17🌟

329 39 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan untuk siswa kelas 12. Itu artinya Chan, Minho dan Changbin akan meninggalkan masa SMA dan melanjutkan jenjang yang lebih tinggi —bangku kuliah.

"Selamat lulus kak" Ucap Felix seraya memberikan bunga dan kartu kelulusan pada Changbin yang ada dihadapannya sekarang.

Pihak sekolah mengadakan acara kelulusan ini di Aula dan untuk pesta setelah kelulusan pun di serahkan sepenuhnya pada murid untuk memilih tempat dan acara dengan bebas.

"Makasih fel" Changbin tersenyum menerima hadiah dari pacarnya.

"Mmm kakak beneran kuliah di Seoul kan?"

Changbin mengelus pucuk rambut Felix lembut.

"Iya kamu gausah khawatir kita gabakal LDR kok" Kekehnya.

Felix tersenyum lebar lalu memeluk sang dominan.

"Aku seneng kakak ga milih kuliah di luar negeri"

"Disini juga ada yang bagus fel jadi buat apa sampe ke luar segala hm"

Changbin menatapnya lembut. Tatapan favoritnya, hanya ia yang boleh mendapatkan tatapan itu, bukan orang lain.

"Tapi Hyunjin udah rencana mau ke luar negeri tuh" Felix berujar seraya mengingat momen saat mereka tengah berlibur semester.

"Mungkin itu udah keputusannya dia fel"

"Tapi aku kasihan sama Jeongin kak" Cicit yang lebih muda.

Changbin tersenyum maklum. Pacarnya ini memang memiliki hati yang lembut. Terlampau peka dengan keadaan orang terdekatnya.

"Kita hanya perlu ngedukung mereka fel oke? jangan ikut campur terlalu jauh ya?" Ia berusaha memberi pengertian pada kekasihnya.

Felix mengangguk. Di fikir-fikkr juga ia tidak mempunyai hak untuk mencampuri urusan mereka. —sudahlah semoga mereka selalu bahagia.











🐚🐚🐚

Sore ini Jeongin berkutat di dapur rumahnya. Ia sedang ber eksperimen memasak menu baru.

"DORRRR"

Hyunjin menepuk pundak Jeongin guna mengagetkan sang empu yang tengah fokus memasak.

"ANJIR" Jeongin berseru. Ia segera membalikkan badannya untuk melihat siapa yang sudah membuatnya kaget.

Memutar bola mata malas kala melihat pelaku yang ternyata Hyunjin. Ia segera melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda.

"Lagi ngapain sih dek?" Tanya Hyunjin yang merasa tidak di hiraukan oleh pemuda manis itu.

"Emang kakak galiat apa?" Balas Jeongin ketus. Ia masih sedikit sebal karena kelakuan Hyunjin tadi.

"Hehehehe galak banget sih dek" Hyunjin hanya cengengesan.













🐚🐚🐚

"TADAAAA" Jeongin meletakkan hasil memasaknya di atas meja makan —spicy fried chicken dengan saus ala dirinya.

"Waaaah mau dong dek" Hyunjin yang sedari tadi di ruang keluarga menunggu Jeongin selesai masak segera bergegas menuju meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaaah mau dong dek" Hyunjin yang sedari tadi di ruang keluarga menunggu Jeongin selesai masak segera bergegas menuju meja makan.

"Gaboleh!" Seru Jeongin main-main.

"Yahhh pelit amat" Hyunjin memasang wajah memelas yang malah menggelikan bagi Jeongin.

"Yahhh pelit amat" Hyunjin memasang wajah memelas yang malah menggelikan bagi Jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Geli anjir" Ujarnya sambil bergidik ngeri.

Hyunjin tanpa memerdulikan ucapan Jeongin segera mendudukan dirinya di kursi dan mulai memakan masakan kesayangannya itu.















🐚🐚🐚


Selesai makan sekarang ini mereka —Hyunjin dan Jeongin sedang tiduran di kamar milik sang submissive.

Dengan posisi berhadapan dan saling memeluk keduanya hanya diam menikmati momen.

Deru nafas yang saling beradu menciptakan kehangatan tersindiri bagi mereka.

"Ga kerasa ya kak sebentar lagi kita udah mau naik kelas" Jeongin memulai pembicaraan dengan salah satu jari telunjuknya bergerak abstrak pada dada bidang sang dominan.

"Hmm kamu bener"

"Sebentar lagi juga kakak bakal pergi" Lirih si kecil. Jari mungilnya yang tadi bergerak pun kini diam.

Hyunjin menghela nafas pelan, sudah ia duga jika kesayangannya akan berbicara seperti itu.

Ia tangkup kedua sisi pipi Jeongin menggunakan tangan besarnya. Mengusap lembut seakan jika kasar sedikit akan menyakitinya.

"Kita udah pernah bahas ini sebelumnya kan dek?"

"—dan kakak juga udah bilang buat nunggu kan?"

"—tapi gapapa, gapapa kalau kamu gamau nunggu kakak"

"—gapapa juga kalau kamu pengen cari yang lain"

Jeongin tetap diam dan menatap Hyunjin intens, ia ingin tahu seberapa ngelantur lagi pemuda tampan itu berbicara.

"—kakak ngerti kok, kakak bakal menghargai kalau emang itu pilihan kamu" Ia menghela nafas berat.

"Tapi kakak ga akan bisa kalau kamu nyuruh kakak ngelupain kamu" Lanjutnya.

"—gabisa je, kamu terlalu berharga buat kakak" Tanpa ia sadari kini matanya mulai memerah.

Jeongin yang dipanggil tidak seperti biasanya itu kini paham, Hyunjinnya serius dengan ucapannya tempo lalu.

Sekarang ia merasa bersalah karena seperti meragukan kesungguhan Hyunjin.

"Kak... maafin Jeongin" Ujarnya lemah .

Hyunjin tersenyum menanggapi. Ia harap semoga setelah ini si mungil tidak membahas perihal kepergiannya lagi. Ia harap Jeongin akan mengerti dirinya sepenuhnya.

"Maaf karena bikin kakak mikir kayak gitu. Jeongin beneran ngerasa bersalah sama kakak"

Setelah menyelesaikannya, ia segera memeluk lelaki tampan itu dengan erat.

Hyunjin menepuk-nepuk punggung Jeongin dengan sayang

"Sekarang ayo kita tidur"



























tbc.


sorry for typos💛

KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang