Part 02 - Ekspektasi

162 26 11
                                    

DREAM, LOVE AND FRIENDSHIP © GROUP 1

LAVENDERWRITERS PROJECT II

PART 02 — Ekspektasi

Created by stayesthic

***

Mila menatap pantulan dirinya di cermin toilet perempuan Sekolah. Kekesalannya masih membuncah, gimana gak kesal saat lagi santai, terus mendadak ada sesuatu yang cukup keras menghantam kepala sampai rasanya jadi agak ngilu gini. Ditambah lagi yang ngelempar itu bukan anak biasa, tapi anak taekwondo!

Seluruh penghuni Sekolah—khususnya anak taekwondo juga pasti tau kalau Mila bener-bener musuhan sama hal itu.

Alasannya kenapa? Cuma Mila yang tahu, cuma Mila yang paham dan dia pikir belum saatnya buat cerita ke para sahabatnya penyebab dia begitu membenci aksi gelut-gelutan kaya gitu.

"Mil, gak papa kan kepala lo?" Lucy mengagetkan Mila dengan tiba-tiba kepalanya muncul di balik pintu toilet.

Coba kalian pikir, gimana kalo yang di dalem toilet itu ternyata bukan Mila? Apa tidak malu?

Mila menggeleng. "Kok lo tau sih gue ada di sini?" tanyanya agak merasa terganggu karena dia butuh sendiri setiap selesai marah-marah.

Lucy masuk, tidak ada Kirana. Mila berpikir mungkin Kinara lagi ada urusan sama guru-guru atau temen sekelas mereka, Ketua Kelas selalu sibuk, kan?

"Nebak aja sih, hehe. Untung beneran lo yang di dalem." Lucy ikut berdiri di depan cermin, bahkan udah dandan lagi.

Diam-diam Mila mendecih, bilangnya aja nyariin Mila, tapi pasti tujuannya ke toilet adalah mau memperbaiki dandanan.

"Halah, kebetulan ada gue, kan? Aslinya lo mau dandan di sini, kan?" tuding Mila yang menurut Lucy itu tepat sasaran, gadis itu menggaruk pipi malu, lantas mengangguk.

Hal itu bikin Mila menggelengkan kepala tidak habis pikir, Lucy itu lemot, tapi soal make up dia jagonya.

Mengobrol sama Lucy, seenggaknya sedikit bisa membuat Mila lupa sama rasa kesal. Buktinya gadis itu kembali jadi Mila yang suka jahilin temannya, terutama Lucy. Tiap mau pakai lip gloss, Mila selalu senggol sikut Lucy sampai lip glossnya bukan kepasang di bibir malah ke coret di pipi. Berkali-kali gitu terus, hingga Lucy menghentak kesal, dan Mila malah terbahak.

"Udah cukup! Bentar lagi istirahatnya habis, dodol! Gara-gara lo gue belom cantik!" seru Lucy kesal sambil menunjuk-nunjuk Mila yang terbahak melihat Lucy kesal.

Manusia memang gitu, suka bikin kesal, tapi kalo dibikin kesal malah gak mau. Ngeselin, kan?

Akhirnya Mila diam, memberi waktu buat Lucy memperbaiki diri serta dandannya. Selesai, habis itu mereka keluar toilet bersamaan.

"Eh eh!" Lucy menghentikan langkah Mila mendadak.

Mila berdecak, "apaan?"

"Gue tadi mau nanya sesuatu ke lo tapi kelupaan masa." Lucy menepuk jidatnya berkali-kali.

"Nanya apaan? Di kelas aja apa gak bisa?" Pertanyaan itu Lucy balas dengan gelengan keras. "Ya udah di sini aja, cepetan."

Lucy agak ragu menanyakannya. Tapi, dia juga penasaran, lebih penasaran dari para anak taekwondo. "Lo benci taekwondo … kenapa?"

Mila diam. Lucy sahabatnya, Kinara juga. Apa gak keterlaluan kalo dia gak cerita?

***

Sore itu, Lucy pulang sendirian. Padahal biasanya gadis itu selalu bareng sama Mila atau kalo gak ya sama Kinara. Tapi, hari ini kedua sahabatnya itu ada urusan; Mila yang lagi ada urusan sama guru buat olimpiade, terus Kinara yang ada kegiatan ekstra alias forum mendadak.

Jadilah, sekarang Lucy kebingungan mau pulang sama siapa dan naik apa.

Naik angkot? Oh ayolah, kalau Lucy naik angkot terus panas-panasan, ditambah pasti ada aja om-om genit yang godain dia, sekali aja deh, Lucy gak mau naik angkot lagi. Naik bus? Itu cukup baik. Dengan semangat gadis lemot itu berjalan keluar gerbang, menuju Halte Bus, bergabung bersama para murid lain yang juga mau pulang dengan bus.

Pas lagi santai duduk di Halte, Lucy merasa ada yang merhatiin dia dari belakang. Mendadak Lucy merinding, dia takut, bayangan Halte angker terlintas di benak Lucy. Padahal dia gak sendiri, Halte itu rame dan juga ini masih jam tiga sore. Bisa-bisanya Lucy menyimpulkan ada hantu di sana.

Sesekali Lucy mencoba noleh ke belakang, tapi gak lama, terus langsung fokus ke jalanan lagi. Diam-diam Lucy berharap bus cepat datang dan dia cepat pulang.

Tap...

"Haaa! Hantu!"

Seluruh murid yang ada di sana menoleh aneh ke arah Lucy. Termasuk sosok cowok yang barusan menepuk pundak Lucy, dia juga mengerjab tidak percaya dikatai hantu oleh gadis yang dia sapa.

"Lah? Aneh," celetuk salah satu murid cowok yang lagi gelantungan di tiang bus.

Detik setelah mendengar celetukan cowok itu, Lucy sadar—dia salah menyimpulkan. Karena keparnoannya yang melewati batas jadi dia berpikir yang berlebihan.

"Anjir, lo ngatain gue setan, Cy?"

Lucy mendongak, merasa mengenal suara yang barusan terdengar. Gadis itu menyengir bodoh begitu menyadari ternyata yang menepuk serta memperhatikan dia dari belakang adalah Andhika.

"Ya abis lo ngagetin, bodoh!"

Bukannya minta maaf, Lucy malah ngatain Andhika lagi.

"Bilang aja lo parno!" ejek Andhika yang tepat sasaran.

Lucy mendengkus. Dia bingung, sebenarnya para orang di sekitarnya ini bisa baca pikiran apa gimana? Tadi Mila yang tau tujuan utama Lucy ke kamar mandi buat apa, sekarang Andhika yang ngejek dia parno, tapi emang bener dia parno.

"Tumben gak balik sama dua temen ko itu?" Andhika bertanya.

"Mereka sibuk."

Andhika manggut-manggut. Lucy emang lemot, agak ngeselin, tapi sumpah demi apapun, buat naklukin hati Lucy tuh susah banget. Andhika sampai bingung.

"Mau pulang bareng gue gak?" tawar Andhika.

Lucy menoleh, "naik apa?"

Adhika mau menjawab, tapi suara kernet juga mesin bus yang datang di depan Halte menghentikan mulutnya yang mau berbicara. Kemudian dengan senyum melebar, Andhika menunjuk bus,

"Naik ituu!" serunya menunjuk bus yang berhenti.

Lucy memandang Andhika horor. Oh sial! Dia udah mengira tadi Andhika bawa motor dan mau ngajak pulang bareng boncengan kaya Dilan sama Milea.

Sekali lagi, pepatah ekspetasi gak sesuai realita selalu benar.

***

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1]Dream, Love and Friendship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang