08. Join

8.2K 965 35
                                    

Matahari perlahan turun, saat dimana perlahan bulan muncul menyinari gelapnya malam. Tapi proses dari terbenamnya matahari membuat cahayanya terlihat lebih indah dari tempat dimana ia berada di tengah2 langit di siang hari

Cahaya yang berwarna jingga benyala dengan langit yang perlahan kian menggelap mendukung matahari menjadi satu2 nya sorotan indah di sore hari bagi pengelihatan semua mahkluk di bumi

Sama halnya di taman sebuah mansion megah, seorang gadis terduduk seorang diri di temani cahaya matahari yang perlahan meredup

Matanya tak lepas menatap proses dimana matahari akan beristirahat dan berjumpa di sebuah pagi esok hari

Dirinya terdiam bagai patung bernafas yang terpanah akan indahnya matahari

"Lisa~ya"

Dirinya menoleh mendapati gadis dengan rambut blonde berjalan mendekat, mengambil tempat tepat di sampingnya

"Kau berkunjung?"

"Hm"

"Bagaimana hari mu?"

"Seperti biasa"

Hela nafas berhembus dengan berat membuat arti tersendiri pada setiap pendengarnya
"Kau tahu, Rose? Dia bahkan melupakan hari bahagianya"

Keduanya terdiam bertarung dengan fikirannya masing2

"Kau tahu dia butuh kita Lisa"

Bibir tebal miliknya melengkung membentuk senyum sinis yang terlihat sendu
"Bukan kah seharusnya kita yang membutuhknnya? Siapa yang sebenarnya orang tua di sini?"

"Lisa—"

"Mianhae"

Lisa membungkuk menutup wajahnya dengan kedua tangannya membuat Rose mengusap lembut punggungnya

"Aku tahu sifat mu mudah berubah tapi belakangan ini semakin sering dan aneh Lisa, apa tidak kah kita memberitahu—"

Lisa menggeleng dalam posisinya

"Apa sakit kepala mu semakin sering? Atau yang lainnya mungkin?"

Lisa bangkit menatap kakak kembarnya
"Ini sudah biasa jadi kau tak perlu khawatir"

Rose meraih lengan Lisa dan memeluknya dengan kepala yang ia sandarkan di bahu milik Lisa yang terasa begitu nyaman

"Aku seperti de javu"

"Hm?"

"Aku jadi ingat bagaimana takutnya aku saat itu. Tidak kah situasinya sama seperti sekarang?"

Flashback on

Rose meletakkan kepalanya pada bahu milik adik kembarnya, matanya terlihat sembab dengan bekas linangan air mata di pipi cubby miliknya

"Apa.... aku akan ma—"

"Aniyeo! Kau akan tetap bersama ku"

Rose mengeratkan pelukannya pada pinggang mungil milik Lisa
"Kau tahu bukan, eomma—"

"Tapi tidak dengan mu, kita datang bersama dan akan pergi bersama, arraseo?"

Days With You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang