52✓Here's Your Perfect

458 24 4
                                    

Setelah menyampaikan belasungkawa kepada orang tua Alan, Emilio memilih untuk berjalan-jalan di rumah megah milik keluarga Matthews tersebut.

Tak sengaja ia melihat ruangan dengan pintu sedikit terbuka. Karena penasaran ia masuk kedalam ruangan tersebut.
Hal pertama yang dijumpai matanya adalah beberapa foto yang terpajang di dinding membentuk sebuah hati.

Foto kebersamaan Alan dan Evelyn.

Dengan melihat foto-foto tersebut Emilio sudah mengetahui bahwa ini adalah kamar milik Alan.

Emilio tidak ingin menjadi tidak sopan dengan memasuki kamar orang lain tanpa ijin. Ia pun berjalan mundur beberapa langkah seraya menutup pintu dan pergi dari sana.

Saat nenuruni tangga, Emilio melihat Elara yang berbincang dengan beberapa orang. Kemungkinan mereka adalah tamu yang mengucapkan belasungkawa atas kematian Alan pada Elara.

Saat mereka pergi, Emilio segera menghampiri Elara.

Tidak ada raut kesedihan, Elara tampak tenang.

'Matanya mirip seperti Tuan Arthur. Wajahnya cantik.' puji Emilio dalam hati.

"Aku turut berdukacita. Perkenalkan aku Emilio." Emilio mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Elara. "Aku sudah tahu." Balas Elara.

Mereka hanya saling menatap untuk beberapa saat.

Emilio berdehem.

"Pergilah jika sudah selesai." Ujar Elara yang secara terang-terangan mengusir Emilio dari sana.

Emilio tidak terkejut dengan itu, ia tersenyum dan mengangguk seraya berkata, "Aku memang tidak berniat berlama-lama disini.. Baiklah, aku pergi, Nona." Emilio melenggang pergi.

Bersamaan dengan kepergian Emilio, sorot mata kebencian nampak di tatapan Elara pada punggung Emilio.
'Aku sudah tahu kedatanganmu. Tentu kakakku pasti ingin memastikan kematian suamiku!' batinnya.

.

Pintu terbuka, masuklah wanita cantik dengan dress hitam berjalan sangat anggun. Tidak ada ekspresi apapun pada wajah cantiknya.

Elara menyalakan lampu membuat seluruh ruangan apartemen itu terang.

Air mata menggenang, tak lama jatuh menetes membasahi pipinya.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Tidak menyangka bahwa pemilik apartemen ini kini sudah tiada.

Tangan Elara mengelus perutnya yang belum terlalu besar. "Kau pergi sebelum mengetahui keberadaannya." Ucapnya sendirian.

Elara melihat jaket Alan yang berada di atas sofa. Ia duduk disana dan menghirup dalam-dalam aroma Alan yang tertinggal di jaket tersebut.

Air matanya terus keluar seolah tidak akan berhenti. Namun, hebatnya tidak ada isakan apapun. Ekspresi Elara pun datar, hanya matanya yang menunjukkan kesedihan.

Setelah itu Elara berjalan menuju kamar Alan. Kamar dimana mereka selalu tidur bersama akhir-akhir ini.
Elara tidak berniat menghapus air matanya.

Ia melihat ada buku di atas kasur. Ia duduk disana dan mulai membuka buku tersebut dan membaca lembar demi lembar yang terdapat tulisan Alan di sana.

Beberapa lembar sudah ia baca, semuanya membuat Elara muak karena didalamnya hanya membahas tentang Evelyn Evelyn dan Evelyn.

Sampai Elara berada di lembar terkahir. Tertera di sana tanggal di tulisnya. Dan itu adalah hari dimana Alan bunuh diri.

Elara membaca dengan teliti setiap kata yang Alan tulis, dan tidak dapat di pungkiri hatinya sesak dan ia tidak kuasa lagi menahan isakannya. Elara memeluk buku itu di dada, ia menangis terisak.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang