46. Endorsement

4.8K 496 32
                                    

Senyum tipis itu muncul di bibir Seungheon saat mendapati putri bungsunya yang tengah di temani Jaehyun.

Pria berlesung itu nampak asik mengajak Lisa berbicara walau dirinya tidak mendapatkan jawaban.

Tangannya dengan jail terus memainkan poni putri bungsunya yang nampak merajuk.
"Haha aniyeo aku tidak akan membuka poni kramat mu ini Lisa. Mungkin hanya ku mainkan?"

Jaehyun bisa melihat dengan jelas guratan marah dari mata bulat Lisa tapi yang pria itu lakukan hanya terus menertawai ekspresi yang menurutnya lucu itu.

"Arraseo, arraseo. Aku tak akan melakukannya lagi, kau tidurlah. Banyak - banyak istirahat, okey?"

Jaehyun menoleh dan mendapati Seungheon serta Rosé yang berdiri di ambang pintu "Ah kalian datang?"

Pria Jung itu bangkit saat Rosé berjalan mendekat "Karena kalian sudah di sini, aku akan pamit pulang ini sudah larut aku akan membiarkan Lisa istirahat"

"Terimakasih telah menjadi teman yang baik untuk Lisa" Jaehyun terdiam dengan senyum yang perlahan hilang.

Tapi tak lama pria itu kembali tersenyum membalas Seungheon ramah "Aku akan selalu ada untuknya"

Tangan Jaehyun terulur mengusap lembut lengan Lisa dengan senyum manis yang ia tunjukkan.

"Jaljayo, aku akan datang lagi besok" Rosé menaikkan sebelah alisnya mengejek Jaehyun.

"Aku permisi ahjussi, Rosé" pria Jung itu melangkah pergi diikuti Seungheon yang mengantarnya.

"Hi adik, eonnie. Tidur mu nyenyak selama 2 minggu ini, hm?" Lisa membulatkan matanya saat mendengar ocehan Rosé.

"Eoh, kau membuat ku menangis selama 2 minggu. Berbicara seperti orang gila dan itu semua hanya untuk membangunkan mu"

Air mata Rosé mulai turun membasahi pipi cubby gadis itu. Ia tidak sanggup bahkan hanya untuk mengingat hari - hari buruk itu.

"Gwenchana, kita semua di sini bersama mu. Aku akan menjadi tangan dan kaki mu sampai kau sanggup melakukannya. Kita berjuang bersama, eoh? Jangan pernah berfikir untuk menyerah"

Rosé bangkit mengecup kening Lisa lama "Apa ini masih sakit?" Ucap Rosé menyentuh perban pada kepala adiknya.

Gadis blonde itu beralih menatap mata bulat Lisa yang memancarkan tatapan lembut yang selama dua minggu ini ia rindukan.

"Jangan terlalu banyak berfikir, aku tidak pernah dan tidak akan pernah peninggalkan mu"

Setetes air mata turun dari sudur mata Lisa, gadis itu benar - benar bersyukur memiliki kakak kembar seperti Rosé.

"Semoga semua ini cepat berlalu. Tuhan, aku tidak ingin terus menyusahkan orang yang ku sayangi"

.

.

.

.

Pagi ini Jennie akhirnya pergi mengunjungi Lisa. Gadis Kim itu benar - benar tidak tega melihat keadaan sahabatnya.

Jika saja Jisoo tidak meyakinkannya mungkin ia tidak akan sanggup untuk melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit saat ini.

"Jennie?"

Rosé berdiri di sana menatap Jennie dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Rosé aku—"

"Masuklah" Jennie terdiam saat melihat Rosé tersenyum hangat padanya "Ini bukan saatnya bersedih atau menyesal. Kita semua harus ada untuk menguatkannya"

Days With You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang