Janny sudah rapih dengan penampilannya. Gaun putih selutut tanpa lengan membuat tulang bahunya terekspos, rambut panjangnya di ikat, bibir mungilnya memakai lipbalm pink membuatnya terlihat begitu menggoda. Sang Kakak terkejut melihatnya, saat keluar dari kamar menampakan dirinya.
“K-kau mau kemana Janny? Kenapa berpenampilan sepetti itu? Apa ada undangan pesta?” tanya Dong Hyuck.
Janny tersenyum “Aku di ajak jalan sama Taeyong Oppa,”
“APA?! Jalan? Janny-a, apa kau benar-benar punya perasaan pada pria yang usianya terpaut jauh denganmu huh?! Kau kan punya teman seusia, apa tidak ada teman pria di kampusmu yang membuatmu jatuh cinta?”
Janny mendengkus pelan “Tidak ada, Kalau pria yang aku suka sebelum Taeyong Oppa... Memang ada. Tapi, itu saat aku kecil.” Jawabnya.
Haechan/Dong Hyuck mengernyitkan dahinya “Saat masih kecil? Kau punya teman laki-laki?”
Sang adik melirik Haechan “Tidak,” jawabnya sambil merapihkan penampilannya.
“Lalu, siapa pria yang kau suka saat masih kecil?”
“Hmmm... Kasih tahu tidak ya? Hmmm... Oppa,” Chup! “Aku pergi ya, dah Oppa!” ucap Janny setelah mencium pipinya dan pergi. Haechan bingung dengan ucapan Janny, dia hanya diam menatap punggung gadis itu hingga sosoknya tidak lagi terlihat, karena masuk ke dalam sebuah mobil.
“Oppa? Pria yang dia maksud... Siapa? Uh, bukankah itu mobil Taeyong?! Sejak kapan dia datang, ck! Tidak sopan, membawa anak gadis tanpa seizinku!” gerutu Haechan.
-@@@-
Janny asik memandangi jalanan dengan pemandangan yang indah, sesekali dia melirik Pria di sampingnya yang sedang memegang kendali mobil.
“Kau tidak bertanya ingin pergi kemana?” ucap Taeyong membuat tatapan Janny mengerjap.
“Eh? O-oh iya. Memangnya kita ingin pergi kemana? Tumben sekali Oppa memintaku untuk menemanimu. Biasanya, kau minta Yoong Hwa Eonni.”
“Bukankah Dia akan menikah dengan Dong Hyuck. Jadi, untuk apa aku mengharapkannya terus.” Jawab Taeyong.
Janny menatap lekat waja pria itu, “Apa Oppa, sangat menyukai Yoong Hwa Eonni? Lalu, kenapa tidak mencoba untuk melupakannya dan membuka hati untuk yang lain?”
Taeyong menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah, tidak lebih tepatnya villa. “Ayo turun,” ucapnya sambil membukakan pintu.
Janny terkagum-kagum melihat berbagai tanaman bunga dengan air mancur di tengahnya. Bangunan megah bak istana dengan tugu yang menjulang sebagai pondasi berdirinya bangunan itu. Pemandangan yang hijau dan masih asri membuat udara terasa sejuk dan tercium aroma khas pagi hari.
“Kau suka Nona Janny?” tanya Taeyong membuat kesadaran gadis itu teralihkan.
“I-iya, ini indah sekali. Apa ini semua milik Oppa? Pemandangannya masih asri dan sejuk.”
Taeyong tersenyum “Kau ingin berkeliling? Aku akan mengajakmu melihat keindahan lainnya. Ayo!” ajaknya sambil menggandeng tangannya erat.
Jantung Janny berdebar saat tangannya di genggam erat oleh Taeyong. Perbedaan usia yang terpaut jauh tidak menghilangkan perasaan sukanya pada pria berwajah anime itu. Mereka berhenti di suatu tempat, sebuah taman dengan jajaran pohon mapel yang sudah mulai menguning. Keduanya berdiri di tepi jembatan.
“Janny-a,”
“Hmmm?”
“Bagaimana caranya untuk melupakan seseorang? Aku benar-benar ingin melupakan Yoong Hwa.”
“Oppa harus mencoba membuka hati untuk mencintai seseorang. Tapi, entahlah. Apakah itu berhasil atau tidak.”
“Bisakah kau membantuku untuk melupakan Yoong Hwa?” tanya Taeyong sambil menatap lekat wajah Janny.
“Eh, ma-maksud Oppa? A-oh Oppa ingin aku mencarikan wanita untuk diperken_” ucapan Janny berhenti saat Taeyong memeluknya dari belakang. “A-apa yang O-oppa lakukan?”
“Bantu aku untuk melupakan Yoong Hwa, kau mau kan menjadi penggantinya?” Bisik Taeyong
DEG! Jantung Janny terasa meledak saat itu juga. Tubuhnya meremang saat bisikan itu terdengar disertai hembusan nafas yang menyentuh bulu-bulu tipis telinganya.
“Ta-tapi, A-aku ha-hanya gadis berusia 25 tahun.”
Taeyong melonggarkan pelukannya lalu memutar posisi Janny untuk menghadap kearahnya. Wajahnyaa begitu dekat, bahkan ujung sepatu keduanya saling menempel. Di belainya rambut Janny lalu di selipkan di balik telinganya.
Gadis itu seperti terhipnotis oleh ketampanan Taeyong bak pangeran anime. Walau usianya sudah 40an tapi, wajahnya masih terlihat segar. Namja itu tersenyum, jemarinya kini mengusap wajah gadis itu, dari mulai dahi, hidung berhenti di bibir ranum nan mungilnya.
“Tidak masalah bagiku, berapapun usiamu. Justru aku yang akan bertanya padamu. Janny-a,”
“Bertanya tentang a-pa?”
“Tentang perasaanmu, padaku.” Ucap Taeyong sambil memainkan jemarinya di bibir Janny.
Sedikit risih, Janny meraih tangan Taeyong untuk berhenti menyentuh bibirnya. “Da-darimana Oppa ta_hhhmmmpp,” Tanpa di duga Pria itu menarik tengkuk Janny lalu mencium bibirnya. Mata gadis itu membulat, tangannya mencengkram erat roknya.
-@@@-
1 Minggu, iya satu Minggu lagi Yoong Hwa dan Dong Hyuck akan menikah. Hari ini mereka pergi ke butiq untuk melihat gaun pengantin yang di pesannya jauh-jauh hari. Wajah Yoong Hwa begitu berseri sembari berjalan merangkul lengan Dong Hyuck masuk ke dalam Butiq tersebut.
“Oh Yoong Hwa-Ssi, kita langsung saja ya melihat gaunnya, ayo!” ajak Eonni Yoshinori. Wanita keturunan Jepang yang sukses di bidang desainer, dia memiliki butiq dengan nama Paradise Kiss.
Sambil menunggu, Haechan memainkan ponsselnya. Dia berharap Janny menghubunginya tapi tidak juga menelpon, akhirnya pemuda tu mencoba ngehubunginya.
“Oppa, Yak Oppa!”
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Because I'm Bad Boy (TAMAT)
Fanfiction"Ini kisahku, seorang anak broken home yang meninggalkan luka mendalam hingga menjadi dendam" Lee Dong Hyuck (Haechan)