2

51 7 0
                                    

Setiap raga bebas memilih ingin bergaul dengan siapa, jangan pernah menyalahkan keadaan yang telah berubah begitu cepat karena sikap yang berbeda
'ANA'

----Biasa cuma quotes awalan----

Fatimah POV

Dari awal menginjak bangku kelas XI, aku mulai menjaga jarak dengan teman dekatku sewaktu kelas X. Hal ini dikarenakan aku merasa tidak cocok, tidak nyaman, tidak dianggap oleh teman-temanku yang bisa dibilang kita ini geng.

Hal itu aku lakukan mulai dari tidak menyapa di pagi hari, tidak mengajak bicara, tidak mengajak sholat ke masjid, ya semua itu aku lakukan. Karena aku benar benar tidak nyaman. Mungkin teman teman dekatku itu sudah merasa bahwa aku menjauhi mereka, sampai pada akhirnya mereka pun melakukan hal yang sama padaku. Sebenarnya aku tidak suka dengan situasi seperti ini, tapi mau bagaimana lagi jika sudah terjadi. Maka aku tidak bisa menyalahkan siapapun, apalagi keadaan yang jelas jelas tidak salah.

Jadi selama aku menjauhi lebih tepatnya menjaga jarak dengan mereka semua, aku lebih dekat dengan sahabatku Syifa tentunya dan kedua sahabatku yang lain yaitu Bibil dan Ayka. Aku selalu menghampiri mereka dengan perasaan senang, karena aku nyaman berteman dengan mereka.

¤¤¤

Mentari pagi perlahan menampakkan wajah yang awalnya bersembunyi. Hamparan padi nan hijau di sawah tengah menari disertai kicauan para burung bak lagu seakan-akan hari bahagia telah datang.

Benar saja hari bahagia datang karena hari ini tak terasa sudah menginjak bulan Agustus tepatnya tanggal 17 Agustus, hari dimana proklamasi kemerdekaan Indonesia itu diproklamirkan oleh Bung Karno. Tanggal ini menjadi saksi bisu bahwa perjuangan para pahlawan itu telah berhasil.

Hari ini juga hubungan asmara sahabatku Syifa dengan Arya tepat 1 tahun. Arya itu merupakan teman sekelas kami juga, jadi aku mengenalnya.

Pagi ini aku bersiap menuju sekolah dengan seragam OSIS lengkap tanpa menggendong tas berat.

"Dek, ayo cepetan, upacara nih", kataku

"Bentar kak, kurang pakai sepatu doang", jawab Clara

"Iya ya aku tunggu di depan, jangan lupa Dino tuh suruh cepetan"

"Iya kak"

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya adikku datang

"Bu, aku sama adik berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum", teriakku dari luar

"Wa'alaikumsalam, hati-hati Fa bawa motornya, gausa ngebut", jawab Ibu sembari melangkahkan kaki menuju aku

"Dadahh Ibu", kata Dino

"Dadahh", ucap Ibu sambil melambaikan tangan di udara

Pukul 6.35 WIB aku sudah sampai di area sekolahku, ya seperti biasa aku terlebih dahulu mengantarkan adikku ke sekolahnya.

Aku berjalan menuju kelasku, dan kudapati banyak temanku sudah hadir

"Hei", sapaku

"Salam kek apa gimana gitu", gerutu Bibil

Rasa yang Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang