29✓They Are Both Sweet

756 29 7
                                    

  Arthur keluar dari kamar mandi, ia melihat Evelyn sedang duduk di kursi depan meja rias seraya menatap jari-jarinya. Arthur pun melangkahkan kakinya untuk menghampiri gadis yang telah membuatnya tersiksa itu.

"Mandilah dengan air hangat." Arthur menyentuh bahu Evelyn,

Evelyn mengangguk dan berdiri.

Arthur menatap Evelyn dari atas sampai bawah, dan tatapannya berhenti tepat di dada Evelyn yang lumayan besar terjiplak jelas di lingerie yang super tipis, membuat Arthur memalingkan wajah dan berjalan menuju ruang pakaian.

Evelyn melenggang pergi menuju kamar mandi.

Arthur menarik rambutnya frustasi, "Aarrgh!!" Ia membuka lemari sedikit kasar dan segera memakai pakaiannya. Saat akan keluar dari ruang pakaian ia berhenti sesaat, "Aku tidak bisa tidur didekatnya." Ia menghela nafas kasar kemudian benar-benar keluar dari pintu itu.

Arthur mendengar suara Evelyn bersin, ia hanya menoleh pada pintu ruang pakaian Evelyn kemudian melanjutkan langkahnya menuju pintu untuk pergi keluar kamar. Pria yang merasa tersiksa karena menahan gairah ini akan tidur di kamar lain, ia sudah sangat yakin tidak akan bisa menahan hasratnya pada Evelyn lebih lama lagi.

Saat tangannya sudah akan membuka pintu yang dikunci dengan empat digit nomor dalam layar yang berada di dinding, ia urungkan karena ia mendengar suara Evelyn yang kembali bersin beberapa kali.

.

  Evelyn bersin-bersin, hidungnya merah dan matanya terus berair. Evelyn sudah mandi air hangat, tapi dia masih merasa kedinginan meskipun memakai pakaian panjang, jaket dan selimut.
Arthur masuk kedalam kamar membawa susu hangat.
Arthur juga membawa termometer.

"Minum susu ini dan coba pakai termometer ini diketiakmu."

Evelyn melakukan apa yang Arthur katakan tanpa protes. Susunya Evelyn minum hingga habis, saat Arthur melihat suhu Evelyn di termometer ternyata Evelyn demam.

"Maaf. Gara-gara aku kau jadi demam." Arthur tampak biasa saja tapi Evelyn yakin sebenarnya ia merasa bersalah. "Seharusnya kau memperhatikan langkahmu. Aku tidak suka saat aku harus merasa bersalah" Tambahnya.

Evelyn berusaha menaruh gelas diatas nakas, Arthur mengambil alih gelas tersebut.

Evelyn tersenyum, "Aku hanya demam. Jika kau disini aku akan cepat pulih.. Aku tahu kau sebenarnya cemas."

Arthur hanya menatap Evelyn untuk beberapa saat, kemudian berkata, "Aku tidak bisa dekat-dekat dengan orang yang sedang sakit demam. Suhu tubuhnya mempengaruhi tubuhku, aku akan sakit karena tertular."

Evelyn mengernyit, "Demam tidak menular."

"Iya, memang. Tapi tubuhku sensitif terhadap orang yang sedang demam." Arthur tidak berbohong, ia memang tidak bisa dekat-dekat dengan orang yang sedang demam dan dia sudah bulat untuk tidak tidur dengan Evelyn malam ini.

Evelyn memutar bola matanya, "Semoga saja kau berkata jujur." Lirih Evelyn.

"Aku suka saat kau memutar bola matamu seperti itu." Ujar Arthur dengan  wajah DATAR khas dirinya.

Oh, helo? Adakah di dunia ini yang memuji dengan wajah DATAR seperti Arthur?

Terdengar suara. Arthur menekan remot agar pintu kamar terbuka, masuklah tiga pelayan. Dua pelayan wanita membawa makanan dan satu pelayan pria membawa biola.

Arthur meminta dua pelayan wanita menyimpan makanan yang mereka bawa di atas tempat tidur, kemudian mereka pergi. Sementara satu pria yang membawa biola mulai memainkan biolanya.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang