1

65 7 0
                                    

Jangan pernah menyerah dengan keadaan, jangan pernah tunduk pada keadaan, karena keadaan bisa kamu perjuangkan layaknya sebuah pengharapan.
'ANA'

----hanya quotes pembuka----

Hari ini adalah hari pertama Fatimah masuk sekolah. Saat ini ia telah duduk di bangku kelas XI. Rutinitas barunya setelah pindah rumah, ia harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat pergi ke sekolah. Fafa harus mengantarkan adiknya Clara dan Dino dengan mengendarai motor vario kesayangannya. Sedangkan adiknya yang bernama Nasya diantar oleh ayahnya dengan mengendarai sepeda motor juga. Seperti yang kalian ketahui, Fafa bukanlah orang kaya yang hidupnya serba ada, tapi dia tetap bersyukur beginilah adanya.

flashback on

Tahun 2018 merupakan tahun yang sulit untuk keluarga Fatimah. Bagaimana tidak, rumah warisan dari kakeknya --Mahmudi-- yang sudah ia tinggali sejak kecil harus ia tinggalkan karena orangtuanya harus membayar hutang yang cukup besar kepada bank.

" Ibu, apa nggak bisa kalo kita tetep tinggal disini ?" , tanya Fatimah

" Tidak, Fafa sayang. Rumah ini harus kita jual untuk membayar hutang kepada bank. Bukan begitu kan Ayah?" , jawab Sarah -ibunya-

"Iya, Fafa. Yang dikatakan oleh Ibumu benar. Maafkan Ayah ya" , ya itu suara Jaya -ayahnya-

"Tapi ayah, Fafa udah tinggal di sini dari kecil. Gimana Fafa bisa ninggalin semua ?", jawab Fafa

"Lagian kehidupan Fafa itu disini dekat dengan keluarga besar Ibu, eyang pasti tidak mengizinkannya", lanjut Fafa

"Fafa, eyang sudah mengizinkannya, walaupun eyang berat hati, sayang", jelas Sarah

"Tapi Fafa ga bisa tinggal di lingkungan baru, yang harus adaptasi lagi, itu susah Bu", Fafa tetap kekeuh

"Fafa, mohon mengertilah. Adik-adikmu saja tidak keberatan, masa kamu yang lebih dewasa tidak bisa mengerti keadaan", kata Sarah

"Iya, Fafa. Ayah mohon karena ini satu-satunya agar kita tetap punya tempat tinggal. Daripada rumah disita malah kita gapunya tempat tinggal lagi, lebih baik dijual saja untuk menutup hutang ayah dan ibu serta sisanya kita belikan rumah seadanya", jelas Jaya

"Yaudah kalo udah gini. Terus kita tinggal dimana, Yah ?", tanya Fafa

"Ayah dan Ibu sudah membeli rumah tak jauh dari sini, namun rumahnya sangat sederhana, apakah kamu mau menerimanya Fafa?", jawab Jaya ayah Fafa

Ya pasalnya, membujuk Fafa adalah hal tersulit untuk dilakukan, berbeda halnya membujuk adik-adik Fafa yang jelas sangat mudah dilakukan.

"Baiklah Ayah, Fafa akan menerimanya", kata Fafa

flashback off

Aku harus bisa menerima semua takdir ini. batin Fafa.

Kemudian, Fafa pun melajukan motornya membelah jalanan yang masih sepi dengan kecepatan rata-rata. Setelah 15 menit, akhirnya ia sampai di sekolah adiknya, yang dulu merupakan sekolahnya juga. Clara dan Dino pun turun lalu menyalami punggung tangan Fatimah dan berpamitan kepadanya.

Lalu, Fatimah kembali melajukan motornya menuju sekolahnya. Tidak butuh waktu lama, kira-kira 15 menit ia sudah sampai di sekolahnya. Fatimah tidak sadar, bahwa ada sahabatnya Syifa-- Gadis berhijab yang parasnya ayu

"Fafa.." , panggil Syifa kepada Fatimah

"Wah halo syifa, aku kangen banget nih sama kamu" , balas Fatimah sambil memeluk Syifa

"Ah iyaa aku juga kangen tau sama kamu, Fa"

"Eh Syif, ini kan hari pertama sekolah, gimana kalo kita duduk sebangku ? Kan kita udah ngerencanain dari liburan"

"Aku sih iya aja, Fa"

"Tapi Acha sama Ella gimana ? Kita kan belum sempat ngasi tahu mereka"

"Ya udah kita lihat aja gimana keadaannya"

"Okey yaudah ayo kita ke kelas."

"Ayo"

Fatimah dan Syifa pun pergi menuju kelas yang berada di lantai dua. Lalu keduanya terkejut karena teman-temannya sudah duduk terpisah-pisah seakan-akan teman sebangkunya akan sama. Saat itu juga Fatimah putus asa dan bicara dengan Syifa yang juga tampak kebingungan.

"Gimana nih, Syif?", tanya Fatimah

"Aku juga gatau", jawab Syifa

Lalu kami berdua pun memutuskan untuk duduk seperti saat kelas X , ya aku bersama dengan Ella dan Syifa bersama dengan Acha. Walaupun ada rasa kecewa di hati kami, tapi tidak apalah daripada salah paham.

"Halo, El. Gimana nih liburanmu ?", tanya Fafa basa basi setelah mendaratkan badannya di bangku sebelah Ella

"Haloo, Fa. Biasalah liburanku kan ke tempat Kakek Nenek yang ada di Yogyakarta", sahut Ella

"Gimana kabarnya mereka ?"

"Alhamdulillah baik kok"

"Yaudah Alhamdulillah kalo gitu El"

Setelahnya tidak terjadi perbincangan karena jam pertama sudah dimulai

Baik baik dah duduk sama Ella, biar betah. Batin Fafa

✨✨✨

Mohon maaf ya bagi pembaca lama yang baca sebelum aku revisi setiap partnya, tapi tenang aja intinya sama kok :)

Menurut kalian kenapa tuh Fafa sama Ella ? Syifa sama Acha juga kenapa ya ? Terus gimana perasaan kalian kalau harus meninggalkan tempat yang sudah kalian tinggali sejak kecil ?

Semarang, 9 Maret 2020

Rasa yang Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang