19

14 3 0
                                    

Apa artinya pertemuan bila suatu saat pasti ada perpisahan ? Tentu saja berarti karena setiap pertemuan terselip pelajaran tersendiri
'ANA'

✨✨✨

"Reivan", jawab Amel singkat padat jelas

Fatimah terdiam beberapa saat sambil mengingat-ingat pernah mendengar nama itu tapi dimana. Ia berusaha mengingat dan yaa ia ingat ternyata nama itu pernah terdengar dari suara supporter kelas.

Oh cowo nyebelin itu namanya Relvan. Batin Fatimah

"Woi Fa napa jadi bengong dah ?", kata Amel dengan menggerakkan tangan di udara tepat di depan wajah Fatimah

Kemudian lamunan Fatimah buyar dan dia langsung teringat bahwa Reivan telah menyeberangi jalan raya, lalu Fatimah meneriaki Reivan dari gerbang sekolah.

"Hei Relvan ! Balik gak !", teriak Fatimah

Udah teriak salah lagi, untung aja ga keliatan kalo penyebutan namanya salah. Coba deh kalian ngomong Reivan Relvan kan nyaris sama.

Reivan yang diajak bicara malah menyedekapkan tangannya di depan dada dan sambil senyum-senyum gajelas

Ih gila apa ya tuh cowo malah senyum senyum lagi. Batin Fatimah

Yes aku bisa kabur dari singa betina itu. Terus apa tadi dia manggil Relvan ? Ha ? Ga salah ? Batin Reivan sambil menyunggingkan senyum

"Balik gak !", teriak Fatimah lagi

Tapi na'as orang yang diteriaki malah sudah hilang dari jangkauan mata indahnya.

Lah cowo nyebelin mana ? Batin Fatimah

Fatimah membuka gerbang dan menengok ke arah parkiran Pak Wadi tapi tidak ada, mungkin udah masuk. Kemudian dia menengok ke arah halte, ternyata Leo juga tidak ada di sana.

Emang ya dua cowo itu, bisa aja kabur ke Pak Wadi. Batin Fatimah

Tau ah bodo amat, Batin Fatimah lagi

Kemudian Fatimah masuk dan menutup gerbang kembali. Ternyata di pos satpam juga ada Pak Ali dan Pak Edi-- karyawan sekolah serta Amel.

"Loh mel, kemana Ilham ?"

"Oh itu dia ke lapangan"

Fatimah hanya ber-oh-ria

Sebelumnya Pak Ali dan Pak Edi bermain catur, tapi karena mereka bosan akhirnya berhenti. Kemudian Pak Edi mengajak bicara Pak Ali, Fatimah serta Amel, tapi hanya Pak Ali dan Fatimah yang menjawab.

Obrolan ini jangan dianggap serius karena Pak Edi hanya memecahkan suasana.

"Pak Ali sayang istri ndak ?", tanya Pak Edi, Fatimah dan Amel hanya menyimak

"Wah yo sayang to pak", jawab Pak Ali

Yo= ya

"Nah kalau Pak Ali sayang istri, kalau kemana mana gausa sama istri pak", kata Pak Edi

"Loh ko gitu pak ?", tanya Pak Ali heran

Rasa yang Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang