Harap

10 1 0
                                    

"Gue serius tau!"

"Hahaha! Ah, cape ketawa!"

"Haechan malu-maluin. Najis."

Yang punya nama mendelik kesal tapi nggak lama dia ikut ketawa juga. Kami semua sedang kumpul dirumah Nayeon. Lagi. Adiknya, Haruto ulang tahun Nayeon ngundang kami semua.

"Terus abis itu, bukannya minta maaf karena udah nyomot makanan si ibu Haechan malah kabur coba sambil bawa makanan nya." lanjut Jisung.

"Udah tinggal setengah anjir tanggung, mending gue bawa kabur lah."

Jangan kaget, Haechan emang aneh.

"Ca,"

"Ya?"

Nayeon diam, aku bingung suasana tiba-tiba jadi hening, Nayeon seperti ingin mengatakan sesuatu tapi merasa nggak enak.

"Jangan bikin penasaran atuh," kata Haechan.

"Adek gue...,"

Kami diam.

Nayeon ikut diam.

"Males deh gue—"

"Haruto ngajakin foto bareng Ca, aduh, gue gak bisa nolak soalnya udah janji sama dia."

Hah?

"Gimana gimana?" ini Jeno. "Adek lo ngajak Caca fotbar gitu?" Nayeon ngangguk.

Aku berdiri, "Yaudah."

"Kok diem sih? Ayo."

"Serius Ca?"

"Cuma fotbar gamasalah, pahala kali No bikin anak orang seneng." jawabku.

Nayeon membawaku ke Haruto, dia sedang diruang tamu lantai bawah bersama teman-teman nya. Daritadi aku sama yang lainnya di kamar Nayeon diatas. Haruto senyum melihatku dia buru-buru mengeluarkan hapenya dan mengopernya ke Nayeon.

"Gue udah ganteng belom ka?" tanya Haruto ke Nayeon sambil merapihkan rambut.

"Lama lo ah, cepet."

Dua kali foto lalu selesai. Haruto melihat hasilnya, aku cuma diam disamping Nayeon nunggu Haruto barangkali dia mau foto lagi.

"Makasih, ya, bidadari." katanya senyum.

Bidadari lagi.

Aku ngangguk, "Hadiah buat kamu," kataku. "Happy birthday Haruto." lanjutku, dia menutup mukanya, eh... kenapa?

"Jangan gitu dong ....,"

Kenapa sih?

"Eh aku salah ngomong?" kutanya lah.

Dia menggeleng mukanya sudah berubah merah, kulirik Nayeon dia juga bingung lihat Haruto.

"Jangan pake aku kamu, dong. Kayak orang pacaran aja, kan saya jadi baper sama bidadari."

Eh, nggak gitu. Aku cuma bersikap sopan aja, lagian aneh gitu kalo pake gue lo sama yang lebih muda.

"Yaudah maaf." gitu aja kataku.

Nayeon daritadi cuma diem sekarang buka suara, "Lo kenapa si Ru? Najis banget gue liat kelakuan lo, malu-maluin." Haruto mendelik.

"Sayang, udah?"

Kalian tau? Yang nanya gitu Jeno, dia tiba-tiba dateng, ngerangkul ku dan ....., aneh banget kan? Dia senyum ke Haruto, yang disenyumin cuma diem aja.

"Habede, bro." kata Jeno, dia menepuk pundak Haruto.

"Makasih, bang."

"Udah 'kan foto sama cewek gue nya?"

Eh.....

"Ma-maksudnya?"

"Cewek yang lo ajak fotbar ini cewek gue."

"Hm, kita keatas dulu ya Ru, bye." kata Nayeon, dia segera menarik aku dan Jeno kembali ke kamarnya.

Haechan nyanyi saat melihat aku, Jeno dan Nayeon kembali, "HAREDANG HAREDANG HAREDANG~" sambil goyang nggak jelas.

"PANAS PANAS PANAS~" dilanjut Chenle.

Renjun, Jisung, Jaemin dan yang lain bagian ketawa aja.

"Bacot banget belatung nangka." ucap Mela.

"Ayolah neng Mela ikut joget sama akang," ledek Haechan.

"Punya gue anying! Lo sama Sua aja." kata Jaemin.

"Najis!" ucap Sua dan Mela bareng.

Aku melirik Jeno raut mukanya nggak enak, aku tau dia bete, tapi aku bingung kenapa. Apa karena Haruto? Ku pegang tangannya, dia meliriku aku senyum. Tapi yang nggak aku sangka, dia malah buang muka. Aku cubit pipinya, dia mendengus.

Ih, ngambek.

"Muka gantengnya mana, hm?" tanyaku, dia lama-lama senyum tapi masih enggan meliriku.

Aku masih memainkan pipinya, "gemesnyaaaa." kataku.

Lalu Jeno berbalik menatapku, gantian dia yang unyel-unyel pipiku. "Bandel banget!" katanya.

"Lepas! Sakit Jeno ih!"

"Password nya apa?"

"Jeno ganteng!"

Jeno menjauhkan tangannya, dia senyum. Demi rambut gondrong mas Yuta dia gemes banget, pengen aku bawa pulang boleh nggak sih, hehe.

"KITA JADI NYAMUK YANG KEBERAPA KALI GUYS?"

"YAP, UNTUK YANG KESEKIAN KALINYA. SAYA PAMIT UNDUR DIRI LUR."

Aku ketawa lihat Haechan misuh-misuh sendiri, Jeno memasukan tangan ku ke saku hoodie nya. Kebiasaan.

Kami semua kembali ngobrol biasa, diiringi dengan Renjun yang nyanyi serta Jisung main gitar.

Aku senderan dibahu Jeno, hihi. Dia ikut nyanyi sambil memainkan rambutku. Disaat seperti ini, aku sampai lupa bahwa aku dan Jeno belum ada ikatan apa-apa bahkan kadang aku kayak, Jeno anggep aku apa sebenarnya? Tapi menurut ku status nggak terlalu penting untuk kita berdua. Dengan dia yang selalu ada buatku nggak ada lagi yang perlu di permasalahkan.

Dan tentang perasaanku padanya, sekarang aku yakin aku menyayangi Jeno. Jeno Adiwarsa si manusia menyebalkan ini.

Jujur, sempat aku berpikir Jeno hanya main-main tapi sikap dia seperti, Jeno sedang membuktikan bahwa perasaannya serius.

"Ca," aku meliriknya, "Gue sayang lo, gue gak pernah bercanda perihal perasaan."

Semesta, harapku saat ini; biarkan aku bersama nya untuk menemani masa putih abu-abuku dan seterusnya.

F A L L I N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang