Puncak Duomo. Alan berdiri di puncak Duomo, tepat di pagarnya tanpa rasa takut atau gemetar. Ia menatap jauh pada pemandangan dibawah sana. Pemandangan yang memperlihatkan Kota Milan yang mulai sibuk dipagi hari ini. Perlahan ia memejamkan mata merasakan hembusan angin yang lumayan kencang.
Hembusan angin itu membuat tudung Hoodie yang ia pakai terbuka. Angin seolah membisikkan suara tawa Evelyn di telinga Alan.
Tawa renyah khas Evelyn yang menyimpan banyak kesedihan dibaliknya.
Tawa yang selalu bisa membuat lelah Alan lenyap ketika mendengarnya.
Tawa yang membuat rindu Alan semakin memuncak.Alan membuka mata. Helaan nafas berat ia keluarkan melalui mulutnya.
Alan turun dari pagar tersebut, ia berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Ia akan mencari Evelyn lagi hari ini.
Tepat saat ia keluar dari pintu katedral, disana sudah ada beberapa orang yang ia kenal.
Mereka membawa Alan secara paksa memasuki sebuah mobil.Alan dibawa menuju taman kota. Dimana itu adalah tempat Evelyn dan dirinya biasa bertemu.
Alan membuka Hoodie yang ia pakai, kemudian ia turun dari mobil.
Disana duduk seorang gadis. Gadis yang tidak Alan harapkan ada disana. Dan gadis itu tersenyum manis pada Alan.Alan memakai kacamatanya seraya berjalan menghampiri gadis itu.
Elara berdiri.
Alan menatap kursi taman itu, tepat di bagian yang biasa Evelyn duduki. Ia menyentuh sandaran kursi tersebut.
Elara menyentuh bahu Alan. "Ayo sarapan. Kau pasti lelah sejak kemarin tidak makan dan terus berjalan-jalan menyusuri kota." Terselip nada ejekan diucapan Elara tersebut.
Seketika Alan menepis tangan Elara yang berada di bahunya. Alan duduk di kursi, dibagian yang selalu Evelyn duduki.
Disana terdapat makanan. Alan langsung memakan makanan itu tanpa kata.Elara hanya diam berdiri menatap Alan dengan senyuman miringnya untuk beberapa saat, kemudian ia berkata, "Pasti kau sangat menikmati perjalananmu menyusuri kota, ya? Aku sangat menyesal tidak menemanimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLA VOLTA | COMPLETE
ChickLit⚠️WARNING⚠️ HANYA UNTUK USIA 18+ (MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN DETAIL KEKERASAN) . . . "Kau sudah masuk, tidak ada jalan untuk keluar. Kecuali pilihan untuk tinggal!" -Arthur Braxton "Kami sudah melangkah bersama untuk pergi meninggalkan ketakutan ya...