Sekarang kami sudah mulai mengenal, bahkan Jaemin tidak segan-segan menggoda Mela secara langsung. Alhasil Jaemin selalu mendapat pukulan dari Mela karena mulutnya yang tidak bisa diam. Aku cuma ketawa, Jaemin duduk disamping Mela menggantikan posisiku karena dia yang mau, aku nggak bisa nolak karena Jaemin sudah terlebih dulu duduk dibangku.
Aku duduk diantara Nayeon, Yeri dan Sua. Mereka sedang membicarakan tentang boygroup korea yang entah namanya apa aku tidak tahu.
"MATI LO JAEMIN! SONO LO PERGI!!" Mela berteriak kesal, dia menarik rambut Jaemin sampai cowok itu meringis kesakitan.
Mela menatapku, "CA, BANTUIN GUE! ADA ORANG GILA!"
Akhirnya aku menyuruh Jaemin pergi, kasihan juga lama-lama dengan Mela. Maaf ya Mela, tapi melihat ekspresi mu saat digoda oleh Jaemin sangat lucu. Haha.
"Mel, nanti pulang bareng ya!" ucap Jaemin sebelum menghampiri teman-teman nya yang sedang bergerumul dibelakang entah sedang menonton apa.
Mela mendengus lalu mengacungkan jari tengahnya. Aku terkekeh lagi, mataku tak sengaja bertemu dengan mata Jeno, dia tertawa membuat matanya menyipit dan itu membuatnya terlihat sangat tampan. Jeno ternyata anak yang asik, dia tidak kaku, cenderung menyebalkan malah karena suka mengganggu saat dia sedang bosan.
"Sini, ikut nonton. Daripada lo gabut." ajaknya, aku menggeleng.
Renjun menyahut, "Gila lo ya Jen, kita lagi nonton mantep-mantep lo malah ajak Caca!" aku mendelik, nyebut Jen, Jun!
Entah kenapa aku malah dipanggil dengan Caca, kata mereka supaya gampang. Terserah mereka saja deh, haha. Jeno tertawa lagi, lalu Haechan memukul lengannya.
"Jangan kesini Ca, lo masih kecil." ucap Haechan lalu matanya kembali fokus kelayar laptop didepan mereka.
Jeno menatapku lagi, "Ya kalo Cacanya mau kesini aja, pembelajaran buat masa depan."
Aku melebarkan mataku. Apa-apaan dia. "Sialan Jeno!" umpatku dia cuma menjulurkan lidahnya.
Aku memalingkan muka, kembali bercanda dengan teman-temanku. Lalu aku merasa ada yang melempar sesuatu kearahku, dan kulihat ada segumpal tissu didekat bangku, aku sudah tau siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan....
Jeno.
"Gabisa ya lo diem sehari?!" aku kesal sungguh. Jeno ini sangat jahil.
Dia menjulurkan lidahnya, lalu melempariku tutup pulpen dan tissu lagi, aku menghela napas, kalau aku ladeni akan semakin menjadi-jadi dia. Jadi, yasudah biarkan saja.
Jeno Adiwarsa, si manusia menyebalkan yang sebelum nya sempat aku kagumi. Hanya karena ketampanan nya. Tidak lebih.
"Diem kek lo, ga fokus nih gue nonton nya!" omel Jisung yang sedari tadi diam saja. Jeno mendengus, dia tidak lagi menjahiliku dan mulai fokus menonton dengan teman-teman nya.
"ANJIR DEMEN NIH GUE BAGIAN INI." ucap Haechan heboh.
"Heh kutil! Congor lo ganggu tau ga?!" ucap Sua protes, Haechan cuma menatap malas lalu mulai berteriak heboh lagi.
"ASLI NI CEWE!" kali ini Renjun yang berterak.
"GABISA NIH GUE GABISA!!" ini Jaemin.
"ASTAGFIRULLAH NIKMAT." dan ini Jeno, Jisung hanya diam, tapi dari raut mukanya aku tau dia juga sama seperti teman-temannya. Menikmati.
"Mereka gila banget sumpah." ucap Nayeon, Mela mengangguk menyetujui.
"Emang gaada yang bener dikelas kita tuh." ucapku juga.
"Hai Ca, apa kabar?" aku menyerngit heran, kenapa si Jen?
"Kenapa lo?" aku tanya balik, dia cuma cengengesan, duduk di hadapan ku lalu memperhatikan bekalku
Aku memang selalu membawa bekal, sedangkan teman-teman ku tidak. Mereka lebih memilih makan dikantin, cuci mata katanya. "Lo ga kekantin?" aku menggeleng. Sudah tau aku bawa bekal, kenapa masih nanya sih!
Dia mengangguk pelan, "Oiya lo bawa bekal, ya." ucapnya pelan.
KAN...
"Bego lo." ucapku, kesal dengan kelakuannya.
Dia tertawa, entah apa yang lucu dari ucapan ku. Padahal aku baru saja mengatakan hal yang kasar, "Oon dah lu Ca." balasnya, lalu pergi bersama Jisung yang sudah ngamuk kelaparan.
Jaemin tiba-tiba menarik rambutku, "Napas." ucapnya.
Aku mencibir, "Gajelas lo!"
Haechan ikut-ikut. "Kayak gapernah makan lo, sampe ga napas."
NGGAK, TUH!
"Apaan si! Nggak juga!" protesku.
Mereka tertawa.
Dasar.
Aku mematikan hapeku, merasa bosan. Mela sedang menonton film di iflix, Nayeon dan Yeri sedang membicarakan idol mereka. Aku menghela napas, hari ini sangat panas, rasanya ingin kabur saja kerumah.
"Ca, toilet yuk?" Sua mengajak, anak ini memang selalu ketoilet. Yang dilakukannya hanya memandang dirinya di cermin lalu memujinya. Karena sedang freeclass dan tidak tahu harus melakukan apa akhirnya aku mengangguk.
"Gue bete banget tau! Mau tidur tapi Jeno dkk berisik banget." Sua misuh-misuh.
Aku tertawa, "Ya mau gimana, mereka tuh emang berisik. Gabisa sehari jadi kalem gitu." jawabku.
Sua mendengus, sampai ditoilet dia merapihkan rambutnya, seperti biasa. "Tuh kan! Kalo ngaca ditoilet pasti gue cakep, giliran ngaca di deket tangga aja buluk naujibilah!"
"Kacanya nipu."
"Emang nih, kaya doi sukanya boong terus."
Eh, ko jadi curcol gini?