Chapter 13

318 28 0
                                    

Sebelumnya, Haechan membawa putri Tuan Lee Jang Sun dengan  istri selingkuhannya bermain ke sebuah taman. Dia membawa anak usia 4 tahun yang sekolah di playgrup itu karena punya tujuan tertentu.

Haechan menatap tajam gadis kecil di hadapannya, pisaunya di todongkan ke arah Naomi kemudian menarik bocah itu ke pelukannya. Bocah itu hanya diam menurut.

“Aku akan membuat Ayah dan ibumu menderita?” bisiknya sambil mengayiuhkan pisaunya.

CRAASSH!!

“Aaaaarrgh Oppa, Aku takut!” jerit gadis kecil itu saat melihat seekor anjing hampir menerkam anak itu kemudian Haechan langsung menebasnya dengan pisau yang di pegangnya. Darahnya menyiprat ke pakaian sang anak dan jaket kulit milik pemudah berwajah manis itu. Tapi, tidak sampai membuat anjing itu mati, hanya terluka saja kemudian berbalik lari.

Gadis kecil itu menangis di pelukan Haechan sambil gemetaran mencengkram jaketnya “Op-pa A-aku ta-takut hiks...hiks...”pemuda itu tidak merespon, dia hanya menyeringai memperlihatkan senyumam lebarnya dengan wajah iblis.

“Ayo kita pergi.” Ajak Haechan.

Selama perjalanan, anak itu terus melihat keluar jendela sambil berteriak senang saatelihat sesuatu yang indah dan belum pernah di lihatnya, sesekali dia bertanya pada Haechan yang fokus menyetir.

“Oppa, itu namanya apa?”

“Kincir air.”  Ketusnya. Terus dan terus saja bertanya sampai membuat sang empunya naik darah.

“DIAAAAM!!” Teriak Haechan sambil menepikan mobilnya dan mengeremnya dengan penuh emosi. Anak itu melonjak kaget dan meringkuk ketakutan sampai hampir menangis. “Bisakah kau diam huh!? Aku sedang fokus menyetir! Mau ku lempar ke luar iya?” kesalnya.

Anak itu meringkuk ketakutan sambil menangis “Ti-tidak mau,” ucapnya sambil menggeleng. “Eomma, Appa, aku ingin pulang hueee...” rintihnya sambil menangis.

Haechan menjadi panik saat anak itu menangis, Dia melihat sekelilingnya, khawatir ada polisi atau orang lain melihat dan mengira sedang berbuat jahat.
“Hei diam! Jangan menangis, aku bilang diam! Kalau kau tidak mau diam, Aku akan menyumpal mulutmu dengan sapu tangan!” hentaknya membuat anak itu semakin menjerit nangis.

“Damn!” desis Haechan, tanpa menuggu lama, pemuda itu langsung membekap mulut bocah cantik itu dengan sapu tangan, tidak lupa mengikat tangannya juga. “Dengatkan oppa ya anak manis, kalau kau tidak diam juga, aku akan...”

Ponsel Haechan berdering, matanya menatap datar si penelpon. Ternyata itu dari Yoong Hwa.

📱 “Hallo, ada apa menelponku?” Haechan.
📱 “Jemput aku di kampus sekarang! Atau aku pulang dengan Taeyong Sunbae!” ketus Yoong Hwa.
📱 “What?! Jemput? Sejak kapan aku menjadi supir pribadimu huh? Hubungi saja bodyguard ayah!” balas Haechan.

BIP! Panggilan di putus sepihak oleh Haechan. Pemuda itu tersenyum sinis, tapi seketika dia putar balik. Dia tidak ingin Yoong Hwa pulang dengan Taeyong, iya... Tidak rela rasanya. Di tengah perjalanan dia berhenti karena ingat dengan bocah yang ada di sampingnya. Dia terus menangis walau mulutnya di tutup.

Pemuda itu terus menatap lekat anak perempuan yang cantik dan masih polos itu, ada rasa kasihan dan gemas melihat kepolosannya. Dia mendekatkan wajahnya kemudian tersenyum.
“Oppa akan melepaskan tangam dan juga sapu tangan itu. Tapi, berhentilah menangis. Ok?”

Gadis kecil itu mengangguk cepat. Kemudian tangan dan bekapan di mulutnya di lepas. Pemuda itu mengusap lembut air mata di pipi Janny, kemudian tersenyum. “Sekarang, Oppa antar kau pulang ke rumah ya. Tapi, jangan katakan apapun pada eomma dan appa, kalau Oppa yang mengajakmu. Ya.”

I'm Sorry, Because I'm Bad Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang