Namun ternyata ia mendapat kabar dari Haris bahwa ada acara manggung dadakan di cafe omnya Haris. Latte langsung melaju dengan sepeda lipat berwarna putihnya, tidak peduli lirikan orang-orang yang menganggap dirinya aneh.
"Ris, ko bisa dadakan?" tanya Latte.
"Gak tahu, udah sana ganti baju sama cuci muka, muka lo kusam," jawab Haris nyeleneh.
"Ish, lo tahu gak sih? Tadi gua dipanggang abis-abisan di CK!"
"CK? Lo jadi masuk situ?"
"Udah ah, hidup hidup gue. Dah gue mau ganti baju."
"Dasar cewe jutek!" kata Haris sambil mengepalkan tanggannya.
Rambut digerai manja, dengan warna yang hitam pekat membuatnya terlihat sangat cantik. Mini skirt dengan pink t-shirt bertuliskan "Keep Calm" menjadikannya gadis yang sangat manis. Ditambah gaya Korean make up dan white sneakers, lengkap sudah penampilannya untuk manggung hari ini. Ia mulai memetikkan senar gitar berwarna coklatnya. Hari itu ia memilih membawakan lagu "Waktu yang Salah" dari Fiersa Besari.
Semua pengunjung cafe terbawa suasana di saat Latte baru saja memulai lagunya. Setelah selesai membawakan lagu tersebut, tepukan gemuruh melengkapinya.
"Yaelah bucin mulu lo!" ledek Haris pada Latte yang baru saja turun dari panggung.
"Ah bacot lu!"
"Jijik gue lihat lo bucin mulu, gue yakin abis ini lo pasti pesen vanila latte, minuman kesukaan lo itu."
"Suka-suka gue Haris!" ucapnya sambil menjambak rambut Haris.
"Dih apaan sih?! Gue tendang lo, Nil! Baru tahu rasa!"
"Sini tendang kalo bisa!" sambil menjulurkan lidahnya.
Setelah selesai berdebat di depan umum tadi, mereka pun duduk di kursi cafe yang telah disediakan. Seperti biasa, Haris selalu mengintrogasi Latte atas apa yang terjadi setiap hari.
"Dapet cowo baru kagak tadi?" tanya Haris iseng.
"Kagak, tapi menurut penglihatan gue ada satu cowo yang roman-romannye nih suka sama gue," jawab Latte terlalu percaya diri.
"Dih sejak kapan lu geer Vanil?"
"Dia lirik-lirik gue mulu, gimana gue gak curiga?"
"Itu emang elunya ajah yang kegeeran. Namanya siapa?" tanya Haris mulai serius.
"Langit."
"Besok ajak ke sini," kata Haris ngawur.
"Lah loh ko? Baru sehari kenal maen ajak ajah, kagak bisa, terus emang lu sapa gua?" tanya Latte nyelekit.
"Gue cowo yang duduk di samping lo sekarang. Udah jangan banyak bacot, masa Vanil gak bisa sih cuma ngajak cowo ke cafe om gue?" ledek Haris.
"Pokoknya kagak!" jawab Latte dengan muka cemberutnya.
"Hahahaha....... Gak lah Vanil, becanda gue. Ya kali gue nyuruh lo bawa dia, kuker banget kesannya."
"Asem!"
"Besok ke rumah gue ajah, mamah pengin dinner bareng lo, papah gue tugas di luar kota pasti mamah butuh temen cewe. Secara gitu, di rumah cuma ada gue sama abang gue. Nanti gue anter jemput lo ajah di sekolah," kata Haris dengan senyum yang selalu merekah.
---
Keesokan harinya seperti yang sudah direncakan Haris, ia akan mengantar Latte ke sekolah. Di saat Latte sampai di sekolah, Langit ternyata juga baru sampai di sekolah. Langit berhenti sejenak memperhatikan Latte dari kejauhan, sungguh keindahan dalam diam.
"Ish, dasar bego!" ucap Haris tiba-tiba.
"Lo tuh yang bego!" balas Latte tidak mau kalah.
"Ngapain sih lo masuk sini? Bikin gue susah ketemu sama lo!" kata Haris yang terkesan curhat.
"Ini kalimat yang sama kaya yang lo ucapin tiga tahun lalu. Di saat kita beda SMP!"
"Au ah. Jangan cape-cape kuda nil gue," sambil mengacak-acak rambut Latte.
"Hih, upil gorila!" sambil mencubit hidung Haris.
Langit yang melihat kejadian tersebut dari jauh, hanya bisa tersenyum. Entah apa motif dari senyumnya, yang pasti ia ingin tetap dekat dengan Latte.
---
"Latt, pulang sekolah bareng yuk!" ajak Langit tiba-tiba di saat Latte baru saja duduk.
"Sorry, gue gak bisa. Ada acara sama temen," tolak Latte mentah-mentah.
"Temen apa temen?"
"Lagi pula kalo itu cowo gue, bukan urusan lo!"
"Udah ah, gue mau ke lapangan. Ini jamnya bimbingan mental kakak OSIS," lanjut Latte.
---
Setelah kegiatan sekolah usai, jam setengah tiga ini Haris langsung menjemput Latte. Tidak basa-basi Latte langsung menaiki jok motor Haris.
"Eh mba, siapa ya? Perasaan gue gak nungguin cewe jelek kaya lo," ledek Haris. Tiba-tiba Latte memukuli Haris dengan sekuat-kuatnya.
"Dih anjay! Ya udah, gue jalan nih."
"Yee........, baperan amat lu! Sejak kapan lo baperan?"
"Dah lah, berangkat kuy."
---
Ok guys thank's batt yang udah mampir, sorry batt di first chapter gw gk ngasih wejangan apa gitu, elah cringe batt:v. Don't forget to follow, komen, and vote. Dukung penulis muda Indonesia yah:)
Btw cover ini yang buat Zaid, dia bilang baru pemula. Tapi hasilnya bagus 'kan?
So, don't stop for reading this story.
-WW
YOU ARE READING
PRIORITAS
Teen FictionPerjuangan secara singkat, tidak bisa meyakinkan Vanila Latte pada cinta tulus Langit Biru. Namun seiring berjalannya waktu gunungan es juga bisa mencair. Ketika hati mereka mulai menyatu, prioritas mereka tergangu. Bisikan orang-orang sekitar meman...