Sepanjang jalan Alan sibuk menyetir dan Evelyn pun hanya diam, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Alan menyentuh bahu Evelyn, Evelyn langsung terlonjak kaget dan itu membuat Alan tertawa.
"Sebenernya apa yang kau pikirkan, hem? Kau selalu saja terlonjak kaget sejak pagi."Evelyn tersenyum dan menggeleng,
Sebelah tangan Alan yang tadi menyentuh bahu Evelyn beralih mengelus rambut Evelyn, "Kau tahu 'kan kalau aku selalu disampingmu? Maka berbagilah, Eve."
Evelyn tersenyum dan menggenggam tangan Alan yang mengelus rambutnya tersebut diatas telapak tangannya yang lain.
"Terima kasih." Evelyn tersenyum manis menatap Alan.Seperti apa yang Alan inginkan, hari ini benar-benar menjadi milik mereka. Mereka bermain seharian di salah satu tempat wahana bermain sampai malam.
Seharian ini hanya kegembiraan yang terpancar dari keduanya, tanpa disengaja Evelyn lupa mengenai masalahnya untuk sejenak.Jaket Alan yang Evelyn pakai basah kuyup, begitupun dengan kemeja yang Alan pakai. Tadi mereka menaiki wahana arung jeram buatan, arus sungai yang sangat deras tampak seperti bukan buatan, bahkan hutan yang mereka lewati selama arung jeram pun terdapat binatang buatan yang benar-benar seperti nyata.
Evelyn sampai tidak melepaskan tangan Alan selama perjalanan arung jeram mereka, dan Alan senang melihat kekasihnya begitu menikmati.
Setelah makan malam di restoran yang terdapat disana, Evelyn dan Alan memilih untuk menikmati keindahan wahana bermain tersebut dari belakang restoran.
Seharian ini senyuman tidak surut dari wajah cantik Evelyn.
"Terima kasih." Ucap Evelyn, Alan menggenggam kedua tangan Evelyn, "Seharian ini kau selalu saja mengucapkan kata itu. Bisakah kau ucapkan kata lain?"
Evelyn menggeleng.
Alan menghembuskan nafasnya.
"Ada apa?" Tanya Evelyn,
"Aku mencintaimu, sayang." Alan memeluk Evelyn erat seolah ia tidak ingin melepaskan pelukannya itu. Evelyn hanya membalas pelukan Alan, ia membiarkan Alan memeluknya untuk waktu yang cukup lama.
Mata Alan memang menunjukkan sorot kekhawatiran dan kesedihan sejak beberapa jam yang lalu, dan Evelyn menyadari itu hanya saja Evelyn mencoba mengabaikannya. Alan melerai pelukan mereka dan beralih kembali menggenggam tangan Evelyn seraya menatap mata Evelyn lekat.
"Apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu?" Tanya Alan,
Evelyn mengangguk,
"Soal semalam." Alan mengatakan itu dengan sangat hati-hati, "Kenapa kau tiba-tiba bertingkah aneh seperti itu?"
Evelyn tertegun, ia bingung harus menjawab apa.
Jika ia jujur mengenai biaya sewa, maka Alan pasti akan membayarnya. Bagus memang, tapi Evelyn tidak ingin merepotkan Alan. Ia akan berusaha sendiri.'Ya ampun! Seharusnya aku membayar sewa hari ini!' batin Evelyn.
"Apa ada yang mencoba menyentuhmu?" Tanya Alan masih dengan sangat hati-hati,
Evelyn tersenyum dan menggeleng, "Maaf untuk kejadian itu, aku...sungguh itu diluar kendaliku."
Alan tersenyum lega, "Syukurlah, aku pikir ada hal buruk yang terjadi padamu."
Senyuman Alan lenyap, "Jangan lakukan itu dengan siapapun. Kecuali aku.." ucap Alan,"Ku mohon, jaga untukku." Alan menyentuh sisi wajah Evelyn, "Aku berjanji akan--"
Evelyn menaruh telunjuknya didepan bibir Alan sembari menggeleng ia berkata, "Jangan janjikan apapun, Alan. Aku tahu dan aku yakin, apa yang akan kau janjikan itu adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diwujudkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLA VOLTA | COMPLETE
ChickLit⚠️WARNING⚠️ HANYA UNTUK USIA 18+ (MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN DETAIL KEKERASAN) . . . "Kau sudah masuk, tidak ada jalan untuk keluar. Kecuali pilihan untuk tinggal!" -Arthur Braxton "Kami sudah melangkah bersama untuk pergi meninggalkan ketakutan ya...