50✓I'm so sorry (for CHARDY)

376 19 2
                                    

   Kedua mata itu tiba-tiba saja terbuka, ia segera duduk dari tidurnya. Elara terbangun dengan napas terengah-engah.

Tatapan matanya lurus kedepan, tatapan itu sangat tajam dan kedua tangannya mengepal.

Elara segera turun dari tempat tidurnya, dengan langkah yang tergesa-gesa gadis itu berjalan menuju kamar kakak yang entah ia sayangi atau tidak.

Elara menggedor pintu kamar Arthur dengan keras, bahkan ia tidak menghentikan tangannya yang menggedor itu sampai Arthur membuka pintu kamarnya.

Tampaklah Arthur saat pintu itu sudah terbuka.
Pria itu langsung berjalan kedepan hingga Elara harus berjalan mundur beberapa langkah.

Evelyn yang duduk diatas tempat tidur dengan wajah mengantuk hendak turun dari tempat tidurnya tapi pintu sudah ditutup oleh Arthur dengan pria itu berada diluar.

Evelyn mengerutkan keningnya bingung. Ini sudah tengah malam, apa yang membuat Elara harus mendatangi suaminya selarut ini?
Itu yang Evelyn pikirkan.

Sementara diluar kamar sana.

"Apa kau tidak tahu sopan santun, adikku?" Suara Arthur terdengar biasa saja. Namun, dapat dipastikan ia kesal.

Elara mencengkeram baju bagian depan Arthur, kakinya sedikit berjinjit. Wajahnya tepat didepan wajah Arthur, menatap mata kakaknya itu dengan tatapan tajam.

"Berikan Alan padaku!" Desis Elara.

Tidak ada perubahan pada wajah Arthur yang datar.

"Kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi, kakak!" Desisnya lagi.

Beberapa detik berlalu.

Arthur menyentuh tangan Elara yang mencengkeram baju bagian depannya, dengan tatapan yang tidak lepas dari mata adiknya itu.

Ada sedikit perubahan pada ekspresi wajah Elara saat merasakan sentuhan Arthur. Matanya kini menatap pada tangan Arthur yang menyentuh tangannya.

Perlahan Arthur membuat tangan Elara melepaskan cengkeramannya.

"Tidurlah." Itu yang Arthur ucapkan, kemudian ia mengelus sisi kepala Elara.

Elara diam mematung menatap wajah Arthur.

Kelembutan ini.

Kelembutan yang belum pernah Elara dapatkan.

Benarkah Arthur melakukan itu?

Selembut itu?

Benarkah kakaknya melakukan itu?

Disadari atau tidak tapi tatapan Arthur memang tidak menyiratkan kebencian pada Elara.

Sekarang Elara menyadarinya.

Arthur berbalik dan masuk kedalam kamarnya.

Pintu didepannya sudah kembali tertutup tapi gadis itu masih terdiam tanpa berkedip.

Hey, lihatlah!

Kedua mata indah itu berkaca-kaca!

Saat ia berkedip, air mata itu menetes mengenai pipinya.

Tidak ada ekspresi apapun diwajah cantik itu.

.

  Elara berjalan dengan sesekali menghapus air matanya. Masih dengan tanpa ekspresi.

Saat sudah masuk kedalam kamarnya, Elara membuka laci dan mengeluarkan benda dari dalam sana.

Kini tatapan matanya menyiratkan kebahagiaan, seutas senyum terlihat. Ia tidak lagi menghapus air matanya yang jatuh.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang