Chapter 4

688 52 0
                                    

Haechan mengendarai mobilnya. Walau anak angkat, Tuan Yunho memperlakukan Haechan dengan baik dan mobil itu adalah pemberiannya.  Dia berniat pergi ke suatu tempat. Yoong Hwa  yang melihat kepergian pria berkulit eksotis itu sedikit curiga, sembari melihat jam dindingnya.

“Ini sudah jam 10 malam. Mau pergi kemana dia? Lebih baik aku ikuti, ini benar-benar mencurigakan” gumamnya dan langsung pergi dengan mobil lainnya untuk mengitkuti.

Cukup jauh Haechan mengendarai mobilnya hingga sampai di sebuah pemukiman yang sederhana. Dia turun dan berjalan menuju sebuah rumah yang hanya dibatasi pagar kayu. Tatapan matanya begitu teduh dan penuh kesedihan.

“Eomma, bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu” gumamnya sambil melihat jendela kamar yang masih menyala. Belum lama dia datang, matanya melihat seseorang berjalan sambil membawa sesuatu di tangannya. Langkahnya begitu tertatih dan terlihat lelah. Haechan membulatkan matanya dan segera bersembunyi.

Rupannya yang dilihat adalah ibunya, wanita paruh baya itu terus melangkah namun tiba-tiba dia terjatuh dan membuat bawaanya berhambur ke tanah. Ternyata itu adalah nasi bungkus yang dibelinya untuk makan malam. Haechan tersentak melihatnya dan ingin sekali menangis, dia segera menghampiri wanita tersebut.

“Bibi, bibi tidak apa-apa? Bangunlah” Haechan membantunya berdiri.

Wanita itu menatap Haechan namun tidak mengenalinya, karena menggunakan masker dan topi “Aku tidak apa-apa. Tapi, kau siapa?” tanyanya dengan suara sedikit gemetar.

“A-aku... Haechan, kebetulan aku lewat dan melihat bibi jatuh” jawabnya. Wanita itu berjongkok sambil memunguti makanan yang berserakan lalu kembali membungkusnya.

“Bibi, A-a-apa yang bibi lakukan?! Makanan ini sudah tidak layak untuk dimakan.” Haechan mencegah wanita itu memunguti makananya.

“Tidak Nak, ini adalah makan malamku yang dibeli dari hasil menjual minum. Kalau ini dibuang, aku makan apa?” ucapnya dengan wajah lesuhnya.

Haechan menangis, iya... Dia menangis. Hatinya sakit dan hancur melihat kondisi ibu kandungnnya yang ada di hadapannya saat ini. Buru-buru dia mengusap air matanya.

“Bibi, makanan ini di untuk kucing saja ya. Bibi ikut denganku sekarang. Ayo” Haechan memegang lengan wanita paruh baya tersebut menuju mobil yang diparkirnya tidak jauh.

Sementara dikejauhan, Yoong Hwa menatap heran dan curiga “Apa yang dilakukan Oppa? Kenapa dia memandangi rumah itu dan menolong wanita itu? Bahkan dia memakai masker dan topi, seperti menywmbunyikan wajahnya?? Ini benar-benar mencurigakan! Lalu mau dibawa kemana ahjumma itu?” gadis itu kembali mengikuti Haechan.

“K-kau ingin membawaku kemana Nak? Ini sudah malam.”

“Bibi tenang saja, aku bukan orang jahat.” Jawab Haechan sambil tersenyum.

-Kedai-
Wanita itu tertegun saat berdiri di depan sebuah kedai. Bukan karena terkejut. Tapi, karena kedai itu tempat langgananya bersama putranya Lee Dong Hyuck. Ingatannya berputar, saat masuk ke dalam. Haechan langsung memesan makanan, dan saat makanan yang dipesannya datang. Ahjumma itu kembali ingin menangis dan teringat putranya.

“Bibi, aku sudah memesan makanan-makanan ini. Makanlah yang banyak, anggap saja ini pengganti makan malam bibi yang jatuh tadi. Ayo makanlah” ucap Haechan.

“Nak, dari mana kau tahu tempat ini dan lagi... Makanan-makanan ini, adalah makanan kesukaanku dan juga putraku.”

“Be...benarkah?! A-aku suka berkunjung kesini. Oia, lalu...di mana putra bibi?”

“Entahlah, Dia pergi disaat aku membutuhkannya beberapa tahun lalu” jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Makanlah yang banyak Bi, ayo” hati Haechan terasa sakit dan juga bahagia. Sakit, karena melihat ibunya yang begitu kesulitan hidupnya dan bahagianya, dia bisa makan bersama ibunya.

I'm Sorry, Because I'm Bad Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang