"Anjing! Sakit banget!"
"Hahaha, goblok banget lo ngapain?"
Jadi kami sedang berada di perpustakaan karena jamkos dan numpang ngadem, karena gabut Yeri mencoba masuk kedalam kolong meja komputer yang ada diperpus alhasil saat mau keluar kepalanya kepentok. Sua tertawa paling kencang, dia berusaha menahan suaranya saat ditegur oleh Nayeon.
"Ada-ada aja lo!" ucapku, Yeri tertawa ia masih mengusap kepalanya yang merah.
"Benjol nih gue."
Nayeon memukul kepala Yeri, "Salah sendiri ya lo." ucapnya.
"Pw wifi disini apaan sih?" tanyaku pelan.
Nayeon menggeleng, "Mana gue tau, emang gue yang masang?" sahutnya, aku mendengus.
"Eh tanya aja coba sama kakel yang lagi jaga tuh."
"Lo aja sana." ujarku.
"Lo aja Ca, siapa tau tuh kakel klepek-klepek sama lo terus dikasih deh." Mela ikut-ikut.
"Nggak! Apa-apaan!" aku protes dong.
Nayeon dan Mela tetap memaksaku, aku menolak. Mana mau. Nanti aku dibilang ganjen, dih ogah.
Hape Nayeon bunyi, ternyata Renjun memberitahu kalau sebentar lagi Pak Donghae masuk. Kami balik kekelas, saat ditangga aku nggak sengaja menabrak seseorang, buku-buku yang dia bawa jatuh semua aku segera membantunya.
"Maaf, ya," ucapku, masih membantunya mengambil buku yang terjatuh, teman-temanku juga membantu.
Setelah selesai dia tersenyum, "Ah gapapa santai aja." ucapnya, aku ikut tersenyum.
"Sekali lagi maaf." ucapku, karena masih gaenak.
Sua tiba-tiba menyahut, "Maafin temen gue, ya, ka."
Aku menyerngit, "Ka?" tanyaku kepada Sua, dia mengangguk.
"Eh sorry banget nih ka sekali lagi." aduh bodohnya, aku pikir dia seangkatan denganku.
Dia tertawa pelan, "Santai aja sih." aku cuma mengangguk, "Oh iya nama lo siapa?" tanyanya.
"Cahaya, ka."
"Bagus nama lo."
"Thank's,"
"Gue Mark, salam kenal, ya. Gue duluan." lalu dia berlalu.
"Anjing! Ganteng banget tuh kakel!" ucap Mela.
"Satu ekskul gue sama dia. Basket." ucap Sua.
"Pengen masuk basket deh jadinya, ganteng banget gila."
"Ka Lucas juga Mel, dijamin langsung lemes!" ucap Nayeon.
"Ka Lucas siapa?" tanyaku.
"Ah lo mah taunya cuma Jeno dkk doang Ca, buta cogan disekolah ini makanya." ucap Mela.
"Sialan!"
"Asli kakel disini cakep-cakep!" Sua heboh sendiri.
"Ka Lucas itu temennya ka Mark, satu kelas juga." aku ngangguk aja, nggak mau tau juga.
"Sekelas sama ka Dejun juga gak sih?" tanya Yeri.
"Beda, ka Dejun ips sekelas sama ka Hendry." jawab Mela.
Eh, ko Mela tau banget sih?
"Pokoknya lo harus liat kalo anak basket lagi ekskul, ka Mark sama ka Lucas hot banget parah!" ucap Sua.
"Ekskul futsal juga! Ka Dejun sama Ka Hendry keren banget!" kata Mela.
"Aduh, gue gatau. Gakenal!" aku pusing. Aku gak kenal semua nama yang mereka sebutkan kecuali ka Mark karena baru ketemu tadi.
Sampai dikelas ternyata Pak Donghae sudah ada dia sedang meng absen, pas sekali giliran namaku yang ia sebut, "Cahaya Thena Xantara?" aku yang berada di pintu kelas langsung mengangkat tangan lalu tersenyum.
Pak Donghae mengangguk dan menyuruh aku serta teman-temanku duduk, diantara guru-guru disini Pak Donghae adalah satu-satunya yang selalu meng absen menyebutkan nama lengkap, pernah ditanya sama Chenle beliau hanya menjawab, "Iseng aja, lagian nama kalian bagus. Seneng aja gitu saya bacanya." iya gitu. Aneh kan?
Pak Donghae mulai menjelaskan materi, sebenarnya aku paling anti sama matematika tapi karena yang ngajar beliau aku santai aja. Itung-itung cuci mata, hihi. Mela menghela napas dia menyembunyikan wajahnya dibalik buku matematika yang super tebal itu, aku pengen sih cuma nggak jadi deh.
Gitu-gitu Pak Donghae anti banget sama murid yang suka tidur di pelajaran dia.
"Melana Maheera!"
"Hadir!"
Satu kelas langsung ketawa, Mela ketauan tapi dia masih sempat menguap dan berdecak. "Berapa kali saya bilang, saya gak suka ada murid yang tidur dipelajaran saya?" Mela menunduk, aku jadi kasian.
"Kerjakan soal didepan. Kalau kamu gak bisa, lari lapangan sepuluh kali."
Mela meliriku minta bantuan aku menggeleng lalu memberi kode Mela agar melirik kearah Jeno karena yang aku tau Jeno pintar matematika.
"Gak boleh ada yang ngasih tau!"
Mati lah.
Mela menyerah ia lebih memilih keliling lapangan, Pak Donghae kembali menjelaskan materi yang sempat tertunda setelahnya ia memberi soal dan izin pergi.
Aku mengambil hapeku dikolong meja lalu mengetik sesuatu,
Cahaya
ajarin mtkJeno
bntr
lg mabarCahaya
oh kl ganggu ya gajadi
gausahJeno
bawelAku cuma baca aja, demi apapun matematika selalu menjadi musuh besarku. Aku gak ngerti sama sekali, sudah melihat contoh dibuku saja masih bingung.
Ah, dasar.
"Mana yang gak ngerti, hm?"
Aku diam, masih memahami contoh dibuku lalu melihat soal. Jeno menarik buku yang sedang ku baca, "Ini gampang, nih gue ajarin."
Dia mulai menjelaskan caranya aku ngangguk saat dia nanya ngerti atau gak. Sebenernya sih gak ngerti, cuma ngeliat Jeno ngejelasin lucu banget apalagi dia sekarang pake kacamata.
"Nah, udah ngerti kan sekarang?"
Eh?
"Nggak, hehe."
Dia mendengus, "Dengerin makanya, jangan salfok sama muka ganteng gue." dih, pede.
"Apaan sih, geer banget."
"Yaudah nih aku ulang sayang."
APAAN SIH.......