SAMUDERA 39 || MENJAUH

10.5K 1.5K 1.3K
                                    

Hai!

Aku tuh kasian sama Samudera yang kalian salahin terus dari kemarin.

Sam itu emang beneran cinta sama Biru, but kalian tau sendiri kan akar masalah sebelum Samudera ngelakuin ini semua apa?

Well, baca aja chapter ini biar kalian merasakan jadi Samudera.

Vote kok berkurang yah? Aku mau vote di part ini sampe 700 atau kalau bisa 1k buat update!

Udah double harus dituruti pokoknya! 😅

Enjoy!

***

Suasana kamar yang sudah berganti dengan warna biru muda seakan menambah rasa sesak di dada Samudera. Ia memang menyiapkan segalanya untuk Biru karena gadis itu berkata akan lebih sering datang ke rumahnya. Kemarin, saat ia pergi bersama Regina, gadis itu juga lah yang turut membantunya membeli perlengkapan kamar baru Samudera yang ia siapkan untuk Biru. Regina meminta waktu sehari itu hanya untuk berjalan-jalan menghabiskan waktu dengan kebanyakan Samudera bercerita tentang Biru. Begitu juga dengan Regina yang menertawakan kebodohan dirinya karena mau menjadi selingkuhan lelaki itu.

Mereka memang memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dan kembali menjadi teman seperti sebelumnya, karena nyatanya baik Samudera maupun Regina lebih nyaman menjadi teman dibanding lebih. Nyatanya dengan menjadi teman, mereka tidak akan saling menyakiti lagi seperti sebelumnya.

Satu alasan mengapa ia memberikan pin pada Regina juga karena terpaksa. Jujur saja, ia sangat ingin memberikan pin miliknya pada Biru, namun jika ia melakukannya maka saat berita masa lalunya dengan Regina yang pernah berhubungan menyebar pasti akan menyebabkan masalah untuk gadis itu. Bisa saja Regina dijadikan bahan bully anak satu sekolahan. Sedangkan Biru, karena Samudera pikir dengan posisi gadisnya sebagai Ibu bos Jupiter maka dia akan aman. Tidak akan ada yang berani menyakiti Biru karena gadis itu akan berada di prioritas terdepan anak Jupiter.

Samudera mendudukkan dirinya di atas kasur dengan sprei biru bergaris-garis seperti yang terakhir kali Biru ganti hari itu. Matanya kemudian menyapu ke sudut dekat lemari pakaian. Di sana terdapat dua kotak sepatu yang berisi masing-masing sepasang sepatu couple yang Samudera beli kemarin. Sungguh, ia ingin memberikan Biru kejutan hari ini, ia ingin mengajak gadis itu ke rumahnya setelah pulang sekolah dan memberikannya hadiah sepatu itu untuk mengganti traktiran buku yang tidak sempat ia beli bersama Biru.

Mata Samudera kemudian kembali berkaca-kaca saat melihat figura yang juga sudah ia siapkan dengan foto Biru yang hari itu ia ambil sewaktu senja diawal-awal mereka jadian. Tidak hanya satu, foto mereka juga ada di dalam figura itu membentuk sebuah polaroid.

Seandainya rencana ini berhasil, sekarang pasti mereka tengah berbincang satu sama lain. Melemparkan canda tawa dan pastinya Biru akan tetap bersama dengannya. Namun sekarang, semua rencana hanya tinggal rencana. Ia sudah kehilangan Biru.

Air matanya turun lagi untuk yang kesekian kalinya. Ia benar-benar merasa menjadi lelaki paling cengeng hari ini. Tidak ingin berdiam di kamarnya dan terus terkungkung oleh kesedihan, ia kembali berdiri mengambil kunci motor dan keluar rumah. Ia butuh sesuatu untuk membuatnya melupakan rasa sakit dan penyesalannya walau hanya untuk sejenak.

***

"Dia babak belur lagi."

Junior menatap ke arah Samudera yang baru saja datang memasuki kantin lalu mengantri di penjual mie ayam. Lelaki itu tidak menatap ke arah kumpulan Petinggi Jupiter sama sekali. Wajahnya yang membiru penuh dengan lebam juga menarik perhatian anak sekolahan yang berada di kantin. Sudah selama seminggu lelaki itu selalu datang ke sekolah dengan wajah penuh lebam seperti itu.

Samudera (JUPITER SERIES #2) [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang