Bagian 17

526 66 26
                                    

Play videonya

.

.

.

Apa kalian tahu rasanya dekat dengan seseorang, namun orang tersebut tidak menganggap dirimu ada? Kau dianggap orang mati namun sayangnya seseorang itu masih tetap mengatur segala tindakanmu. Kau orang mati yang masih dirantai. Sakit rasanya diperlakukan seperti itu. Jika boleh memilih, aku ingin bertemu dengan orang yang peduli denganku. Tapi jika itupun sulit untuk dilakukan, bukankah lebih baik aku mati? Tenang saja, tidak sakit rasanya. Aku bahkan sudah terbiasa dengan kata 'mati'.

Sangat sakit hingga hati ini mati rasa. Namun aku masih ingin melihat matahari esok. Egoisnya aku, orang biasa yang hanya ingin mendapatkan perhatian baik dari orang lain. Ketika sudah mendapatkannya, semuanya kembali direnggut paksa. Semuanya, dan aku tidak bisa mengelak. Kepala ini terlalu terbiasa mengangguk seperti orang bodoh.

Sama seperti sekarang...

"Luhan...?" Kyungsoo, untuk pertama kalinya setelah sekian waktu terlewat pun menyapa Luhan yang sedang berjalan sendirian. Wajar saja, Luhan memang dituntut sendiri, tanpa bersosialisasi sewajarnya dengan orang lain. Tentu itu menyiksa Luhan, namun yang lebih menyiksanya adalah dirinya yang hingga kini belum melihat Sehun.

"I-iya...?" Sedikit kikuk bagi Luhan dan Luhan pun sedikit awas pada sekitar. Luhan sejatinya masih takut dengan ancaman Yifan dan tentunya Luhan takut Kyungsoo bernasib sama dengan Sehun.

"Kenapa kau bereaksi seperti itu? Tenanglah aku tidak akan memakanmu. Lagi pula aku hanya ingin mengobrol denganmu. Ayo ke kantin bersamaku" Kyungsoo pun menarik lengan Luhan tanpa meminta dan menerima persetujuan dari Luhan. Namun tetap saja, Luhan hanya menurut dan berharap ayahnya tidak akan mengetahui apapun yang ia lakukan hari ini bersama Kyungsoo.

"Oh ya Lu, belakangan aku jarang melihatmu, apa ada sesuatu terjadi?" Luhan hanya menggeleng, mencoba tidak membuat Kyungsoo khawatir. Hanya dengan gelengan lemahnya, dirinya berharap banyak di sana.

"Ah begitu, aku sempat berpikir terjadi sesuatu padamu karena sewaktu insiden Sehun, aku melihatmu dengan ayahmu di dekat kecelakaan Sehun" meletakkan jus yang telah ia pesan di meja dan tersenyum pada Luhan yang terlihat murung kini. Mendengar nama Sehun, mengingat insiden menyesakkan itu hanya membuatnya semakin ketakutan.

"K-Kyungsoo...aku harus segera ke kelas...ada hal yang harus aku kerjakan" terburu-buru berdiri dari duduknya, namun tangan Kyungsoo sudah mencegahnya untuk pergi dan membuat Luhan semakin panik di sana.

"Ada apa, Lu? Temani aku sebentar saja, ada yang ingin aku sampaikan padamu"

"Tapi..."

"Aku mohon hmm?" Memberi tatapan harapnya pada Luhan dan itu tidak bisa Luhan hindari. Luhan pun kembali duduk walau sedikit terpaksa di sana.

"Apa kau tahu Sehun kecelakaan dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit?" Luhan hanya terdiam. Kyungsoo yang melihatnya hanya bisa melanjutkan kembali ceritanya dan menunggu reaksi apa yang akan Luhan berikan nanti.

"Saat ini Sehun sudah sadarkan diri dan sedang menjalani tahap penyembuhan..." Luhan sedikit tersentak di sana. Walau masih menunduk, Luhan sedikit tersenyum di sana. Setidaknya Luhan bisa mendengarkan kabar yang baik hari ini. Setidaknya Sehun sudah siuman. Setidaknya dirinya bisa sedikit bernapas lega.

"Aku berniat mengatakan perasaanku padanya hari ini. Kau tahu Lu, aku selama ini menyukai Sehun" terlihat Kyungsoo dengan wajah bahagianya di sana. Bercerita dengan begitu bahagia hingga membuat Luhan merasa bersalah karena telah menyimpan rasa pada Sehun. Luhan pun berpikir untuk tidak mengusik kebahagiaan sahabatnya.

Ordinary Person [HunHan] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang