23🌟

313 37 0
                                    

Minggu pagi ini, Hyunjin memantapkan diri untuk menemui rubah kecilnya. Ingin meluruskan semua permasalahan mereka.

Jujur saja semenjak kejadian beberapa hari lalu, ia menjadi tidak fokus untuk belajar karena memikirkan hubungan mereka yang memburuk.

Maka dengan segala keberanian, ia membunyikan bel rumah di depannya.

Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya pagar dibuka oleh Bunda Jeongin.

"Oh? Hyunjin ternyata. Ayo masuk"

Merasa dipersilahkan, ia segera memasuki rumah tersebut.

"Mau nyari Jeongin?" Tanya sang bunda.

"Iya bun. Hyunjin langsung ke kamar Jeongin ya?"

"Iya sana gih. Udah beberapa hari gaikut sarapan, coba kamu bujuk dia"

Hyunjin meringis mendengar perkataan laki-laki manis yang umurnya sudah tak lagi muda itu. Lalu dengan segera ia berjalan ke kamar Jeongin.















🐚🐚🐚

TOK TOK

Hyunjin mengetuk pintu kamar milik Jeongin.

"Adek gaikut sarapan bun" Sahut si kecil dari dalam kamar.

Hyunjin tersenyum kecil mendengar suara yang ia rindukan itu.

Cklek

Lelaki tampan itu mencoba membuka pintu dihadapannya yang ternyata tidak di kunci. Ia segera menghampiri Jeongin yang sedang bergelung di dalam selimut.

Ia sibak selimut yang menutupi tubuh mungil itu.

Merasa terganggu, Jeongin membuka matanya.

Kini kedua matanya dihadapkan oleh pemandangan Hyunjin yang menatapnya intens.

Membuat tubuhnya membeku selama beberapa detik sebelum akhirnya ia kembali sadar.

"Ngapain disini?" Katanya datar.

Hyunjin tersenyum maklum. Ia tidak masalah diperlakukan seperti ini, karena memang Jeongin pantas marah padanya setelah apa yang ia lakukan beberapa hari lalu.

"Ayo turun kebawah, di tunggu buat sarapan" Balasnya lembut.

Jeongin diam dan berlalu menuju ruang makan. Lebih baik ia ikut sarapan daripada muak jika hanya berdua saja dengan Hyunjin.













🐚🐚🐚

Siang ini Jeongin menonton tv di ruang keluarga rumahnya.

Ia berusaha fokus dengan tayangan di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berusaha fokus dengan tayangan di depan sana. Mencoba mengabaikan pemuda di sampingnya yang sedari tadi berusaha menarik atensinya.

Merasa jengah dengan tingkah laku Hyunjin yang mengganggunya, ia memutar bola mata malas.

"Apa sih? bisa diem ga?" Ucapnya ketus.

Hyunjin tersenyum lebar, kesayangannya sudah mau membuka pembicaraan dengannya. Ya walaupun bukan itu kalimat yang ia harapkan keluar dari mulut si kecil sih.

"Kakak mau minta maaf"

"...."

"Maaf buat kata-kata kakak yang kemarin"

Jeongin mendengus.

"Ya" Balasnya tak minat dengan pandangan tetap pada tv. Ia sedang malas sekali meladeni pemuda itu.

Hyunjin dengan paksa menarik pundak sempit Jeongin untuk berhadapan dengannya. Mencengkram erat agar si manis tidak bisa berpaling.

"Maaf, kakak marah-marah kemarin" Ia berujar lirih. Sorot sendu matanya menatap manik bening sang submissive.

Darah Jeongin berdesir. Ia dapat merasakan kesungguhan disana.

Jeongin menghela nafas. Memutuskan mengesampingkan ego.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kakak gasuka kamu deket sama cowok lain dek. Kamu punya kakak"

Jeongin tertawa sinis mendengar penuturan pemuda itu.

"Kenapa? kakak juga deket sama yang lain aku gapernah marah"

Hyunjin mengerutkan dahinya bingung. Tidak paham dengan apa yang disampaikan.

"Hah?" Hanya itu kata yang bisa ia keluarkan. Serius, Hyunjin tidak merasa sedang dekat dengan seseorang kok.

"Lupain" Ia segera menepis tangan Hyunjin dari bahunya.

Percuma saja niatnya ingin bicara baik-baik pada Hyunjin. Pemuda tampan itu justru membuatnya tambah kesal.

Maka ia memutuskan untuk kembali ke kamar dan menguncinya.












🐚🐚🐚

Malamnya Jeongin uring-uringan di kasur. Ia bimbang, tadi ia keterlaluan ya?

Harusnya tadi bisa jadi momen mereka buat saling menjelaskan kan? Tapi kenapa ia malah bodoh seperti itu?

"Arghhhh tau ah" Ia mengerang kesal. Bingung harus bagaimana.

Akhirnya ia memutuskan untuk bermain ponsel. Hingga tanpa ia sadari, sekarang layar ponselnya menampilkan kontak pemuda yang ia cintai, Hyunjin.

"Telfon ga ya?" Ia kembali bimbang. Ingin menelfon tapi gengsi. Tidak menelfon, rindu.




Tiba-tiba ponselnya berdering. Membuatnya tersentak dari lamunan. Ia melihat layar ponselnya yang memunculkan tulisan.

kak Hyunjin💐 is calling


Nah sekarang ia kembali bingung, harus di angkat atau tidak?




Memang, Yang Jeongin ini suka sekali mempersulit hidupnya.




























tbc.


sorry for typo💚

KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang