SAMUDERA 40 || SEGALA HAL TERSEMBUNYI

10.6K 1.3K 348
                                    

Hai!

Bukan aku membela peselingkuh, tapi aku harap kalian nggak cuma bisa melihat sisi Biru yang tersakiti.

Aku membuat cerita ini bukan dengan tokoh utama wanita yang sempurna baik tanpa cacat kayak di sinetron² yang sering tertindas. Tokoh utama wanita juga melakukan kesalahan, lalu kemudian ditambah dengan tokoh utama pria juga ngelakuin kesalahan lagi.

Dari awal aku membuat hubungan mereka itu TOXIC banget. Emang seharusnya dari awal mereka nggak harus ada yang memulai, karena sebenarnya mereka tau kalau mereka bersama jadinya pasti akan sangat berat.

Setelah membaca part ini aku harap kalian mengerti kalau semua itu ada sebab dan akibat. But pada akhirnya semua keputusan ada di tangan kalian menilai sendiri :)

Vote dan komen!

Enjoy!

***

Biru menatap jendela loby yang sama seperti saat pertama kali ia bertemu dengan lelaki yang sekarang sudah menjadi mantannya hari itu di Rumah Sakit. Saat itu, ia masih belum tahu kalau Samudera sakit karena memakan makanan pedas saat bersama dirinya. Bagaimanapun seharusnya ia sudah curiga, mana mungkin makan kekeyangan bisa sampai masuk Rumah Sakit. Belum lagi, Samudera bukan orang yang rakus pada makanan.

Ia menutup matanya merindukan saat-saat mereka bisa bersama. Namun kemudian, tiba-tiba kaset dalam memorinya berputar cepat ke awal dimana semua dimulai. Awal disaat Samudera yang tidak kenal lelah untuk mengejarnya. Saat ia begitu jahat pada lelaki itu.

Koridor sekolah masih terlihat sepi, jam dinding masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang, mungkin karena itu sekolah masih terlihat sepi. Biru dengan menggendong tas di punggungnya berjalan santai ke arah ruang kelasnya. Kemudian, dari arah berlawanan, ia melihat lelaki dengan rambut klimis serta pakaian seragam sekolah rapi berdiri bersandar pada tiang sekolah. Lelaki itu terlihat berbeda dari saat pertama kali Biru melihatnya. Dia jauh lebih terlihat rapi seperti anak baik-baik.

Lalu kemudian lelaki itu menoleh ke arahnya, "Oh, selamat pagi, Bi!" ujarnya ketika Biru sudah ada di dekatnya.

Sapaan itu tidak Biru hiraukan. Ia kembali melanjutkan langkahnya di sepanjang lorong sekolah.

"Bi, aku keliatan beda nggak? Lebih ganteng kan?"

"Oh iya, ini rekor aku berangkat sekolah pagi banget loh, Bi. Aku sengaja berangkat pagi biar bisa samaan kayak kamu."

Masih belum ada balasan apapun dari mulut Biru. Ia hanya menampakkan wajah kesal karena lelaki di sampingnya masih saja terus mengajaknya berbicara.

"Bi, nanti ke kantin bareng mau? Aku jemput di kelas."

"Bi, kamu sakit gigi yah? Perasaan diem terus daritadi."

"JANGAN SENTUH GUE!!" Biru tidak bisa menahan diam lebih lama saat lelaki itu hendak menyentuh tangannya.

"Galak banget sih, padahal masih pagi."

"Dengar yah, Samudera! Mau gue galak-pun itu bukan urusan lo! Satu lagi, gue masih benci, benci, benci banget sama lo! Jangan kira gue udah maafin lo soal waktu itu lo ngefitnah gue di depan Pak Yayan! Karena gue nggak akan pernah mau maafin lo! Jadi, PERGI SANA!"

Samudera (JUPITER SERIES #2) [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang