Part 16 - Perasaan yang selalu dibohongi

49 9 10
                                    

Dream, Love and Friendship © Group 1

LavenderWriters Project II

PART 16 — Perasaan yang selalu dibohongi

Created by girlRin gloriarafael chajuary Zahraahsnaa

***

Mila berjalan pulang dengan perasaan kalut. Masih terbayang dalam benaknya bagaimana marahnya Diana dan Farhan saat memasuki kamar Fadil. Wajah panik pemuda itu membuat hati Mila cemas. Berbagai pertanyaan melintas di kepalanya. Bagaimana jika Fadil dipukul? Bagaimana jika Fadil ini, bagaimana jika itu. Semuanya kecemasan Mila membuat hatinya berat untuk pergi dari rumah pemuda itu.

"Tapi ngga sopan kalo gue tetap ada di sana. Itu masalah keluarga mereka." ucap Mila pelan.

Gadis itu mengacak-acak rambutnya dengan perasaan gusar, "duh, kok gue jadi cemas gini sih? Apa gue balik aja lagi ya? Tapi nanti Tante Diana sama Om Farhan ngusir gue, trus sama aja bo'ong dong."

Saat Mila akan berbelok ke arah lain, tiba-tiba saja sebuah motor yang ia cukup familiar berhenti di dekatnya dari arah berlawanan. Sosok pengendara itu pun membuka kaca helmnya dan menatap Mila bingung.

"Mil? Lo darimana?"

Kevin—si pengendara—bertanya pada Mila. Sebaliknya, Mila justru menatapnya ketus, "bukan urusan lo." ucapnya.

Kevin menatap Mila, "lo abis dari rumah Fadil, ya?"

Mila berdecak kesal, "apaan sih? Ngapain juga gue ke rumah dia? Ngga ada faedahnya. Lo sendiri mau kemana?"

"Mau ke rumah Fadil, anterin bubur. Lo mau anterin ngga? Fadil pasti suka kalo lo yang anter." ucap Kevin.

"Ogah banget, udah ah mending lo minggat sana." usir Mila.

Kevin pun menggidikkan bahunya dan menurunkan kaca helmnya. Saat ia kan pergi, tiba-tiba Mila menahannya.

"Kenapa?" tanya Kevin.

"Itu, mending besok aja deh lo ke rumah dia." Mila tiba-tiba ingat bagaimana murkanya orang tua Fadil begitu melihat kamar Fadil. Bisa jadi mereka sekarang lagi marah dan bukannya mempersilakan Kevin masuk, mungkin bakal diusir, kan?

"Itu—tadi Kinara minta gue ke rumah dia." Kevin menautkan alisnya bingung, "trus? Hubungannya sama gue apaan?" tanya Kevin.

"Dia minta dianterin beli buku tapi gue lupa kalo baru aja disuruh nyokap gue ke suatu tempat, jadi ngga bisa anterin dia. Lo aja gih anterin dia." ucap Mila.

Kevin menatap Mila bingung, "tumbenan lo. Biasanya juga ketus gitu kalo gue sama teman-teman gue dekat sama teman-teman lo. Ada yang lo rahasiakan, ya?"

Mila menggeleng cepat, terlampau cepat malah. Kevin menyipitkan matanya dan menatap gadis itu curiga. Belum sempat ia mengeluarkan suara, tiba-tiba saja ada yang menelponnya. Kevin menatap layar ponselnya dan menjawab panggilan masuk itu.

"Halo, Dil? Ini gue mau anter makanan." ucap Kevin. Sengaja, biar Mila dengar.

Mila menatap Kevin seolah cemas, tiba-tiba saja raut wajah Kevin berubah. Wajah pemuda itu tiba-tiba saja langsung khawatir.

"Lo ngga papa, kan?"

Mila menatap Kevin semakin cemas. Sepertinya Fadil benar-benar dalam masalah sekarang. Kevin menatap Mila sebentar dan mengangguk pelan, "iya, dia ada di sebelah gue."

[1]Dream, Love and Friendship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang