dengan predikat sebagai Kapten dari Geng bernama Jupiter. Lelaki dengan wajah ramah dan tampan namun menyimpan sos...