24🌟

314 38 0
                                    

".....halo?" Setelah berdebat dengan diri sendiri, Jeongin memutuskan mengangkat telfon dari Hyunjin.

"Hai dek"

"Ya..?"

"Kok belum tidur?"

"Belum ngantuk"

"Besok sekolah?"

"Iya"

"Balik bareng kakak?"

"....."

".....kalo gamau gapapa"


"...."

"Halo?"

"Besok aku tunggu di
depan kelas pas pulsek"

"Hah?"

Lalu Jeongin segera mematikan sambungan telefon dan menuju alam mimpi.














🐚🐚🐚

Besoknya sesuai janji, pulang sekolah ini Jeongin berdiri menyandar di dinding depan kelasnya. Kepalanya menunduk memainkan game di ponsel.

Sedang asik bermain, matanya melirik sepatu orang yang tiba-tiba berdiri di depannya. Membuat ia langsung menyimpan ponsel di saku.

Ia mendongak, netranya menatap pemuda tampan di depannya yang sedang terengah-engah .

"Maaf bikin kamu nunggu lama" Pemuda itu berujar seraya mengatur nafas.

"Ayo pulang"

Kata Jeongin yang langsung berjalan meninggalkanya.

Hyunjin yang melihat itu segera menyusul kesayangannya.

Mengimbangi langkah si kecil. Membuat mereka berjalan berdampingan menuju parkiran.

Ingin rasanya Hyunjin merangkul pundak pemuda manis itu dan bersenda gurau seperti biasa.

Tapi apa daya, kenyataannya hanya kecangguan yang menemani mereka hingga sampai di parkiran.












🐚🐚🐚

Mereka memutuskan untuk mampir duduk di pinggir sungai Han sebelum pulang. Sepakat untuk meluruskan segala masalah.

"Jadi... kakak mau ngomong apa?" Jeongin terlebih dahulu membuka suara.

"Maksud kamu bilang kakak deket sama orang itu apa?" Hyunjin menatap pemuda manis itu penasaran.

Sedang Jeongin menghela nafas. Sudahlah lebih baik ia katakan saja sekarang. Masalah hubungan mereka nanti semakin renggang atau tidak itu belakangan. Yang penting sudah tidak akan ada lagi kesalah pahaman.

"Beberapa minggu yang lalu aku liat kakak bawa cewek ke rumah. Malem-malem lagi" Ia berujar pelan. Malas sebenarnya mengingat kejadian menyakitkan itu.

Alis Hyunjin menukik tajam. Dahinya berkerut. Tanda sedang berfikir keras.

Beberapa minggu lalu? cewek? rumah? malam?

Apasih, sekeras apapun ia berusaha mengingat yang di maksud Jeongin tetap saja ia tidak tahu.

"Hah?" Akhirnya kata itu yang terlontar dari Hyunjin, lagi. Sama seperti kemarin.

"Malam minggu kakak ke supermarket" Jeongin memberi arahan.

"OOOOOOOOOOOHHHH" Hyunjin berseru. Akhirnya sekarang ia ingat.

Tapi sebentar deh. Ia kan dengan sepupunya. Lalu kenapa Jeongin harus marah? Toh pemuda manis itu kan kenal dengan sepupunya. Ya walaupun Jeongin dan sepupunya terakhir bertemu saat umur 13 tahun sih.

"Tapi dek, itu Yeji" Ia menjelaskan.

"Hah?" Sekarang gantian Jeongin yang bengong.

Tunggu, tunggu. Itu artinya disini ia yang salah dong?

Tanpa diminta, wajahnya merah padam. Menahan malu, takut-takut jika Hyunjin mengerti alasan ia marah.

"Hmmmmmmm" Pemuda tampan itu meletakkan telunjuknya di dagu. Pura-pura berfikir.

"Jadi kamu ngejauhin kakak gara-gara itu?" Ia menatap Jeongin dengan tatapan jahil.

Membuat wajah si manis menjadi semakin merah.

"Cemburu dong kamu?" Ia tersenyum miring seraya menaik turunkan alis. Menggoda si kecil.

Membuat ia harus menerima pukulan pada pundaknya.

"Duh kok di pukul sih dek" Keluhnya sembari memegang pundak.

"Ngeselin! muka kakak tuh kayak om om pedo!" Jeongin berujar kesal.

Hyunjin tertawa gemas. Ia usak rambut si kecil dan menatapnya dalam.

"Kakak gamungkin sama yang lain kalo cuma kamu yang bisa bikin kakak bahagia" Lalu ia tersenyum lembut.

Sedang Jeongin hanya berdehem canggung.

"Kak Jeno pacar Jaemin. Kakak taukan Jaemin saudara aku. Waktu itu aku nganterin kak Jeno beli hadiah buat Jaemin" Jelas Jeongin tanpa diminta.

Hyunjin tertawa geli. Memikirkan ternyata penyebab mereka bertengkar adalah salah paham.

"Lucu ya kalo dipikir-pikir kita bertengkar gara-gara hal ga perlu gini dek hehehehe"

Jeongin segera memeluk Hyunjin dengan erat. Mendusalkan wajahnya pada dada bidang sang dominan.

"Kangen kakak...." Cicitnya pelan.

"Makanya kalo ada apa-apa tuh bilang. Jangan asal nyimpulin gitu" Ia elus belakang kepala sang submissive dengan lembut.

"Ih iya-iya!" Jeongin mencebik bibirnya kesal. Tahu kok dia kalau ia yang salah. Tapi gausah diperjelas gitu dong. Kan nanti ia tambah ngerasa bersalah.

"Udah ayo pulang aja sekarang" Hyunjin berdiri dari duduknya diikuti Jeongin.

"Gamauuuu. Mau makan gelatto sama kakak" Katanya seraya menggoyangkan lengan pemuda tampan itu.

"Yaudah iya"

"YEYYY AYOOO" Teriaknya kegirangan dan segera menuju mobil.






























tbc.

sorry for typos💙

KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang