Hyunjin mematikan mesin mobil setelah ia selesai parkir. Ia melirik kesamping, disana Jeongin sedang tidur.
Tidak heran sih, perjalanannya memakan waktu 3 jam untuk sampai ke tempat ini.
Ingin Hyunjin bangunkan, tetapi ia tidak tega menganggu ketenangan rubah manisnya itu.
🐚🐚🐚
Jeongin mengerjapkan matanya perlahan, lalu melihat ke arah samping. Ada Hyunjin yang sedang memperhatikannya.
Ah, ia ingat jika ia tidur selama perjalanan tadi dan tiba-tiba saat bangun mereka sudah sampai di tujuan.
"Sudah bangun rubah kecil? bagaimana tidurmu? nyenyak hm?" Hyunjin bertanya dengan suara lembut.
"Kakak kok ga bangunin aku? udah lama nunggu aku bangun?" Bukannya menjawab pertanyaan Hyunjin, ia malah balik bertanya.
"Engga kok. Baru aja kakak tadi mau bangunin kamu walaupun lumayan gatega si ngeliat kamu pules gitu"
"Ooh yaudah kalo gitu ayo turun kak" Pekik Jeongin semangat karena ia melihat keluar jendela dan pemandangan disini sangat bagus serta sejuk.
🐚🐚🐚
Saat ini mereka sedang mendaki untuk menuju ke puncak gunung Bukhansan. Gunung ini terletak di pinggir kota Seoul, butuh waktu hampir 3 jam lamanya dari pusat kota untuk sampai kesini.
Dengan udara yang sejuk karena masih alami. Tak tersentuh polusi udara dari pabrik ataupun kendaraan. Tempat ini cocok untuk di kunjungi oleh orang orang yang merasa suntuk dengan pemandangan kota.
Hyunjin sengaja mengajak Jeongin kesini. Ia tau jika anak itu sangat menyukai pemandangan alam -sama seperti dirinya.
Suasana disini lumayan ramai mengingat hari ini adalah weekend. Walaupun sekarang sudah menuju siang, udara disini tetap dingin, tidak panas sedikitpun. Karena itulah banyak yang memutuskan untuk mendaki ke puncak guna melihat pemandangan yang tidak akan mereka temukan di kota.
Jeongin mengedarkan pandangannya. Di depannya lumayan banyak pasangan yang saling bergandengan dan beberapa keluarga dengan anak mereka.
Ia memekik gemas melihat anak-anak kecil yang berlarian, rasanya nanti saat sudah mempunyai keluarga sendiri ia juga ingin pergi ke tempat tempat alami seperti ini dengan keluarganya kelak.
Hyunjin yang melihat antusias orang di sebelahnya itu tersenyum lembut.
"Ngeliatin apa si dek kok seneng gitu keknya"
Jeongin menoleh.
"Jadi pengen cepet punya anak" Ucapnya polos.
"Yaudah bikin sama kakak" Hyunjin mentap Jeongin dan menaik turunkan alisnya menggoda.
Karena kalimat Hyunjin. Sekarang Jeongin buru-buru berjalan lebih cepat untuk mendahului pemuda tampan itu.
"Heh kakak kok ditinggal si" Kata Hyunjin begitu ia sudah sejajar lagi dengan Jeongin.
"Abis ngeselin"
"Ya katanya pengen punya anak"
"Tapi kan aku masih kelas 10 kakk"
"Loh? kakak juga gabilang bikinnya sekarang hayoooo" Godanya.
Jeongin yang di goda seperti itu merasa kesal.
"Ih tauah aku ngambek" Rengeknya.
Hyunjin tertawa melihat respon kesayangannya itu dan tiba-tiba memeluk Jeongin dari belakang. Merengkuh pinggang mungil itu dengan tangannya.
Sedang Jeongin hanya diam menutup mata menikmati segala afeksi yang Hyunjin berikan.
"Tapi kakak beneran kok dek yang bilang bikin anaknya sama kakak aja" Bisiknya tepat di telinga Jeongin.
Wajah Jeongin memerah tanpa diminta. Ia malu, serius deh. Hyunjinnya ini memang punya banyak cara untuk membuatnya jatuh, jatuh dan jatuh lagi tanpa bisa ia cegah.
"Tunggu kakak ya. Kalau kakak udah selesai kuliah di Amerika nanti dan kakak udah sukses, kakak bakal ke rumah dan langsung lamar kamu" Lanjutnya.
"Pasti bakal lama" Katanya lirih, dadanya terasa sesak lagi ketika mengingat apa yang akan terjadi kedepannya. Menghembuskan nafas kasar berusaha menghilangkan perasaan sesak yang tiba-tiba hinggap di dada.
Hyunjin memutar tubuh Jeongin untuk menghadap ke arahnya.
Kini mereka berdua berdiri berhadapan di pinggir jalan setapak gunung Bukhansan. Saling menyelami ke dalam mata satu sama lain -mencari keteduhan disana.
"Kakak janji berusaha secepetnya biar kamu ga terlalu lama nunggu kakak hm?" Hyunjin berucap lembut serta mengelus pipi Jeongin pelan, berusaha menenangkan kesayangannya itu.
"Janji?" Jeongin berujar tak yakin.
"Kakak janji sayang" Hyunjin tetap berusaha meyakinkan.
"Aku bisa pegang janji kakak kan?" Binar mata rubah kesayangan Hyunjin itu perlahan meredup.
Hyunjin melihatnya, melihat bagaimana keraguan, ketakutan serta ketidak yakinan terpancar jelas di mata si lelaki manis. Rasanya wajar sekali jika Jeongin ber ekspresi seperti itu dan ia bisa memakluminya.
"Ah engga, kakak gabakal ngasih janji doang ke kamu. Tapi kakak bakal buktiin itu semua, secepat yang kakak bisa" Hyunjin tersenyum lalu merengkuh erat Jeongin ke dalam pelukannya.
Jeongin balas memeluk Hyunjin dengan erat. Hancur sudah pertahanannya saat ini.
"Hiksss... aku hikkss.. aku sayangkkh sss-..sama hiksss sama kakak" Isaknya.
"Kakak juga sayang kamu dek" Hyunjin berucap yang ia lanjutkan dengan mengecup kening kesayangannya.
tbc.
sorry for typos❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]
Random"utu utu lucuna kesayangan kakak" -HHJ "apaan si babi" -YJI KADEZO; kakak adek zone