21🌟

312 38 0
                                    

Setelah insiden beberapa minggu lalu, Hyunjin menjadi semakin sibuk dan itu membuat Jeongin sedih.

Jeongin kan juga ingin malam minggu nanti pergi dengan Hyunjin. Seperti dulu saat pemuda tampan itu belum sibuk.

Jadilah sore ini ia hanya berguling-guling di kasurnya tidak jelas karena bosan.

Akhirnya ia memutuskan untuk nermain ponsel.




"ADEKKKKKKKK SINI TURUN KEBAWAH" Teriakan dari lantai bawah rumah keluarga YANG membuat si bungsu segera menghampiri sumber suara.

"Kenapa sih bun pake teriak segala" Ujarnya.

"Belanja bulanan sana daripada malam minggu kok diem doang di rumah. Jomblo sih" Ledek sang bunda.

"Yaudah dong gausah ngejek. Mana uangnya" Jeongin menadahkan tangan kepada bundanya.

"Tuh bunda lebihin uangnya" Ucap sang bunda seraya memberi uang.

"Yessss adek sayang bunda" Jeongin segera memeluk bundanya dan tersenyum lucu.

"Tapi kakak sama ayah kemana?" Tanya Jeongin saat sadar jika sekarang hanya ada dirinya dan bunda yang berada di rumah.

"Ayah nganterin kakak kamu beli barang"

"Hm? tumben kakak ga sama kak Chan atau kak Felix" Jeongin memiringkan kepalanya lucu.

"Lagi pengen berduaan sama ayah kamu kali"

"Wah parah bundanya sendiri di tikung" Ia terkekeh sendiri karena ucapan bodohnya.

Sedang sang bunda hanya menggelengkan kepala.

"Udah sana buruan beli" Perintah sang bunda.

"Iya iya" Akhirnya ia bergegas menuju supermarket dengan menyetir mobilnya sendiri. Hadiah dari orang tua karena sudah kelas 11.






















🐚🐚🐚

Sampainya di supermarket, dengan segera Jeongin mengambil trolley dan mulai berbelanja sesuai daftar yang ditulis bundanya.

Berbelanja sendiri di malam minggu membuatnya memikirkan Hyunjin. Ia Sebal sekali mengapa di semua tempat harus berhubungan dengan lelaki tampan itu.

Setelah selesai membayar belanjaan, ia bergegas menuju tempat parkir dan meletakkannya di bagasi.

Ia berjalan menuju tempat kemudi. Sebelum membuka kemudi, ia melihat plat nomor mobil yang ter parkir persis di samping mobilnya.

kok kayak familiar.

Ia abaikan pemikiran itu dan langsung pergi menuju rumahnya. Lelah sekali rasanya membawa banyak barang belanjaan sendiri.






















🐚🐚🐚

Sudah pukul 10 malam tapi Jeongin tidak bisa tidur. Masih memikirkan mobil yang familiar tadi.

Lamunannya terhenti saat ia mendengar suara mobil di depan rumahnya. Dengan tergesa ia menyibak tirai yang menutupi jendela kamarnya.

Disana, tepat di halaman rumah Hyunjin, ia melihat mobil yang tadi ia temui di supermarket. Ahh ia baru ingat ternyata itu mobil milik Hyunjin. Pantas saja terasa familiar.

Saat akan kembali ke kasur ia mengurungkan niatnya karena melihat Hyunjin keluar dari mobil bersama seorang gadis yang tidak ia kenal karena gadis itu membelakanginya.

Lama ia mengamati keduanya hingga mereka masuk ke dalam rumah. Ia memutuskan untuk kembali ke tempat tidur.

Menerawang siapakah gadis yang dibawa Hyunjin di rumahnya. pacarkah? tunangan? atau calon istri?

Memikirkan kemungkinan bahwa Hyunjin memiliki tambatan hati membuat dadanya terasa nyeri.

Ia tersenyum kecut, bodoh sekali ia mempercayai kata-kata pemuda itu.

"Terserah aku tidak peduli" Monolognya seraya menenggelamkan diri ke dalam selimut.






Biarlah malam ini untuk kesekian kalinya ia menangis lagi dengan alasan yang sama, Hyunjin.

























🐚🐚🐚

"Kamu kenapa dek?" Sang ayah bertanya ketika Jeongin duduk di meja makan untuk sarapan.

Yang ditanya menatap lawan bicaranya bingung.

"Hah? adek gapapa kok yah"

"Terus itu mata kamu?"

Jeongin mengerutkan dahinya. Total bingung dengan perkataan sang ayah.

"Mata adek masih dua kok yah, masih utuh, masih bisa ngeliat"

Sedangkan Jaebum menggelengkan kepala mendengar jawaban ngawur anak bungsunya.

"Bengkak dek mata kamu" Akhirnya ia menjelaskan.

"IHHH MASA????" Ia segera berlari ke dapur menuju bunda dan kakaknya yang sedang memasak.









"BUNDDDAAAA KAKAKKKKKK" Teriaknya begitu sampai di dapur.

"Apasih berisik" Seungmin berujar ketus.

"Kenapa sayang? gausah teriak-teriak masih pagi ini" Bundanya mematikan kompor lalu mendekat pada Jeongin.

"Mata adek kata ayah bengkak bun. Emang iya ya??" Adunya seraya mengerucutkan bibir.

"Coba sini bunda liat" Ia segera meneliti kedua mata putra bungsunya.

"Eh iya bengkak. Adek kenapa? digigit kecoa nih jangan-jangan"

Kalimat yang di lontarkan bundanya itu membuat Seungmin tertawa.

"Jorok sih jadi orang" Sindir sang kakak.

"Ih engga ya!" Balas Jeongin tidak mau kalah.

"Udah udah nanti bunda kompres matanya biar sembuh oke? Sekarang ayo bantu bunda nyiapin sarapan dulu"

"Okeeee bunda" Balasnya semangat.
































tbc.

sorry for typos💛


KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang