Dream, Love and Friendship © Group 1
LavenderWriters Project II
PART 50 — Akhir Cerita
Created by girlRin, gloriarafael and Zahraahsnaa
***
Keesokan harinya, Fadil baru selesai mandi. Saat pintu kamarnya diketuk, ia segera memakai pakaian dan langsung membuka pintu, di sana Diana sedang menatapnya ragu.
“Kenapa, Ma?”
Diana tersenyum tipis, “Mama udah masakin sarapan. Yuk turun, kita makan bareng, Papa juga udah nungguin di bawah,”
Fadil menghela napas panjang dan kemudian mengangguk, “duluan aja, Ma. Ntar Fadil nyusul, Fadil mau beres-beres bentar,”
Diana mengangguk dan meninggalkan kamar Fadil. Pemuda itu langsung menutup pintu kamarnya dan menatap kamarnya dengan tatapan sendu. Dulu kamar ini dihiasi oleh segala hal yang ia sukai, poster Taekwondo dan juga semua Piala dan Piagam tapi sekarang kamarnya sudah hampa dan juga polos. Seperti baru pindah rumah.
Ia ingat bagaimana Farhan menampar pipinya dan bagaimana murkanya kedua orang tuanya saat mereka mendapati kamar Fadil berhiaskan hal-hal yang mereka benci.
“Apa gunanya mimpi kalo bahkan orang tua sendiri ngga ngerestui?” gumam Fadil sedih.
Pemuda itu pun mengambil ponselnya dan tersenyum tipis. Di sana, terpampang fotonya bersama kedua sahabatnya saat mereka mewakili Sekolah ke salah satu Turnamen Taekwondo. Saat itu ia ingat, Andhika sampai mengalami cedera pada bahu kanannya tapi pemuda itu tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan pertandingannya dan membuatnya maupun Kevin bangga pada sahabat petakilan mereka yang satu itu. Kevin juga saat itu dibuat kerepotan saat menghadapi lawan yang lebih muda darinya, harus Fadil akui umur seorang atlet Taekwondo tidak jadi patokan kemampuan mereka, dan Fadil juga harus menahan rasa gugupnya saat melihat bagaimana kejamnya sang lawan saat bertarung tapi syukurlah mereka bisa membawa Piala Juara 1. Di gambar itu, terlihat bagaimana sumringahnya senyuman mereka sembari memegang Piala masing-masing.
“Gue ngga tau kapan gue bakal merasakan euphoria kayak gitu lagi, tapi gue ngga akan lupain kalo kita pernah merasakan yang namanya indahnya mimpi karna Taekwondo, hobi kesukaan kita,” gumam Fadil.
Netra pemuda itu pun menatap gelang yang ia pakai di tangan kirinya, “makasih Mil, lo udah pernah jadi cahaya dan juga kegelapan dalam mimpi gue, gue harap lo bahagia sama siapapun pasangan lo nanti,”
“Fadil?”
Pemuda itu menghela napas dan berjalan menuju pintu, “bentar!”
***
Fadil menatap makanan di depannya dengan rasa malas. Sebenarnya ia malas untuk makan bersama Ayah dan Ibunya, tapi mau gimana lagi?
“Gimana? Kamu mau tambah lauk? Ini enak lho, kan kesukaan kamu, Dil,” ucap Diana sembari mencoba menambahkan lauk ke dalam piring Fadil, “mau tambah sayurnya?” sambung Diana.
“Ma, Fadil kenyang,” ucap Fadil tiba-tiba saat Diana terus saja memasukkan berbagai macam lauk ke dalam piringnya.
Diana terdiam dan menatap Fadil, “Fadil...”
“Apa-apaan kamu? Mama kamu udah capek-capek masak tapi kamu justru ngga ngehargain apa yang udah dia lak—”
Fadil menatap Farhan sinis, “trus apa Papa dan Mama selama ini ngehargai Fadil? Ngga, kan? Jadi apa bedanya aku sama Papa dan Mama?” Fadil pun berdiri dan kemudian pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/212622709-288-k89477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Dream, Love and Friendship✔
Ficção Adolescente#LavenderWriters Project Season 2 Kisah tentang persahabatan di antara tiga orang laki-laki yang sama-sama menyukai Taekwondo yang mendapatkan cintanya masing-masing. Namun, orang tua Fadil tak pernah menyetujui pilihannya untuk menjadi atlet Taekwo...