•06•

402 33 2
                                    

Jangan lupa vote ya karena vote dari kalian sangat berharga bagi author♡

Plagiat dilarang mendekat!!!

RENIA POV

Tangan ku bergetar ketika memegang benda tersebut mataku terpejam tak berani menatap hasil yang ditunjukkan oleh benda di tanganku. Dengan perlahan aku membuka kedua mataku mencoba melihat benda tersebut dan...

Duar!!

Layaknya petir di siang bolong.

Kedua kakiku terasa lemas bertepatan dengan itu buliran kristal jatuh membasahi pipiku isakan tak mampu ku tahan.

2 garis merah...

Itulah yang ku lihat dan itu artinya aku hamil.

Hamil?

Kata itu seakan sebagai belati yang mampu menusuk jantungku hal yang tak mampu ku bayangkan hal yang sangat-sangat tak ku inginkan. Semua hancur begitu saja masa depan yang sudah ku bangun sekian rupa  runtuh begitu saja hanya karena 1 kata yang begitu menyeramkan bagiku.

'Tuhan cobaan apa lagi ini'

Apa yang harus ku lakukan? Dan bagaimana caraku untuk menyembunyikan semua ini. Mampukah aku menjalani kehidupan seperti biasanya dengan keadaanku yang seperti ini. Akankah harus ku biarkan nyawa yang berada dalam perutku kini bertahan hingga keluar menyapa dunia namun sangat sulit untukku bayangkan.

"Arghhhhhh!!!" teriakku frustasi sembari mengacak rambut.

"Semua hancur..." lirihku.

RENIA POV END

Kini di tempat lain seorang laki-laki turun dari mobilnya dengan tampang santainya laki-laki itu melangkah masuk menuju ke sebuah rumah lebih tepatnya mansion karena bangunan tersebut sungguh megah dan luas dengan air mancur tepat di depan halaman. Laki-laki itu kini membuka pintu melangkah masuk dan terlihat seorang wanita paruh baya.

Laki-laki itu ialah Kevin seorang anak dari pengusaha kaya nan terkenal di daerah jakarta. Hal itu membuat pemuda tersebut hidup dengan bergelimang harta dan kekayaan.

"Assalamualaikum!" ujar Kevin.

"Waalaikumsalam," balas seorang wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya.

"Tumben mama pulang awal?" tanya pemuda itu heran saat melihat ibunya yang biasanya pulang larut malam kini pulang lebih awal.

"Ada yang ingin mama dan papa bicarakan denganmu nanti," ucap wanita tersebut lalu tersenyum.

"Apa ma?" tanya Kevin mulai penasaran akan penuturan wanita itu.

"Sudah lebih baik kamu mandi saja sembari menunggu papa pulang." jawab wanita itu. kevin yang mendengar itu hanya menggguk lalu melangkah masuk menuju ke kamarnya.

Beberapa menit kemudian kevin keluar dari kamarnya dan terlihat pemuda tampak lebih segar dari sebelumnya. Pemuda tersebut melangkah menuruni tangga menuju ke bawah karena ia penasaran dengan apa yang ibunya katakan.

"Kevin!" Panggil mamanya yang sudah terduduk dengan seorang lelaki di sampingnya.

"Sebenarnya papa mau ngomong apa sama kevin?" tanya Kevin sembari ikut mendudukkan bokongnya pada Sofa.

"Sekarang kamu sudah besar ya," ucap Utomo memulai pembicaraan.

"Yaiyalah pa masa kevin kecil-kecil mulu." balas Kevin tak habis pikir dengan ucapan papanya itu yang menurutnya sangat-sangat tidak penting.

Utomo terlihat menarik nafas sejenak lalu menghembuskannya setelah itu beralih menatap anak laki-laki nya itu.
"Kamu sudah punya pacar?" Tanyanya dengan hati-hati.

Kevin yang mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut papanya seketika mengernyit bingung. Tidak biasanya laki-laki itu  bertanya seperti ini.

"Maksud papa apa?" Tanya Kevin.

"Bentar-bentar kevin ngerasa ada yang aneh dengan kalian," sambungnya.

Sungguh ia merasa ada hal aneh dengan kedua orang tuanya itu, mereka tiba-tiba saja memintanya untuk berbicara dengannya dan kini laki-laki itu menanyakan prihal pacar.

"Kami akan menjodohkanmu," ucap utomo dengan serius. sontak hal itu membuat Kevin terkejut dan kini pemuda itu langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Maksud papa apa?" Kevin meminta penjelasan.

"Kami menjodohkan mu dengan anak om Andrian," kini Sofia yang berbicara yang sedari tadi terdiam mulai mengangkat suara.

"Di jodohin? Kevin enggak mau!!" tolak pemuda tersebut mentah-mentah.

"Kami tidak menerima penolakan kamu harus terima!" ucap Utomo tegas.

"Kevin Gak akan pernah mau di jodohin," balas Kevin tak kalah.

"Kevin papa bilang jangan membantah!!" Ucap utomo mulai emosi.

"Apa!! Apa kevin tidak berhak membantah!!"

"Kalian egois Kevin ini sudah besar dan kevin berhak nentuin jalan kevin sendiri!!" ujarnya menahan emosi lalu segera menyambar kunci mobil dan beralih pergi.

"KEVIN!!!" teriak Utomo melihat kepergian putranya.

Kevin yang mendengar itupun tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakan laki-laki itu ia terlihat menahan amarah. Inilah salah satu sifat yang tidak ia sukai dari kedua orang tuanya yang selalu memaksa dan mengaturnya.

"Damn it" umpatnya lalu masuk ke dalam mobil kemudian menancap gas pergi entah kemana asalkan tidak kembali kerumah.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Jangan lupa vote&coment
Kritik dan saran author tampung:)

Jangan lupa follow akun Author ya

Follow juga
Ig:@Auliarohmatika92
Twett:@Auliarohmatika1

because of an incidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang