Setidaknya semuanya sudah membaik. Setidaknya...
Semuanya berjalan sesuai yang diinginkan. Semuanya...
Tanpa melihat kebelakang, bahkan seakan mengabaikan. Terlupakan...
Tapi tetap saja, rasa tidak mampu dibohongi. Cinta...
.
.
.
.
.
"Sehun bangun, nak" menarik selimut anaknya yang beberapa hari ini terus saja menyelimuti anaknya dan menutupi diri anaknya hingga ke bagian terdalam.
"Please dad, aku masih mengantuk. Tidak bisakah kau menganggap aku masih sakit?" Berdecak kesal di sana karena ayahnya yang mengganggu tidur nyamannya. Yah beberapa hari ini Sehun memang menjadi anak rumahan. Tidak pernah keluar rumah, bahkan keluar kamar pun tidak pernah.
"Sehun, jangan jadi pemalas. Kau harus membantuku. Nanti saat makan siang, tolong bawakan bekal untukku. Masakkan juga" Sehun hanya memutar bola matanya malas. Saat ini Sehun memang malas untuk melakukan apapun. Mungkin hanya tidurlah keahlian Sehun saat ini.
"Jangan bermalasan. Aku harus berangkat sekarang dan tidak ada sarapan apapun. Kau harus membuatnya sendiri" menatap Sehun yang hanya menampilkan mimik kejutnya dan bersiap ingin melancarkan protes pada ayahnya.
"Dad, aku masih sakit jika kau lupa. Aku tidak bisa memasak" bangun dari tidurnya dan menatap sengit ayahnya yang hanya berjalan tergesa keluar dari kamarnya.
"Jangan menipuku, Sehun. Sudahlah aku berangkat"
"Ck. Menyebalkan"
"Jangan katakan itu pada seorang ayah yang sudah merawatmu tanpa henti" bahkan saat Sehun mengatakan itu, Junmyeon kembali memutar arah dan menatap anaknya dengan tatapan mengejeknya.
"Ah! Sudahlah, pergilah bekerja, nanti aku bawakan makan siangmu. Pergi" Junmyeon tersenyum menang dan kemudian benar-benar pergi dari kamar Sehun.
"Kau yang terbaik!!"
.
.
.
.
.
"Luhan, kau ingin membeli sesuatu? Aku akan keluar sebentar bersama Jongin" menghampiri Luhan yang duduk di samping tempat tidur ayahnya.
"Ah tidak, aku akan keluar sendiri sebentar" Kyungsoo hanya mengendikkan bahunya dan menatap Jongin sejenak.
"Kalau begitu kami pergi dulu. Sampai jumpa" Kyungsoo pun pergi dan meninggalkan ayah dan anak itu.
"Ada apa hmm? Kenapa kau tidak pergi dengan temanmu?" Luhan menggeleng dan Yifan hanya tersenyum di sana. "Kau menunggu seseorang?" Kembali Luhan hanya menggeleng dan Yifan hanya menghembuskan napasnya pelan dengan senyum yang masih terukir di sana.
"Kau tidak merindukan Sehun?" Mata Luhan membulat. Entah mengapa dirinya baru teringat tentang Sehun. Sudah begitu lama dirinya tidak melihat Sehun. Biasanya Sehun akan bersama dengan Jongin atau Kyungsoo, namun sekarang Luhan baru menyadari ternyata ada yang kurang. Sehun tidak pernah datang sejak ayahnya siuman.
"Ayah, sepertinya aku harus ke suatu tempat. Tidak apa aku tinggal?" Bahkan kini wajah khawatir terlihat dengan jelas di wajah Luhan membuat Yifan tersenyum maklum di sana.
"Tidak apa, kau sudah menjagaku selama ini. Aku tidak akan ke mana-mana" setelah mendengar itu, Luhan langsung pergi dari kamar inap Yifan. Berlari sekuat yang ia bisa untuk bisa bertemu dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Person [HunHan] | ✔
FanfictionHidupku bisa dibilang sebagai kisah klise yang pasti semua orang pernah merasakannya, tapi jika boleh aku memohon, bolehkan panggung ini menjadikanku sebagai pemeran utamanya? Aku hanya ingin bahagia tanpa beban berat di punggungku. Egois memang Hun...