•30•

235 7 0
                                    

"Kenapa?" Kevin kembali bertanya bahkan tatapan enggan berpaling.

Menelan susah salivnya. "Emmm tadi...."

_____

"Asik! Artinya sekarang kita bisa barengan lagi dong, yes!" Renia tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang terlihat sangat bahagia itu setelah dirinya menjelaskan tentang dia dan Raka tadi di lapangan.

Begitupun dengan cowok yang berada di samping Renia, terlihat jika ia merasa lega mendengar penuturan gadis itu, Kevin. Tadi ia pikir terjadi sesuatu pada gadis itu karena saat gadis itu kembali ke kelasnya ia bisa melihat jika gadis itu habis menangis dan ia merasa khawatir.

"Pilihan lo tepat bro!" Andra menepuk bahu sahabatnya itu dengan rasa bangga karena akhirnya Raka bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Raka menoleh lalu tatapannya beralih ke arah lelaki yang berada di samping Renia, dengan perasaan lega Raka menyungnggingkan senyumnya seolah mengatakan bahwa semua sudah seperti semula dan Kevin yang mengerti pun lantas membalas senyumnya.

"Gue udah lupain semuanya, dan mungkin, guenya yang terlalu kecewa sama Renia bahkan bukannya ada di samping dia saat masalah melanda justru gue semakin memperburuk keadaan." Terang Raka seraya menunduk.

Semua yang berada di meja itu lantas terdiam.
"Gue sahabat yang buruk." Mendengar itu lantas Renia menggeleng keras. Ia tak setuju dengan apa yang Raka katakan.

"Ini bukan salah kamu, sepenuhnya ini salah aku, karena udah buat kamu kecewa. Bahkan ibu sekalipun," gadis itu mengingat kejadian yang lalu dimana ia membuat orang yang paling ia sayangi di dunia ini kecewa bahkan ia dengan jelas melihat wajah ibunya yang menangis saat mengetahui keadaannya.

Alana yang sudah tak tahan dengan suasana ini lantas membuka suara. "Udahlah ngapain pake acara saling salah-salahan sih! Mending kita makan aja deh, laper tau."  Dengan wajah yang dibuat sememelas mungkin membuat Andra yang berada di dekatnya lantas mencibirnya.

"Makan mulu lo, pantesan makin melebar." Alana lantas melotot tak terima, bahkan kini gadis itu sudah maju ingin memakan cowok di depannya itu hidup-hidup.

"Apa lo bilang?!!" Sambil mengangkat tangan siap untuk menggampar cowok ngeselin di depannya itu.

"Ampun Al sumpah bogeman lo kuat gue gak mau ya wajah tampan gue sampe lecet gara-gara lo." Alana memutar mata malas mendengar ucapan ke pd-an dari Andra.

Renia, Kevin dan Raka menggeleng melihat perdebatan di depan mereka ini. Berterimakasihlah pada Alana yang sudah mengubah susana menjadi lebih cair.

"Udah jangan berantem. Lo banci lawan cewek Ndra." Lerai Kevin yang sudah jengah dengan perdebatan antara Alana dan Andra.

"Tuh denger jangan cuma berani lawan cewek lo!" Sindir Alana dengan wajah songongnya.

"Siapa bilang gue banci? Gue pake celana ke sekolah bukan Rok." Balas Andra tak kalah songong dan perdebatan pun terus berlanjut.

Alana yang hendak membalas kembali langsung di lerai oleh Renia. "Udah Al jangan ribut." Sambil mengusap bahu sahabatnya itu.

"Aduh teh aa ganteng neng geulis, ini teh pesanannya silahkan di nikmati." Seorang wanita paruh baya datang sambil membawa nampan yang berisikan pesanan mereka tadi.

Raka yang melihat bi Juni yang kewalahan membawa pesanan mereka lantas membantunya menaruh makanan itu ke atas meja tempat mereka.

"Terimaksih aa ganteng." Raka hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Nih makan! Berantem mulu lo pada." Sambil menyerahkan  masing-masing  sepiring batagor ke Alana dan Andra.

Raka yang melihat piring nasi goreng Renia lantas mendekat lalu mengambil sendok dan menyuapkan ke mulutnya membuat Renia yang melihat itu kebingungan begitupun dengan ketiga orang lainnya.

"Kamu mau?" Tanya Renia setelah Kevin mengunyah nasi goreng itu.

Cowok itu menggeleng. "Gak terlalu pedes lo boleh makan." Ucapnya lalu menarik mangkok berisikan bakso pesanannya.

Raka, Alana dan Andra yang tengah menikmati makanan mereka sambil melihat tingkah Kevin lantas tersedak berbarengan mendengar ucapan Kevin. Sedangkan Renia hanya bengong sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, ia bingung dengan ucapan Kevin.

Kevin menyuapi baksonya lalu menatap Raka Alana dan Andra dengan aris berkerut melihat ketiganya yang terbatuk-batuk dengan keras.
"Kalian kenapa?" Tanyanya.

Renia yang mendengar pertanyaan yang di lontarkan Kevin lantas ikut menoleh ke arah ketiga orang yang sedang tersedak itu.

"Gila! Kayaknya gue belum bersihin kotoran telinga uhuk uhuk makanya gue salah denger." Ujar Andra.

"Gue gak salah denger kan?" Alana menatap Kevin.

"Bisa perhatian juga." Raka.

Alisnya semakin mengkerut mendengar ucapan ketiga orang itu. "Maksud kalian?"

Alana memutar mata jengah melihat muka Kevin.  "Lo perhatian banget sama sahabat gue, biasanya lo gercep bener gangguin dia. Benci jadi cinta ya?" Goda Alana, Raka yang berada di dekatnya tersenyum samar.

Renia tergelak mendengar penuturan Alana sedangkan Kevin sedikit gelagapan namun ia segera memasang wajah santai andalannya.

"Dulu dia musuh bebuyutan sekarang dia tanggung jawab gue." Jelasnya dengan wajah datar lalu kembali memakan baksonya.

"Ceileh, contoh suami bertanggung jawab ye Vin." Goda Andra seraya menaik turunkan alisnya.

Kevin menatap pemuda itu tajam. "Diem njing! Ini tempat umum." Peringatnya lalu membuat Andra menyunggingkan senyum lebar seraya mengangkat dua jari pertanda maafnya karena telah keceplosan mengatakan itu di tempat banyak orang.

Raka yang melihat itu lantas menggelengkan kepalanya. Berbeda dengan Renia yang langsung memakan nasi goreng nya karena malu mendengar ucapan Kevin yang menurutnya sangat terdengar manis. Entah kenapa mendengar ucapan cowok itu seketika hatinya menghangat, ia sudah jatuh dalam pesona cowok itu yang merupakan suaminya.

  ****

"Ma plis! Bantu Keira ya, mama sayang Keira kan? Nah bantu Keira ngomong ke papa, plis." Gadis cantik itu memohon dengan memelas membuat wanita berpakaian modis di depannya itu tak tega melihat sang putri yang memohon-mohon.

Menghela napas lalu memeluk putri satu-satunya yang ia punya. "Baiklah jika itu keinginanmu Mama akan bicara dengan papa." Sepersekian detik kemudian wajah gadis itu berubah menjadi berbinar.

"Yes! Keira sayang mama." Memeluk erat wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Mama juga sayang Keira." Kedua orang itu tampak saling memeluk erat.





"Lo pikir gue akan nyerah gitu aja? Enggak akan! Gue akan buktikan. Gue akan buat lo jadi milik gue apapun caranya. Karena apa yang gue mau harus bisa jadi milik gue seutuhnya."

 
BERSAMBUNG.....

SEE YOU NEXT CHAPTER!!!

because of an incidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang