Dihari sabtu ini seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan karena libur dan aku bisa rebahan sepanjang hari. Tapi, ya, untuk sekarang sih aku ada kerja kelompok dan itu dirumah Nayeon, aku benar-benar malas karena rumah Nayeon lumayan jauh dari rumahku.
Dan lebih parahnya lagi aku satu kelompok dengan Jeno!
Aku belum apa-apa, masih dikasur, masih memakai piyama beruangku. Kalau bukan karena Bu Jeje yang galaknya minta ampun aku males deh kerkom sekarang. Aku mengambil hapeku yang sedaritadi berisik, aku tau pasti di grup kelasan sedang ramai.
X IPS 1
Jaemin : PADIM LUR
Haechan : rums lur
Nayeon : LAMA YA LO PADA! KAN GUE BILANG JAM 10 UDH SAMPE!
Mela : sbr nyet br bangun
Nayeon : bngst mel
Jeno : mrh2 ml, sbr gua sm yg lain otw
Renjun : au lo nenek lampir
Cahaya : yeon br bngun, telat maap ya
Nayeon : emg dajal lo semua
Jaemin : lo iblis
Jaemin : iblis paling cntk
Mela : BISA BISA NYA LO JAE!
Chenle : anjng jaemin
Haechan : jgn kgt ges liat jaemin bgtu
Jeno : ini knp lo pd maen hape si woy, gc, gua sm jisung udh otw
Nayeon : UDH SET11 YA BNGST CPT!
Sua : OTW!
Yeri : ^2!!
Nayeon : MELA CACA CPT GA LO BEDUA!
Mela : otw jmpt caca jing
Nayeon : lama gue sambit.
Loh?! Aku langsung melempar hapeku sembarangan, cepat-cepat berlari kekamar mandi. Kenapa Mela ga bilang dulu sih kalau mau bareng?! Aku kira dia tidak menjemputku jadi aku menggunakan ojol seperti biasa.
Aku mandi dengan cepat, aku takut Mela sudah sampai dan menunggu lama. Lalu dia mengomel sepanjang jalan. Kan bikin sakit telinga!
"Dek! Temen lo tuh dibawah!"
Tuhkan! Padahal aku mandi sudah sangat cepat, aku sedang memilih baju yang akan ku pakai. Ah ribet! Akhirnya aku mengambil pakaian yang terlihat oleh mataku saja.
"Dek! Udah ditungguin itu!" Mas Yuta sudah teriak lagi.
Aku mendengus, sambil memasukan buku dan yang lainnya kedalam tas. "Iya! Sabar ih!" jawabku.
Setelah beres langsung aku turun dan menemui Mela, tapi kok?! Loh? Sejak kapan Mela berubah jenis seperti ini?
"Ko lo sih?" aku masih bingung.
Jelas-jelas tadi Mela bilang sedang otw kerumahku. Kenapa yang datang malah Jeno?! Iya dia. Si manusia paling menyebalkan menurutku. Dia tersenyum sampai matanya menyipit.
"Ko lo tau rumah gue?!" tanya ku. Dia cuma tertawa, lalu menyeretku keluar, sebelum itu dia berpamitan dengan Mas Yuta sedangkan aku cuma diam karena masih heran.
"Ayo naik, ngapain diem aja si?" ucapnya. Mau gamau aku naik, dia memberikan helm kepadaku. Aku diam lagi. Aku gasuka pakai helm.
"Gapake helm emang gaboleh ya?" tanyaku pelan
Dia menyerngit lalu memaksa ku memakai helm, aku menurut, padahal aku gasuka. Rambutku juga belum kusisir karena buru-buru. Diperjalanan Jeno ga ngomong apa-apa. Aku juga. Aku masih bingung. Mau bertanya Mela tapi nanti saja.
"Tadi gue bilang ke Mela supaya dia duluan kerumah Nayeon. Biar gue yang jemput lo." katanya.
Dia melirik ku lewat spion, terik matahari membuat wajahnya bercahaya. Tampan. Ah mikir apa sih aku?!! Aku pura-pura menatap sekitar saat dia meliriku. "Jisung bareng Chenle tadi ketemu dijalan. Pas banget kan?" katanya lagi.
Sekarang aku bertanya, "Kok bisa tau rumah gue?"
Dia tertawa pelan, "Iya, waktu itu dikasih tau Jaemin." jawabnya.
Jaemin itu satu komplek denganku tapi beda Blok, aku juga baru tau saat berangkat sekolah papasan dengan nya. Lalu saat sampai sekolah jadilah aku dengan Jaemin saling bertanya dimana rumah kami.
Dia mengubah duduknya, "Berarti kalo gue kerumah Jaemin, bisa mampir dong, ya?" aku diam, lalu memukul bahunya.
"Nggak!" jawabku cepat.
"Loh kenapa? Itung-itung silaturahmi, kenalan sama orang tua lo. Kan sama abang lo udah tadi. Siapa tau direstuin hehe."
Aku menahan napas, apalagi saat menatapnya lewat spion. Dia tersenyum. Aku gabisa! Astaga Jeno! Dasar fakboi! Sadar Ca! Jeno itu cuma bercanda. "Btw nama abang lo siapa deh tadi? Atuy?" tanya nya.
Aku tertawa, Atuy? Astaga. Jauh sekali. "Yuta. Mas Yuta gue manggilnya."
Dia mengangguk paham lalu tak lama kita sampai. Dirumah Nayeon sudah berkumpul mereka. Para fakboi dan fakgirl. Hehe, bercanda.
"Dateng juga lo bedua akhirnya! Lama banget heran. Gamacet perasaan." sindir Chenle.
Mela ikut-ikut. "Jeno bawa motornya dilamain, biar bisa berduaan dulu sama Caca."
Renjun dengan tampang datarnya menyahut. "Jadi, lo pilih Nancy atau Caca?"
Njun, plis..