Bagian 23

447 55 20
                                    

"SEHUN LUHAN AWAS!!"

Teriakan dari seseorang yang Sehun kenal. Teriakan Jongin membuat Sehun cepat melihat Luhan yang juga terlihat terkejut di sana. Terkejut hingga dirinya mematung dan kakinya bergetar akibat suara klakson yang didengarnya.

TIN

TIN

Mata Sehun dengan cepat menangkap satu mobil yang melaju cepat ke arah mereka berdua dan dengan cepat Sehun mendekat ke arah Luhan yang masih terlihat kaget di sana.

"Luhan!!"

BRAK

TINTINTIN

Terkejut tentu saja. Melihat satu kecelakaan tunggal di depan mata dan tanpa disadari dirinya mulai menangis di sana. Kakinya bahkan sudah terlalu lemas hingga dirinya terjatuh dan bersimpuh di sana.

"Luhan...!" Teriakan Kyungsoo yang langsung keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri Luhan yang tampak sangat terkejut dengan kecelakaan tadi.

"Bun...bunda...Luhan takut...takut hiks...hiks..." Kyungsoo memeluk tubuh gemetar itu. Memeluk dengan sayang dan mencoba menenangkan Luhan yang mencengkeram kuat pakaiannya.

"Itu bunda...bunda terluka hiks...hiks..." Kyungsoo tahu jika Luhan saat ini teringat dengan kejadian masa lalunya. Walau Luhan tidak melihat bagaimana kejadian aslinya, namun karena saat itu seharusnya Yixing datang bertemu dengan Luhan kecil, tetapi tragedi itu harus Luhan dengan dan saat pergi melihat bagaimana keadaan bundanya, Luhan melihat dengan jelas bagaimana luka dan bagaimana darah itu begitu banyak menodai tubuh bundanya.

"Sehun, itu Yifan" sementara Jongin yang mendekat ke arah Sehun dengan wajah paniknya pun mengatakan semuanya. "Dia ingin membunuh anaknya sendiri, namun aku tidak mengerti mengapa dia membanting stir dan menabrak pohon besar itu"

"Kita lihat kondisinya, kau sudah menghubungi ambulance?" Jongin mengangguk dan di sana Sehun berlari menuju orang-orang yang sudah berada di sekitar mobil Yifan. Mereka mungkin mendengar adanya dentuman keras dan mendekat untuk sekedar tahu apa yang terjadi.

"Kyungsoo, bawa Luhan masuk ke mobil" Sehun memerintah dan dijawab dengan anggukan singkat oleh Kyungsoo.

"Ayo Lu, kita--"

"Bagaimana dengan orang itu?" Mencengkeram lengan Kyungsoo dan membuat Kyungsoo memeluk Luhan erat.

"Dia akan baik-baik saja, percayalah" membisikkan hal itu dan membuat tangan Luhan yang semula bergetar pun berangsung tenang. Namun tangis itu semakin pecah di sana.

"Aku melihatnya, itu bukan bunda...itu ayah...itu ayah hiks...hiks...kita harus ke rumah sakit...ayah terluka sekarang" tangannya meremat pakaian Kyungsoo dan di sana Kyungsoo hanya bisa mengusap punggung Luhan agar tangis Luhan mereda di sana.

"Ambulance sudah datang, kita akan menyusul mereka ya" mendengar sirine ambulance, Luhan langsung memalingkan wajahnya ke arah kerumunan itu dan mendapati wajah ayahnya yang berlumuran darah di sana. Bukan hanya itu, Luhan juga melihat bagaimana wajah serius Sehun di sana, membuat Luhan semakin takut.

"Ayo kita ke rumah sakit" Luhan mengangguk dan mengikuti ke mana Kyungsoo membawanya. Bahkan saat Jongin juga masuk ke dalam mobil, di sana Luhan tidak berhenti menangis. Tangannya terus saja memilin ujung pakaiannya menandakan bahwa dirinya amat khawatir dengan kondisi ayahnya.

"Apa ayah akan baik-baik saja?" Saat Luhan bertanya hal itu, Jongin menatap sejenak ke arah Kyungsoo yang hanya bisa mengangguk lemah di sana.

"Ayahmu akan baik-baik, Luhan harus berdoa untuk keselamatan tuan Yifan ya" Luhan mengangguk cepat dan memejamkan matanya kuat. Mungkin saat ini Luhan sudah banyak berdoa untuk keselamatan ayahnya. Luhan tidak ingin kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki. Walau Luhan sudah mengingat semua perlakuan ayahnya, Luhan tidak pernah sekalipun membenci ayahnya. Luhan hanya ingin ayahnya lebih terbuka padanya dan merelakan kepergian bundanya.

Ordinary Person [HunHan] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang