SAMUDERA 9 || KETUA GENG BUKAN PENJAHAT

14.3K 1.9K 408
                                    

VOTE DULU!!
GAK ADA SATU DETIK BUAT KALIAN PENCET TANDA BINTANG ITU KOK. BELAJAR MENGHARGAI PENULIS YAA :)

©©©

Setelah dua hari Samudera tidak masuk sekolah, akhirnya hari ini dia boleh untuk berangkat oleh Papanya. Setelah satu hari menginap di Rumah Sakit, Dokter memperbolehkan Samudera untuk pulang. Sewaktu teman-temannya datang bersama dengan Rere alias Regina hari itu untuk menjenguknya, saat itulah Dokter jaga memperbolehkan dia pulang setelah memastikan keadaannya sudah membaik.

Teman-temannya saat itu juga ikut mengantar Samudera pulang ke rumah. Begitu juga dengan Rere yang ingin ikut, namun tidak jadi karena David melarang gadis itu ke rumah yang di penuhi oleh banyak lelaki. Alhasil Rere hanya bisa menemani Samudera sepanjang di Rumah Sakit saja saat menunggu administrasinya selesai. Gadis itu masih cerewet seperti biasa, bercerita tentang dirinya, teman-temannya, sekolah dan hal lain yang membuat Samudera jengah. Dia jadi mengerti sedikit bagaimana perasaan Biru yang dikejar-kejar olehnya, ternyata begitu menyebalkan seperti yang dia rasakan pada Regina.

"Sabtu besok gue mau hangout buat ambil gambar lomba foto Nasional. Lo pada mau ikut gak?" Samudera bertanya sambil menyenderkan punggungnya pada tiang di lorong dekat kelasnya.

"Gue udah ada janji sama anak Jupiter lain mau ke tempat race sama mereka. Kayaknya gue gak ikut." Ujar Nolan.

"Gue mau ikut Nolan ke race juga, udah lama gak main disana." Sahut Bagus.

"Kalian bertiga?" Tanya Samudera.

"Malesnya tuh panas-panasannya, Sam. Gue ini udah sering kepanasan gara-gara liat doi jalan sama cowok lain. Sakit, tapi gak berdarah. Tapi makasih deh Sam, gue gak ikut hehe." Jawab Junior.

"Tinggal bilang gak ikut aja pake khotbah segala. Dasar Pemalang lo!" Celetuk Gilang.

"Apaan Pemalang?" Tanya Anggara bingung.

"Pengennya move on padahal masih sayang, hahaha..."

"Anjrit!" Celetuk Anggara tertawa.

"Enak aja! Gue gak ngenes kayak gitu juga kali."

"Halah, ngeles aja lo kayak bajaj!"

"Emang ambil gambarnya siang? Samudera aja belum ngomong jam berapa." Ujar Anggara.

"Lah, iya juga hehe.."

"Yaudah, gue sendiri aja. Udah biasa ini, ada lo semua malah bikin gue repot nanti."

"Orang yang lo tunggu dateng tuh." Ujar Bagus menunjuk dengan dagunya ke arah samping kanan.

Samudera menoleh, dan melihat disana Iwan hendak melewati lorong dimana dia dan teman-temannya tengah berkumpul. Lelaki itu berjalan bersama dengan kedua temannya sambil mengobrol. Mungkin dua hari kemarin, lelaki itu bisa lolos dari Samudera karena dia tidak masuk. Namun sekarang, Iwan tidak akan bisa menghindarinya lagi.

Saat jarak mereka mulai dekat, Iwan mulai menangkap keberadaan Samudera. Adik kelasnya itu tengah menatapnya sambil menyenderkan punggungnya dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Seketika langkah Iwan menjadi terhenti, kedua temannya juga ikut berhenti dan menatapnya dengan heran. Kali ini, dia tidak akan bisa lolos dari Samudera.

"Mau lewat, bang?" Tanya Samudera agak keras sambil tersenyum.

"Sok atuh, mangga! Ngapain berdiri disitu?" Tambah Gilang.

"Wan! Ayo, ngapain bengong sih?" Tanya salah satu teman Iwan.

Dengan memberanikan diri, Iwan berjalan mendatangi Samudera. Dia berdiri menghadap lelaki yang masih bersender pada tiang sekolahan. Lelaki ini, terlihat lugu dan ramah tetapi dia bisa melihat sorot mata Samudera yang berkobar berani. Lelaki dengan tipe pantang menyerah dan tidak memandang status apapun. Bahkan Samudera seperti tidak menganggap Iwan adalah Kakak Kelasnya.

Samudera (JUPITER SERIES #2) [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang