•05•

474 34 2
                                    

Jangan lupa vote ya karena vote dari kalian sangat berharga bagi author♡

Plagiat dilarang mendekat!!!

Sudah terhitung satu bulan semenjak kejadian malam hari itu hingga sekarang masih tidak ada satupun yang mengetahui kejadian menjijikkan itu selain dirinya dan laki-laki brengsek itu.

Tentang laki-laki itu? Ahhh ia sudah berusaha menutupinya dengan bersikap seolah tak terjadi apa pun dengannya. Begitupun dengan Renia gadis tersebut seolah berlaku seperti seorang anak dengan Ayahnya jika berada di depan ibunya.

Kini Renia tengah membereskan bukunya karena bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gadis itu sudah tak sabar lagi menuju ke kantin karena entah mengapa ia merasa sangat lapar lebih tepatnya ia ingin memakan bakso.

"Ayo cepetan ih Al lama banget," ucap Renia tak sabar.

"Sabar napa Ren aelah," ujar Alina gemas karena sedari tadi sahabatnya itu terus saja menyuruhnya untuk cepat-cepat.

"Ih aku udah laper Al." Renia mulai kesal.

"Iya-iya ayo ini udah kelar," ucap Alina lalu berdiri diikuti oleh Renia.

"Kamu kenapa sih Ren kok ngebet banget sih makan bakso," ucap Alina bingung. kini mereka tengah berjalan menuju ke kantin sekolah.

"Gak tau aku cuma lagi pengen banget makan bakso." balas Renia.

"Setau aku kamu enggak suka bakso deh," ucap Alina pada sahabatnya itu  ia bingung kenapa Renia tiba-tiba  menginginkan makan bakso padahal ia tahu sekali jika sahabatnya itu tidak menyukai bakso.

"Emang salah kalo aku tiba-tiba pengen makan bakso," balas Renia Alina hanya mangut-mangut tak membalas ucapan Renia.

"Rame banget Al," Renia memandang kantin yang kini terlihat sangat ramai bahkan kursi pun sudah terlihat penuh.

"Ya namanya juga kantin pasti rame lah Ren," Alina membalas ucapan sahabatnya itu.

"Iya juga sih," ucap Renia tersenyum lebar Alina hanya memutar bola mata malas.

"Eh kita mau duduk di mana nih?" Alina melihat sekeliling semua meja sudah terisi penuh. Lalu tak lama kemudian pandangannya tertuju pada meja pojok terlihat seorang melambaikan tangannya ke arah mereka berdua.

"Eh itu Raka ayo duduk di sana aja," ujar Alina menunjuk ke arah meja pojok terlihat Raka yang tengah melambaikan tangannya ke arah mereka.

"Ogah ih," ucap Renia sontak membuat Alina menoleh ke arahnya.

"Ada kevin aku males," lanjutnya membuat Alina mengerti.

"Yaelah al kalo kita enggak duduk di sana kamu mau kita duduk dimana?" tanya Alina membuat Renia terdiam membenarkan penuturan sahabatnya itu.

"Udah enggak apa-apa." Alina menarik lengan Renia menuju ke meja Yang di tempati Raka, Renia yang di tarikpun hanya pasrah.

Sungguh ia malas bertemu dengan laki-laki yang sangat menyebalkan itu yang kini tengah duduk di samping Raka tak lupa dengan wajah songongnya membuat Renia ingin menggampar muka laki-laki itu yang menurutnya sok kecakepan.

because of an incidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang