Jeno
p
ca?
bales ca
hey
tayoAku mendengus mengambil hapeku yang sedang di charger, suara notifikasi sangat berisik dan mengganggu. Aku sedang nonton film tahu! Ternyata dari Jeno, si manusia menyebalkan. Aku hendak mengabaikan, tapi dia terus saja mengirimi chat.
Jeno
woy ah
lama lo
gc apaCoba saja dia disini. Ingin ku jambak rambutnyaaa!
Cahaya
apaan si bct
ReadCepat juga..
Jeno
lamaaa
pap bingg gc
kan lo jagonya bingg dikelasGitu aja? Aku kira kenapa.
Cahaya
bntr
📷send a picture
dh y
gausa bct
ReadJeno
ehe
mksh sygApa katanya? Bisa-bisanya dia. Jeno!! Dia gatau kalau aku malah deg-deg an disini? Aku tau dia cuma bercanda,
tapi....
Cahaya
jiji ah
ReadJeno
dipanggil syg sm cogan gamau
bersyukur org mhAku cuma membaca pesannya, ngga aku bales. Aku kesal. Dia itu sama kayak Jaemin, dan teman-teman nya yang lain. Fakboi. Aku tau itu, setiap hari selalu saja ngomongin cewek dibangkunya dan Jaemin mereka duduk bersama dibarisan belakang. Bergerumul seakan-akan sedang bermusyawarah.
Tapi aku pernah dengar Renjun berkata seperti ini, "No, lo lagi deketin sekolah tetangga? Nancy 'kan?"
Entah kenapa aku gamau dengar ucapan Renjun kalau boleh mengulang waktu, aku ingin pergi dari kelas. Entah menemani Sua kekamar mandi atau menemani Nayeon dan Yeri yang gemar ke perpus. Aku gak suka dengarnya.
Lalu setelah Renjun berkata seperti itu, teman-teman Jeno langsung heboh. Jeno diam saja, sekali menimpali, "Apaan si bego." gitu.
Aku meletakan hapeku disamping, lalu melanjutkan film yang sempat tertunda karena Jeno. Hapeku berdering lagi. Ah, kesal.
Incoming free call
JenoAku diam, ini manusia kenapa sih? Heran. Akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat telpon darinya.
"Lama ngangkatnya."
Aku diam aja, cuma dengerin dia ngomong.
"Ca? Ngomong dong."
"Kenapa?"
Dia tertawa, "Bete tau Ca."
Ya teruss? Kalau bete larinya ke aku gitu? Jadi, aku cuma tempat pelampiasan aja nih sekarang?
Hah.
"Apaan si. Ngapain nelpon gue. Main aja sama temen-temen lo supaya ga bete."
"Ini lagi main, tapi bete aja gitu."
Aku diam aja, lalu tak lama terdengar suara teman Jeno yang menawarinya rokok. Aku kaget dong. Dia merokok? Lagipula suara tadi seperti suara Haechan.
"Lo.., ngerokok?" tanyaku pelan.
Dia tertawa lagi, "Iya, kaget, ya?"
IYA JENO!
KASIHAN TUBUHMU!
"Gue minum juga sih. Cuma malem ini lagi ga, karena besok masih sekolah."
"Jen, kenapa harus merokok sama minum?"
"Enak, sih." gitu aja jawabnya.
"Gabagus Jeno."
"Gapapa Ca."
Percuma deh bilangin dia.
"Tadi Haechan?"
Dia tertawa untuk yang kesekian kali. "Bener. Gue lagi sama mereka."
Berarti, mereka semua merokok? Begitu? Dan, minum juga?
Aku istigfar!
"Udah sana tidur, maaf ya ganggu. Gue cuma mau denger suara lo kok. Bye Ca."
Abis itu dimatikan. Aku masih diam, menatap hapeku yang memunculkan notifikasi chat dari Jeno lagi.
Jeno
sleepwellDia kenapa sih? Dan aku juga kenapa, kenapa harus merasa sesenang ini karena perilaku Jeno. Aku ngga paham.
Jeno
lo lucuTuh, kan......
Dia kenapa sih? Kenapa tiba-tiba gini? Aku ngga mau mengaguminya lagi!! Aku ngga mau berurusan sama cowok gini, tapi dia...Ah sudahlah, lebih baik aku tidur.
Goodnight Jeno, hehe.
Besoknya aku gamau ngobrol sama Jeno, entah kenapa aku malu hanya sekedar menatapnya. Aku aneh kan? Padahal daritadi dia selalu usil, selalu mencolek pinggang ku seperti biasa, tapi aku hanya diam dan terus menjauhinya. Aku malu!
"Lo kenapa si Ca?" tanya Jeno, dia duduk dihadapanku, tidak aku tanggapi aku sibuk men scroll instagramku.
Dia menyentil tanganku, "Dih najis." ucapnya pelan.
Aku menatapnya, tuhkan. Aku jadi ingat yang semalam. "Apa si najis najis?!" aku sewot.
Dia tertawa lalu pindah duduk disampingku. Ditempat Mela, btw Mela sedang ke perpus bersama Yeri. Nayeon ngga masuk. "Gitu dong, galak." ucapnya lagi.
Aku misuh-misuh, lalu melihat instastory orang-orang, hapeku direbut oleh Jeno. Dia menjauh, aku mengejarnya. "Balikin Jeno!" aku teriak, dia tidak menanggapi.
"Balikin gak!" ancamku.
Dia menggeleng mengangkat hapeku tinggi-tinggi. Sudah tahu aku lebih pendek darinya! Memang sengaja dia. Aku mencoba merebut hapeku, tapi tidak bisa. Dia terlalu tinggi.
"Pendek!" ejeknya, dia mengembalikan hapeku lalu mencubit pipiku. Aku menepis tangannya, lalu mencubit perutnya.
"Sakit aw!"
"Rasain!"
Bisa kudengar dia berbisik, "Untung cantik." aku diam memperhatikan dirinya yang berjalan menjauh menuju bangku Jisung dan Chenle, aku menahan senyum. Duh, kan!!