Jeongin sedang duduk dengan tenang dan mengerjakan tugas di perpustakan siang ini, sebelum matanya beralih pada kursi dihadapannya yang sudah diisi seseorang.
Ia mendongak untuk mengetahui si pelaku.
Begitu matanya bertatapan dengan manik tajam dihadapannya, ia tergesa membereskan barang-barang.
"Kamu beneran ngehindar dari aku ya?" Orang itu berujar lirih dan pelan.
Jeongin yang semula akan pergi, menghentikan langkah. Diam di tempat membelakangi si penanya.
"Ga kok" Balasnya singkat dan segera berlalu dari perpustakaan.
Sedang orang itu hanya diam memperhatikan dan tersenyum kecut dengan tangan terkepal menahan marah.
"Kamu ngejauhin aku, Jeongin"
🐚🐚🐚
KRIINGGGGG
Bel pulang berbunyi. Jeongin segera membereskan meja. Ia ingin cepat pulang karena hari ini terasa melelahkan baginya.
Jisung tidak masuk dan tadi ia malah bertemu orang yang sedang di hindari.
Ia berjalan di koridor, namun tungkainya terpaksa berhenti melangkah karena ada seseorang menghalangi jalannya.
"Kenapa?" Ia menatap bingung orang dihapannya.
"Pulang bareng kakak sekarang" Orang itu menjawab dengan nada dingin.
Jeongin hanya memutar mata malas lalu berjalan melewati pemuda itu.
Belum sempat melangkah, pergelangan tangannya di cengkal erat. Ia memberontak berusaha melepaskan diri.
"Kak Hyunjin lepasss sakit" Jeongin berujar saat ia diseret oleh Hyunjin. Pemuda yang sedari tadi menghalangi jalannya.
Hyunjin tetap menyeret Jeongin menuju parkiran lalu membuka pintu mobilnya.
"Masuk" Perintahnya dengan datar.
Jeongin menggeleng.
"Mau pulang naik bus aja" Cicitnya pelan.
"Masuk.selagi.kakak.masih.sabar." Ujarnya penuh penekanan.
Tubuh si kecil bergetar takut, memilih mengalah dan masuk kedalam mobil lalu memakai seatbelt.
Hyunjin juga segera duduk di kursi kemudi dan mulai menjalankan mobilnya.
🐚🐚🐚
Hyunjin menghentikan mobilnya di tepi jalan yang sepi. Jalan ini memang bukan jalan raya, maka dari itu tidak banyak kendaraan berlalu lalang.
"Sekarang jelasin" Hyunjin membuka suara setelah beberapa menit hanya hening.
Jeongin menoleh kesamping, menatap takut pemuda tampan itu.
"A-aa-apa?" Suaranya bergetar menahan tangis. Tidak kuat dengan aura mencekam yang dikeluarkan Hyunjin.
"Kenapa kamu ngehindar dari kakak?" Hyunjin menatap telak sepasang mata rubah dihadapannya.
Jari-jari mungil milik Jeongin menggenggam erat satu sama lain, berusaha mengontrol dirinya agar tidak terlihat lemah.
"Aku nggak ngehindarin kakak!" Ia berseru lantang.
"Oh iya?" Hyunjin tersenyum miring.
"Kalau gitu kemana aja kamu dua minggu ini?" Lanjutnya.
"Sibuk"
"Sibuk? Sibuk kencan sama yang baru heh?" Pemuda tampan itu tersenyum remeh.
"Maksud kakak apa?" Ia bertanya dengan tenang. Tidak ingin tersulut amarah dan berakhir mereka bertengkar hebat.
"Kamu pikir kakak gatau kalau selama ini kamu sama Jeno terus?"
"—apa? kamu suka kan sama Jeno? seneng kan kamu bisa deket sama dia?"
"Kakak ga nyangka sih kamu murahan juga"
Cukup. Jeongin muak mendengar semua kalimat yang terlontar dari Hyunjin. Ia diam, masih berusaha mengontrol emosi. Dadanya sesak, diiringi matanya yang mulai memerah. Menatap pemuda itu dengan tatapan terluka.
Hyunjin tersentak melihat wajah kesayangannya saat ini. Ketara sekali jika si manis mati-matian menahan tangis.
"D-dd-dek maksud kakak nggak gitu" Ia berkata dengan gugup.
"Makasih tumpangannya" Jeongin segera melepaskan seatbelt dan keluar dari mobil.
Berjalan menjauh dari mobil Hyunjin, tidak peduli jika ia bisa tersesat. Toh nanti tinggal telfon kak Seungmin saja untuk minta jemput.
Yang terpenting saat ini adalah ia harus segera pergi sejauh mungkin untuk menata hatinya yang hancur.
🐚🐚🐚
Dua hari sudah Jeongin tidak masuk sekolah sejak pertengkarannya dengan Hyunjin.
Membuat Seungmin total bingung akan sikap adiknya itu.
Maka setelah pulang sekolah, ia sengaja membolos les untuk segera menemui adiknya yang tengah berbaring di kamar.
"Dek kakak masuk ya" Ujar Seungmin seraya menutup kembali pintu kamar Jeongin.
Ia mendekat dan duduk di pinggir kasur adiknya. Menatap lekat pemuda manis yang kini menerawang ke langit-langit kamarnya.
"Kamu ada masalah?" Seungmin bertanya lembut.
"Ga kok"
"Kamu gabisa bohong sama kakak tau"
"....."
"Kalo ada apa-apa cerita aja. Kakak siap dengerin dan ngasih solusi kalo kamu mau"
"...."
"Udah sekarang kamu istirahat aja kakak mau bikin makanan buat kamu" Ucapnya lalu berjalan meninggalkan Jeongin sendiri yang masih berkutat dengan pikirannya.
tbc.
sorry for typos💛
KAMU SEDANG MEMBACA
KADEZO || HYUNJEONG [COMPLETED]
Acak"utu utu lucuna kesayangan kakak" -HHJ "apaan si babi" -YJI KADEZO; kakak adek zone