Setelah 3 tahun, tiba tiba saja pria tua itu menghubungiku, untuk meminta bantuan. Apalagi ini? Sangat berharap dia tidak meminta ku menjadi mentor untuk agent barunya.
Aku terus melajukan motor besar bermerek Jepang yang sudah cukup lama ku miliki tanpa memperdulikan cuaca yang dingin. Sial! Hanya kaos tipis dan celana training yang melekat di badan. Ayolah, aku baru saja kembali dari gym and it's freken cold now.
Setelah 20 menit mengendarai motor layaknya seorang pembalap dan hampir menerobos 2 lampu merah, akhirnya gedung besar berlantai 3 sudah terlihat. Aku memarkir motor asal, melihat gedung menjulang tinggi sembari membuang napas pelan sebelum berjalan menuju pintu berbahan kaca tebal yang sudah di tunggu oleh seorang wanita berambut blonde, memegang sebuah tablet berlogo apel.
"Selamat malam Lucas, senang bisa bertemu lagi." Sapanya ramah.
Aku tersenyum dan mengangguk menanggapi sapaan sosok 35 tahun ini.
"Dimana dia?"
Wanita berpakaian kemeja lengan pendek biru dan rok hitam selutut itu tidak langsung menjawab. Dia mempersilahkan ku masuk dan berjalan menuju lift, sambil menjelaskan sedikit tentang maksud aku di panggil lagi. Seperti biasa seorang security berdiri di samping pintu masuk dan membungkuk, memberi hormat. Tunggu dulu, di mana security lama? Jujur saja aku sedikit merindukan pria introvert itu.
"Carl mengundurkan diri setahun setelah kalian izin. Dia pindah ke Rio, Brazil, membawa seluruh keluarganya." Kata Carol seolah membaca pikiran ku.
"Bos sedikit tempramen hari ini. Dia meminta semua jadwalnya di batalkan dan tidak memperbolehkan seseorang masuk selain aku." Lanjut sekertaris Bos lagi setelah lift sudah mulai bergerak.
"Aku masih tidak tahu apa hubungannya dengan ku."
Bunyi dentingan lift terdengar saat layar kecil di atas kepala menunjukkan angka tiga. Saat keluar dari lift, aku sedikit terkejut. Pria tua itu benar-benar mengganti banyak hal di sini. Foto pemimpin sebelum dia dan beberapa Team yang mendapat piagam dari presiden berbaris rapih di dinding putih itu. Carol terus membawa ku menuju pintu kayu besar dengan tulisan Mr Flint Grey.
"Tolong jangan pancing emosinya Luke."
Seperti biasa, wangi bunga selalu tercium dalam ruangan besar bernuansa cokelat tersebut. Istrinya selalu mengingatkan Carol untuk menggunakan pengharum ruangan beraroma floral, menurutnya itu bisa menenangkan suaminya kalau sedang banyak pikiran. Jelas kali ini aroma itu tidak berhasil.
Aku terus melangkahkan kaki hingga mendapati Mr Flint duduk di ujung ruangan dengan 2 gelas bir di atas meja kaca bundar di temani sebuah berkas yang tersegel rapih. Segera saja aku mengambil tempat di hadapannya dan langsung meneguk cairan kekuningan dari gelas satunya. Tidak sopan memang, tapi aku tidak peduli. Dan lihatlah sekarang, dia bahkan tidak memperdulikan tindakan ku barusan dan tidak berkata apapun. Canggung mungkin? Jadi aku memutuskan membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Katakan apa maksud mu tadi."
Pria berpakaian formal itu menatap ku serius "Kau harus mengumpulkan mereka."
Dan saat itu juga mood-ku berubah. Aku menatap bos ku dingin. Apa dia lupa kalau team ku sangat tidak menyukai sikapnya ini? Astaga.. ini akan menjadi masalah lain, aku sangat yakin.
"Kau tahu sendiri kan mereka sangat benci di telefon mendadak untuk hal seperti ini di saat ini? Mereka sedang asik menjalani 'kehidupan normal' mereka.. It's saturday night, kalau perlu ku ingatkan."
"Kumpul mereka Silver." Ucapnya sekali menggunakan nama samaran ku.
"As you wish, Mr Flint."

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey's Agency
AcciónDengan terpaksa Mr Flint memanggil kembali Team Silver di tengah 'cuti' mereka. Reuni yang patut di nantikan, tapi tidak berjalan sesuai harapan. Nyawa kembali di pertaruhkan setelah 3 tahun. *Dalam Tahap Revisi*