Yoong Hwa terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menembus gordennya lalu mengenai wajahnya. Dia tersenyum melihat kekasihnya yang masih tertidur di sampingnya. Perlahan dia mendekat lalu memainkan jemarinya di wajah pria manis itu. Di usapnya kedua alis, kedua matanya, hidung, pipi lalu berhenti di bibirnya.
GREP!
Tiba-tiba sebuah tangan menangkap lengannya dan menjatuhkannya kembali berbaring. Mata Yoong Hwa membulat saat Haechan menindihnya.
“Apa permainan semalam masih kurang memuaskan, hmmm?” tanya pria berkukit eksotis itu sambil tersenyum di sertai tatapan yang menggoda.Yoong Hwa langsung menegang “A-aissh! Menyingkirlah!” ucapnya sambil mendorong kekasihnya kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya sambil memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. “Aku ingin mandi! Lebih baik kau pergi ke rumah sakit!” tegasnya sambil masuk ke kamar mandi.
Haechan hanya diam, dia kembali membaringkan tubuh polosnya di balik selimut. Dia melihat ponselnya dan melihat ada beberapa pesan yang ternyata dari Eomma. Pria itu langsung menghubungi ibunya dan beranjak dari tempat tidurnya lalu memakai pakaiannya.
📱 “Hallo, Eomma,”
📱 “Dong Hyuck-a, Eomma menghubungimu berkali-kali menghubungimu
Tapi, tidak kau jawab. Apa kau sedang ada di rumah?”
📱 “Maaf Eomma, aku mensilent ponselku jadi, tidak tahu Eomma menelpon. Aku...,” Dong Hyuck melihat Yoong Hwa yang sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. “A-aku sedang di rumah. Syukurlah kalau Janny sudah sadar, bagaimana kondisinya sekarang?”
📱 “Dokter sedang memeriksanya. Janny sempat memanggil nama Taeyong semalam. Bisakah kau datang ke sini Nak?”
📱 “Baiklah Bu, aku akan ke sana. Sudah dulu ya Bu.”BIP!
“Eomma kenapa?” tanya Yoong Hwa yang sedang mengeringkan rambutnya dengan headryer.
“Eomma bilang, kalau Janny sudah sadar dan semalam, dia menyebut nama Taeyong.”
“Terus? Apa Oppa akan kesana sekarang?”
“Kenapa? Kau sepertinya keberatan kalau aku ke sana?” Haechan mendekati Yoong Hwa dan memeluknya dari belakang.
“Oppa! Lepaskan aku! Aku sudah mandi, lebih baik kau mandi juga sana!” ketus Yoong Hwa sambil melepaskan tangan kekasihnya yang melingkar di punggulnya.
“Oke, Oppa akan mandi,” Haechan melenggang pergi ke kamar mandi.
-@@@-
Taeyong mengendarai motornya menuju ke sebuah tempat. Namun di pertengahan jalan, dia mampir sebentar ke sebuah toko bunga. Saat masuk di sambut oleh pelayannya, Dia melihat-lihat sambil memilih beberapa bunga kemudian membayarnya.“Terima kasih atas kunjungannya Tuan.” Ucap ramah pelayan toko tersebut. Taeyong hanya mengukir senyum lalu melanjutkan perjalanannya.
-Rumah Sakit-
Dokter sedang memeriksa Janny yang baru saja sadar paska operasi. Tidak lama, kemudian Dokter dan 2 perawatnya selesai.
“Bagaimana kondisi putriku sekarang?” tanya Nyonya Lee.
“Putri anda sudah membaik. Tapi, butuh waktu untuk pemulihan operasinya. Jadi, jangan buat pasien memikirkan hal yang berat-berat dulu. Buat dia relax dan santai.” Pesan Dokter.
“Iya terima kasih Dok.”
Selepas kepergian Sokter dan dua perawatnya. Seorang namja datang berkunjung.
“Annywonghaseyeo Bibi,” sapanya sambil membungukuk sedikit.
“Uh Nak Taeyong?! Ah syukurlah kau datang, Janny audah sadar dan semalam... Dia sempat me_”
“Eomma, Aku ingin duduk.” Ucap Janny.
Eomma dan Taeyong langsung menghampiri. “Sayang, kau jangan banyak bergerak dulu ya. Berbaring saja, bekas operasinya masih baru dan lagi, kau baru sadar.” Ucap Taeyong.
“Sa-sayang?! Ka-kalian berdua...?”
“Bibi, aku dan Janny sudah 1 bulan menjalin hubungan dan lagi... Aku datang kemarin untuk melamarnya. Karena, Janny sedang mengandung anakku,”
“A-A-APA?! H-hamil? Ka-kau menghamili Janny? Kapan kau melakukan itu pada putriku huh!?” ucap Nyonya Lee yang shock mendengarnya. “Apa, waktu Janny tidak pulang malam itu. Iya?!”
“A-aku minta maaf Bibi. Tapi, aku akan bertanggung jawab!”
Nyonya Lee mencoba mengatur nafasnya lalu menatap Janny yang terlihat lemas dan pucat. Taeyong kembali melanjutkan ucapannya.
“Bibi, apa bibi merestui kami dan... Niatku untuk menikahi Janny, apakah bibi akan menywtujuinya?”
Nyonya Lee terdiam, dia menatap Janny yang menatapnya sendu dan berharap Eommanya akan menerima.
“Baiklah, Kalau Janny menerimamu. Bibi setuju saja. Tapi, bagaimana dengan Dong Hyuck? Dia tidak mudah untuk mempercayai orang lain sejak...”
“Dong Hyuck sudah mengizinkan kami untuk menikah.” Ucap Taeyong.
“Kalau begitu, Eomma serahkan semua pada Dong Hyuck dan kalian.”
-@@@-
Yoong Hwa siap untuk pergi kerja. Haechan dari tadi hanya duduk manis di sofa sambil mengamati kekasihnya yang masih berdandan.
“Lusa kita akan menikah, kau masih saja pergi bekerja. Bisakah kau di rumah dan izin pada Taeyong?”Gadis itu menghentikan aktifitasnya kemudian menoleh menatap calon suaminya yang menatapnya datar. “Jadi, Oppa tidak akan membatalkan pernikahan kita?” tanyanya.
“Batal?! Kenapa kau berfikiran seperti itu? Tentu saja tidak sayang, kita akan tetap menikah.” Jelas Haechan sambil beranjak mendekati Yoong Hwa lalu menyandar di meja riasnya.
“Bagaimana dengan Janny? Dia kan belum pulih, masa kita menikah sedangkan salah satu keluarga kita ada yang hmmp_” Haechan menempelkan jemarinya di bibir mungil Yoong Hwa.
“Kenapa kau terus membawa nama Janny setiap kau merasa kesal? Kau cemburu pada Janny? Dengarkan oppa baik-baik sayang,” Haechan berjongkok kemudian menggenggam jemari calon istrinya, di tatapnya manik mata wanita itu dengan lekat. “Kenapa kau cemburu pada Janny? Siapa yang sudah mempengaruhimu hmmm?”
“Aku takut, Oppa akan jatuh cinta pada Janny! Bukankah dia bukan asik kandungmu tentu saja aku khawatir dan lagi, tidak seorangpun yang memperngaruhiku. Aku takut... Kehilangan Oppa.”
Haechan tersenyum lalu mengusap lembut wajah Yoong Hwa “Sudah berapa lama kita saling menanti? 20 tahun saat aku di tahanan. Walaupun begitu, hati kita tidak berubah kan? Bahkan kau mempertahankan perasaanmu tanpa aku dan lagi, kau tidak malu bersama seorang mantan narapidana sepertiku. Itu artinya, kau wanita setia dan cintamu tulus padaku. Begitupun denganku, semenjak pertama kali bertemu denganmu di rumah ini. Perasaanku padamu semakin membesar bahkan kau adalah cinta pertamaku dan terakhirku. Mana mungkin aku meninggalkanmu, usiaku termakan oleh waktu. Aku hnya mencintaimu, hanya mencintaimu.”
Air mata Yoong Hwa meluncur sempurna mendengar ucapan Haechan “Maafkan aku Oppa, aku sudah meragukan cinta dan ketulusanmu padaku. Aku beruntung memiliki calon suami sepertimu, aku tidak peduli kau seirang kriminal atau ahjussy sekalipun. Aku juga hanya mmencintaimu.”
Dong Hyuck mendekatkan wajahnya lalu mencium bibirnya, Yoong Hwa membalasnya sambil saling berpelukan.-@@@-
Janny sedang makan di suapi oleh Taeyong. Haechan dan Yoong Hwa masih menatap mereka sambil sesekali terkekeh.“Oppa! Ada apa sih, dari tadi senyum-senyum dan terkekeh melihat kami? “
“Aku seperti melihat Ayah dan Anak! Hahahaha.” Tawa Haechan meledak.
“Oppa, jangan begitu!” tergur Yoong Hwa.
“Jadi, kapan kau akan menikahi Janny?” tanya Haechan.
“Beri aku waktu, aku harus memperkanlkan Janny pada orang tuaku dan lagi, Janny baru saja sadar dari operasinya. Pastinya akan membutuhkan waktu untuk pulih, setelah itu barulah aku akan menikahinya.”
“Tidak! Itu terlalu lama. Janny-aa, kau memang habis menjalani operasi tapi, kepalamu bukan kakimu kan? Itu artinya, bisa di percepat bukan pernikahan kalian.”
“Ck! Jangan berbelit-belit! Katakan saja apa yang ingin kau katakan Dong Hyuck-Ssi!” kesal Taeyong.
“Kalian menikahlah di hari yang sama dengan pernikahanku dan Yong Hwa. Lu-sa!” tegas Haechan.
“M-MWO! LUSA?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Because I'm Bad Boy (TAMAT)
Fanfiction"Ini kisahku, seorang anak broken home yang meninggalkan luka mendalam hingga menjadi dendam" Lee Dong Hyuck (Haechan)