Setelah lari pagi mengelilingi rumah, Arthur menghampiri Evelyn yang masih menunggunya di halaman. Disana juga ada Ibu Arthur.
Arthur berjalan perlahan menghampiri kedua wanita paling berharga dalam hidupnya itu. Mereka sedang melakukan Yoga untuk Ibu hamil.
Arthur terduduk di rerumputan dengan kaki yang ia selonjorkan. Hatinya terasa hangat melihat Ibu dan Istrinya saling menyayangi satu sama lain. Dan itu membuatnya tersenyum.
Pria paruh baya berdiri disamping Arthur. Sama halnya dengan Arthur, Ayahnya juga turut tersenyum melihat kedekatan menantu dan Istrinya tersebut.
"Terima kasih, nak." Ucapnya pada Arthur,
Arthur yang baru menyadari kehadiran Ayahnya itupun langsung berdiri. Arthur bahkan tidak menyembunyikan senyumnya. Ia benar-benar telah berubah menjadi sosok yang berbeda, menjadi lebih baik.
"Aku bersyukur kau tidak membanci kami dan memilih untuk kembali pada kami." Ucapnya lagi seraya menepuk punggu putranya yang lebih tinggi darinya itu.
Masih dengan enggan menyurutkan senyumannya, Arthur menjawab, "Aku yang bersyukur karena kalian masih mau menerimaku.. Maaf karena aku sempat melupakan kalian."
Anak dan Ayah itu saling memeluk.
Arthur melihat dari kejauhan Elara pergi dengan mobilnya.
Arthur melerai pelukan mereka. "Mau kemana dia?" Tanya Arthur,
Ayahnya menoleh sekilas pada mobil Elara yang sudah lumayan menjauh, "Mungkin ada yang harus ia kerjakan."
Arthur kurang puas dengan jawaban yang ia dapatkan itu, ia semakin penasaran saat melihat ayahnya menghembuskan napas berat. "Katakan padaku." Desak Arthur.
"Aku tidak tahu harus bagaimana menceritakannya padamu."
"Katakan saja."
Ayah Arthur mengajaknya berjalan sedikit menuju kursi taman yang ada disana. Mereka duduk dengan Arthur yang sudah sangat siap mendengarkan.
"Adikmu terlibat organisasi."
Ohayolah, Arthur ingin mendengar SEMUANYA.
Tatapan Arthur jelas menunjukkan bahwa ia sangat mendesak Ayahnya agar menceritakan semuanya.
Lagi-lagi pria paruh baya itu menghela napas. "Adikmu memimpin sebuah organisasi mafia. Aku bahkan tidak tahu harus menyebut itu sebagai organisasi atau apa."
Arthur tidak cukup terkejut mendengar itu. Sejak Arthur mengetahui bahwa Elara adalah dalang dari semua kekacauan, sudah dapat ia dipastikan bahwa Elara bukan gadis biasa.
"Dia memiliki sisi lain."
Kali ini apa yang Arthur dengar itu cukup membuatnya terkejut.
"Kakak dari Kakekmu juga memiliki sisi lain, sama seperti putri bungsuku." Ayah Arthur terlihat sedikit sedih, "Mungkin ini seperti sebuah warisan." Tiba-tiba saja ia menatap Arthur lekat. Arthur mengerti dengan tatapan Ayahnya, ia pun berkata, "Tidak, aku tidak seperti adikku."
Tunggu.. Apa kau yakin Arthur?
Hei, tolong ingatkan Arthur atas keputusan untuk mengawetkan jasad kedua orang tua angkatnya. Apa keputusan seperti itu adalah keputusan seseorang yang 'normal'?
Meskipun sebenarnya ada keraguan dalam tatapan Ayah Arthur, tapi pria paruh baya itu mencoba untuk mempercayai putranya. "Aku tidak memiliki apa-apa setelah kebangkrutan itu, bahkan aku seperti tak berdaya karena kepergianmu dan Nenekmu." Ia mengingat hari-hari sulit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLA VOLTA | COMPLETE
ChickLit⚠️WARNING⚠️ HANYA UNTUK USIA 18+ (MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN DETAIL KEKERASAN) . . . "Kau sudah masuk, tidak ada jalan untuk keluar. Kecuali pilihan untuk tinggal!" -Arthur Braxton "Kami sudah melangkah bersama untuk pergi meninggalkan ketakutan ya...