23. A Good Day

6.1K 699 23
                                    

Di hari Senin pagi yang cerah ini, aktifitas di kota Seoul kembali seperti semula. Semua orang mulai kembali pada kesibukannya masing - masing.

Termasuk dua gadis kembar yang saat ini sedang menyantap sarapannya bersama ayah mereka di meja makan.

"Appa aku berangkat, ini sudah sangat terlambat"Lisa beranjak mencium kedua pipi ayahnya dan satu kecupan lagi di kening kakak kembarnya.

Gadis berponi itu nampak sangat bersemangat untuk segera menuju sekolahnya.

"Rose, mau berangkat bersama appa?"

Gadis itu mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya, beberapa hari ini hubungannya dengan sang ayah semakin dekat.

Ayahnya itu sering menghabiskan waktu bersama dengan dirinya dan adik kembarnya. Bahkan terkadang saat sedang bersama ayahnya itu tak jarang membuat gurauan yang menurutnya sangat tak cocok dengan wajah tegas yang dimilikinya.

"Kajja kita berangkat"
Seungheon mengulurkan tangannya dan tentu saja di sambut antusias dengan Rose. Gadis blonde itu bahkan memeluk erat lengan ayahnya dengan senyum lebar di bibirnya.

****

"Eonnie aku berangkat"

Jennie berjalan keluar dari kamar apartementnya tapi saat baru beberapa langkah meninggalkan pintu. Matanya melihat seorang wanita paruh bayah yang Jennie ketahui sebagai tentangganya sedang berada di lorong apartement dengan beberapa barangnya.

"Ahjumma, selamat pagi"sapa Jennie ramah.

"Ah Jennie-ssi kau akan berangkat ke sekolah?"Jennie mengangguk.

Melihat Jennie yang terus memperhatikan barang - barangnya dengan kebingungan wanita paruh bayah itu lebih dulu memberikan penjelasan sebelum Jennie bertanya.

"Aku akan pindah, kau pasti sudah tahu soal pengumuman pengrubuhan gedung ini. Ku dengar juga, nantinya akan di bangun kembali menjadi sebuah kantor"

Jennie hanya dapat mengangguk mendengar penuturan tetangganya itu "Cepat - cepat lah pindah, jangan terlalu berharap"

"Nde, aku permisi terlebih dahulu. Sampai jumpa di lain waktu"

Gadis Kim itu melangkah menjauh dengan beberapa fikiran yang kembali menghantuinya.

"Sekarang bagaimana?"

.

.

.

.

Jennie terduduk di salah satu kursi taman di sekolahnya. Datang lebih awal adalah kebiasaannya sejak dulu. Gadis bermata kucing itu nampak terdiam dengan pandangan lurus yang kosong.

Suasana taman sekolah di pagi hari memang menjadi hal yang paling ia suka sejak lama, tidak hanya karena sunyi dan sepi tapi juga udaranya yang masih sangat sejuk.

Suara burung yang saling menyapa memenuhi pendengarannya, dinginnya angin pagi menyelimuti tubuhnya.

Jennie terkejut saat sepasang tangan menutupi matanya dari arah belakang "Lisa?"

Panggil Jennie lembut "Ah ini tak seru kau mudah dalam menebak ternyata"

Lisa beranjak dari tempatnya, gadis itu melangkah ringan menuju sisi dimana
Jennie duduk
"Harum tubuh mu memiliki ciri khas sendiri di penciuman ku"

"Kenapa terdiam di sini seorang diri?"
Mata bulatnya menatap wajah Jennie dari samping, memperlihatkan dengan jelas pipi mandu yang hanya di milik sahabatnya itu.

Days With You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang