Part 32 - Absurd

51 6 0
                                    

Dream, Love and Friendship © Group 1

LavenderWriters Project II

PART 32 — Absurd

Created by girlRin

***

Mila hanya diam selama mata pelajaran. Beberapa menit tadi, guru tak henti-hentinya menyanjung Kinara dan juga kepintarannya. Mila tau kalau harusnya ia bangga punya teman sepintar Kinara tapi entah kenapa ada rasa sakit dalam hatinya saat mendengar pujian yang biasanya ditujukan padanya justru didengar ditujukan kepada orang lain.

Bahkan saat jam istirahat tadi, saat Kinara tersenyum kepadanya seperti biasanya, Mila langsung melenggang pergi meninggalkan kelas. Ia sadar jika sikapnya mungkin keterlaluan tapi ia juga tidak ingin merasakan sakit karena terlalu lama di kelas.

Fadil mengikutinya dan saat ia melihat Mila masuk ke dalam kamar mandi perempuan, ia memilih memutar arah meninggalkan kamar mandi itu jika saja Lucy tidak memergokinya.

"Fadil? Ngapain lo di sini? Mau ngintip, ya? Hayo, ngaku! Mau ngintip Mila, ya? Ngaku aja lo!"

"Ngga, Cy. Ada-ada aja lo, gue cuma mau ngomong sama Mila tapi dianya masuk ke sini, ya udah gue keluar aja ya?"

Lucy mencegah Fadil saat pemuda itu ingin pergi.

"Oh, tidak bisa! Lo harus siap-siap dihukum karena lo udah mau ngintip kamar mandi cewek!"

"Ngga, Cy! Gue ngga ngintip!"

"Bo'ong! Lo pasti ngintip, ngaku!"

"Ngga! Gue ngga ngintip!"

"Iya, lo pasti ngi—"

"Siapa yang ngintip?"

Keduanya pun menoleh dan menatap Mila yang telah berdiri di sana dengan tatapan mata kesal.

"Siapa yang mau ngintipin gue?!" Mila mengulang dengan nada keras.

Lucy langsung menunjuk Fadil dan Fadil menggeleng takut.

"Dia!"

"Ngga, Mila! Sumpah deh!"

"Bo'ong, Mila! Dia ngintip! Hajar aja!" Lucy langsung mendorong Fadil ke arah Mila hingga hampir menabrak gadis itu. Melihat suasana canggung itu, Lucy langsung ngacir pergi.

Mila mendorong Fadil agar menjauh, "ngga usah dekat-dekat! Badan lo bau!"

Mila pun meninggalkan Fadil sendirian di depan kamar mandi perempuan. Fadil menatap Mila heran hingga tak menyadari beberapa tatapan heran orang-orang padanya. Ngapain  coba berdiri depan kamar mandi perempuan?

***

Lucy berjalan dengan riang menuju kelas, namun saat akan berbelok ia tak sengaja mendengar percakapan beberapa guru. Karena kepo, ia pun memilih menguping.

"Saya dengar Fadil mencoba beasiswa luar negeri, ya? Kalo ngga salah di New York. Benar-benar hebat itu anak. Udah pinter, berprestasi trus juga dewasa. Salut deh sama Fadil,"

"Iya, pantes aja dia nolak banyak undangan dari Universitas lain, ternyata dia ngincer yang luar,"

"Betul,"

Lucy terlihat heran, "Fadil dapat beasiswa? Kok bisa?"

Mungkin sikap lemot Lucy kembali kambuh, sehingga ia mendengar adalah Fadil mendapatkan beasiswa keluar, bukan akan mengikuti tes beasiswa.

"Kudu viralkan ini!" ucap Lucy semangat. Ia pun berlari menuju kelasnya lebih cepat.

***

Fadil kembali setelah mencuci mukanya di toilet. Saat ia tiba di kelas, banyak murid yang menatapnya seolah Fadil adalah orang yang sangat aneh atau apapun itu.

Fadil pun duduk di kursinya dan menatap sahabatnya, "ada apa?"

Andhika menatap Fadil tak percaya, "lo kenapa? Abis nabrak dinding atau apa? Amnesia?"

Fadil menatap Andhika bingung, "ha?!"

"Gue rasa lemotnya Lucy mindah ke lo,"

"Amit-amit, Dik. Apaan sih?"

Andhika menatap Kevin dan Kevin hanya mengangguk kecil seolah mengiyakan. Andhika pun menatap Fadil, "lo dapat bea—"

"Selamat siang, anak-anak?"

Ucapan Andhika pun terpotong saat guru masuk. Baik Fadil maupun Andhika langsung diam seolah mengatakan akan melanjutkan hal ini nanti.

***

To Be Continued

[1]Dream, Love and Friendship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang