Part 37 - Di antara

37 7 1
                                    

Dream, Love and Friendship © Group 1

LavenderWriters Project II

PART 37 — Di Antara

Created by girlRin

***

Fadil berjalan memasuki ruang latihan dengan balutan baju Taekwondo kebanggaannya. Mila duduk di tepi ruangan sembari memainkan ponselnya. Ia diam-diam merekam aksi latihan Fadil bahkan memotret Fadil yang berbicara dengan pelatih.

Dalam hati, Mila merasa hal ini salah tapi di sisi lain ia merasa sudah kepalang tanggung jika berhenti.

"Mil, lo ngapain?"

Mila sontak menyembunyikan ponselnya dan menoleh mendapati Andhika menatapnya bingung.

"Lo ngapain foto-foto Fadil?"

Mila gelapan akan pertanyaan Andhika hingga Andhika mengambil spekulasi lain, bahwa Mila benar-benar menyukai Fadil hingga ia berniat mengabadikan segala yang dilakukan oleh pemuda itu.

"Santuy aja lagi, Mil. Gue paham kok kalo lo lagi kasmaran," goda Andhika.

Mila berdecak kecil, dalam hati ia lega Andhika tidak curiga.
"Apaan sih? Gajelas banget lo,"

Andhika tertawa hingga menarik perhatian pelatih dan Fadil yang lagi latihan.

"Pacarmu lagi digangguin sama Dhika," ucap pelatih pada Fadil.

"Dia bukan pacar saya, couch. Cuma teman aja," balas Fadil.

"Yakin? Teman aja? Kok kayaknya kamu cemburu lihat Dhika sama cewek itu?"

"En—Engga kok,"

"Dil, saya juga pernah muda. Dulu saya juga ngerasain yang namanya terlambat bertindak sampai perempuan yang saya suka dimiliki orang lain,"

"Maksudnya?"

"Intinya, kamu kalo suka ya ungkapkan. Diterima atau engga itu urusan belakangan. Kamu ngga bisa terus-terusan terjebak di lingkaran yang namanya teman tanpa merasakan terbawa perasaan. Cepat atau lambat perempuan itu akan dimiliki, entah olehmu atau orang lain. Jangan sampai aja kamu menyesal,"

Fadil terdiam mendengar nasehat pelatihnya. Pria itu tersenyum saat Fadil merenungkan ucapannya dan kemudian menepuk bahu pemuda itu.

"Ya sudah, latihan hari ini selesai ya. Saya mau melatih Andhika, dia mau ambil ujian kenaikan sabuk," ucap si pelatih.

Fadil tersenyum bangga pada sahabatnya, akhirnya Andhika akan naik ke sabuk hitam juga.

"Makasih, couch!"

"Buat apa?"

Fadil menunduk malu, "buat sarannya,"

Pria itu tertawa dan menepuk-nepuk bahu Fadil, "panggil Dhika gih."

Fadil memberikan gestur ok pada pelatihnya dan berjalan mendekati Andhika dan Mila yang asyik berdebat.

***

"Apaan sih? Lo tuh harusnya garcep ke Lucy. Udah tau dia lemot, masih aja ngasih kode. Ya dia mana paham," ucap Mila.

"Gue tuh ngga mau dia jadi canggung sama hubungan yang mendadak, lag—"

"Ngomongin apa?"

Mereka pun menoleh dan mendapati Fadil duduk di depan mereka. Mila menyerahkan saputangan untuk pemuda itu guna membersihkan keringatnya.

[1]Dream, Love and Friendship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang