Hellena menatap dengan mata membola, matanya menatapnya dengan tatapan membunuh, Hellena meneguk salivanya susah.
"Hellena Tiffany!"
Teriakan itu menggema di tempat itu. Alaska membawaku ke tepian, lalu menggendongku dan membawaku ke salah satu kamar di hotel ini. Tetapi tubuh Alaska berhenti tepat di samping Gabriel.
"Jangan salah sangka, aku melakukannya karena tidak ingin dia mati di tempat ini dan akan mengacaukan acara kita. Dia tidak bisa berenang, dan mirisnya tidak ada yang mau menolong nya selain akum"
Gabriel menatap Alaska yang tengah menggendongku dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Aku hanya kasihan kepadanya, hidupnya terlalu menyedihkan." Ucap Alaska meyakinkan Gabriel, gadis itu tersenyum. "Gapapa, kamu niatnya kan baik. Ayo kalian masuk, terus kasih juga Indri minyak kayu putih." Gadis itu berucap seakan meyakinkan tunangannya jika semuanya baik-baik saja. Ia beruntung bisa memilih Gabriel sebagai calon tunangannya.
"Ini sifat yang aku suka dari kamu, selalu baik ke semua orang, bahkan kepada dia yang udah nyelakain kamu." Ujar Alaska sembari melirikku. Gabriel tidak menghiraukan ucapan Alaska, membiarkan cowok itu membawaku agar tidak masuk angin.
Sedangkan seseorang itu tengah berdiri dengan tatapan menajam ke arah Hellena. Hellena memainak jari-jarinya, tersenyum canggung membuat Tasya yang ada di sampingnya ingin mencakarnya saat ini juga.
"Beraninya lo bikin kerusuhan di hotel gue!" Tekan Arsen, laki-laki itu sudah bosan dengan tingkah Hellena yang kelewat batas.
"Bukan gitu, aku cuma ngasih dia pelajaran karena udah bikin Gabriel malu di depan banyak orang."
"Gabriel yang nyuruh lo?"
Ucapan itu sukses keluar dari bibir Arsen. Arsen tersenyum licik, Ia tau seluk beluk perempuan itu. Satu hal yang kalian tidak tau, Arsen mengetahui segalanya.
"Ini nggak ada sangkut pautnya dengan Gabriel, aku yang melakukannya bersama temanku, hanya dia yang bikin aku kesel udah merebut kamu dari aku!" Hellena berucap tak terima.
"Apa hak lo bilang gitu? Ingat! Gue sama lo nggak punya hubungan apa-apa dan gue harap lo jauhin gue!"
Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya, Ia tidak mau mendengar omelan Arsen, lebih baik Ia mengikuti kemana Alaska membawa Gabriel.
Sedangkan perempuan cantik itu mendekati Hellena. "Ada apa, ya?" Tanya Gabriel dengan suara pelan.
"Lo nggak usah sok polos di depan orang-orang, gue tau siapa sisi lo yang sebenarnya, Gabriel." Arsen menyeringai ke arah Gabriel.
"Maksud Arsen apa? Aku ngak ngerti."
"Gue tau kalau lo dan geng Hellena yang sepakat buat nyakitin Indri, kan?" Tanya Arsen dengan tatapan meremehkan. Perempuan itu bahkan tetap dengan tampang polosnya.
"Tuduhan kamu itu nggak benar, aku sama sekali nggak mau Indri kenapa-napa."
Arsen dengan cepat membantah perkataan Gabriel. "Dan lo sebenarnya sakit hati, kan kalau Alaska keliatan paniknanget waktu Indri kecebur?"
Tebakan Arsen membuat Gabriel terdiam. Arsen tersenyum miring, Ia sudah menduganya.
"Gabriel itu orang yang baik, buktinya aja Gabriel nyuruh Alaska buat bantuin perempuan murahan itu." Tatapan Arsen menajam saat mendengar ucapan Hellena. Tidak ada orang yang murahan, dan mulut Hellena bahkan tidak di saring dulu.
"Kenapa kamu menjadi orang yang peduli sama orang lain? Semenjak kamu awal SMA sampai sekarang baru kali ini kamu peduli sama orang lain. Kenapa?" Tanya Gabriel heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional love [End]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Romance + Mistery] Ini adalah tentang perjuangan mendapatkan kasih sayang orang tua yang pernah sirna, tentang bagaimana cara rasa sakit yang mengajarkan arti dari mengikhlaskan dan tentang kamu yang mengajarkanku banyak ha...