Dream, Love and Friendship © Group 1
LavenderWriters Project II
PART 38 — Kepercayaan yang Rusak
Created by girlRin
***
Keesokan harinya, Fadil menjemput Mila seperti biasanya dan melakukan kegiatan seperti biasa. Belajar, makan di kantin, belajar lagi lalu pulangnya latihan taekwondo.
Mila seperti biasanya selalu menunggu di pojok ruangan sembari memotret dan mengambil video latihan Fadil. Semalam, ia mengirimkan foto-foto dan video itu ke nomor Farhan. Ia yakin, Farhan dan Diana sedang menahan diri untuk memarahi Fadil seperti yang ia minta. Ia meminta pada orang tuanya Fadil untuk diam dulu, hingga turnamen nanti baru mereka bisa memarahi Fadil habis-habisan sebelum Fadil tanding. Ia ingat, Fadil pernah bilang ia tanding jam setengah 10, jika Diana dan Farhan datang jam 9, maka ia pun akan merasakan kegagalan seperti Mila rasakan.
"Mil? Lo ngapain?" Kevin bingung saat Mila memotret Fadil.
"Eum, ngga kok. Lo ngapain di sini?" Mila gugup karena Kevin memergokinya. Jika Andhika yang memergoki, mungkin Mila bisa berbohong tapi jika Kevin? Ia tak yakin. Kevin termasuk anak yang pintar, jadi akan susah membohonginya.
"Lo—"
"Kev, lo malah di sini? Udah yok, bantuin gue latihan. Itu si Mila biarin aja motoin Fadil. Dia kan lagi kasmaran," Andhika tiba-tiba menarik Kevin pergi meninggalkan Mila.
Mila pun menghela napas lega, ia bersyukur akan kehadiran Andhika. Ia pun menyimpan ponselnya dan mendapati Fadil berjalan ke arahnya.
"Hei, maaf ya lama. Mau balik sekarang?" tanya Fadil.
"Eum, ya udah yuk," jawab Mila sembari memasang tasnya. Fadil pun mengambil ranselnya dan meletakkan tas tersebut di bahunya lalu berjalan sembari menggandeng tangan Mila.
Mila terdiam saat Fadil menggandeng tangannya dan bahkan telapak tangan Fadil begitu pas melingkar di pergelangan tangan Mila yang mungil.***
Mila melepaskan helmnya dan menyerahkan benda itu kepada Fadil. Fadil tersenyum menerima helm itu dan mengusap pelan puncak kepala Mila hingga gadis itu tercekat kecil.
"Udah masuk gih, jangan lupa mandi," ucap Fadil.
Mila mengangguk kaku dan berjalan menuju gerbang. Sebelum masuk, ia menatap Fadil sejenak dan pemuda itu melambaikan tangannya pada gadis yang telah menempati ruang khusus di dalam hatinya.
"Dah?" Mila ikut melambai pelan dan menghela napas saat melihat Fadil telah pergi. Begitu ia berbalik, ia melihat Raden sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit Mila pahami.
"Pacar lo?"
Mila menggeleng, "bukan. Kak Raden ngapain ke sini?" gadis itu balik bertanya.
"Tante nyuruh nginap di sini, katanya sebelum gue balik ke Bandung,"
"Kapan ke Bandung?" Mila kembali bertanya, "Besok." Raden menjawab dengan singkat. Mila mengangguk paham dan berjalan melewati kakak sepupunya itu.
Raden hanya menatap punggung Mila dan kembali mengingat bagaimana pemuda tadi mengusap rambut Mila. Persis seperti yang suka dilakukan Adit pada Mila dulu.
Cowok itu bukannya yang waktu itu, ya? Batin Raden mengingat siapa pemuda tadi.
***
Malam harinya, Mila tersenyum saat melihat chat Fadil. Ia menertawakan kegugupan Fadil yang mengatakan bahwa ia gugup untuk turnamen besok. Dalam hati Mila yakin, seharusnya Fadil tidak usah takut toh ia pasti akan menang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Dream, Love and Friendship✔
Novela Juvenil#LavenderWriters Project Season 2 Kisah tentang persahabatan di antara tiga orang laki-laki yang sama-sama menyukai Taekwondo yang mendapatkan cintanya masing-masing. Namun, orang tua Fadil tak pernah menyetujui pilihannya untuk menjadi atlet Taekwo...